Pages

TV ONLINE

CARA PASANG TV

26 Oktober, 2012

Halte Bus ’Terbaik’ di Inggris: Intervensi Bermakna bagi Komunitas


Tulisan ini merupakan sebuah refleksi terhadap kisah sebuah halte bus yang pernah mendapat predikat ‘terbaik’ di Inggris Raya. Kisah halte unik ini menggambarkan sebuah wujud intervensi arsitektur yang sangat sederhana yang diprakarsai oleh Bobby Macaulay, seorang siswa sekolah dasar. Intervensi sederhana ini kemudian ternyata mengandung beragam makna bagi komunitas sekitarnya.

Berawal dari Gagasan Seorang Anak

Kisah halte bus yang tidak terlalu terkenal ini terjadi di Unst, sebuah pulau yang juga tidak terlalu terkenal. Unst terletak di ujung utara Inggris Raya, dan berpenduduk hanya sekitar 900 jiwa. Letaknya sedemikian terpencil di kepulauan Shetland, hingga untuk mencapainya dari daratan Inggris pun harus beberapa kali berganti ferry. Nama Unst juga sangat jarang terdengar sebagai tempat tujuan wisata. Tidak banyak obyek wisata yang terdapat di situ, selain dari cagar alam, museum kapal dan sebuah kastil. 

Namun Unst menjadi istimewa dengan kehadiran sebuah halte bus di Little Hamer Road. Halte bus itu sendiri bentuknya tidak banyak berbeda dengan halte-halte yang lain di Inggris; sebuah bangunan kotak beratap dengan dinding transparan. Yang membedakannya dengan halte bus lain adalah di situ orang bisa menunggu bus sambil duduk santai di sofa dengan bantal-bantal, sambil menikmati kudapan hangat, ditemani serangkaian hiasan bunga-bunga serta sebuah komputer. Sungguh seperti berada di sebuah ruang duduk keluarga yang nyaman.


Gambar 1. Halte bus di Little Hamer Road, Unst
Sumber: www.unstbusshelter.shetland.co.uk

Kisah halte bus unik ini berawal sekitar sepuluh tahun yang lalu, ketika Bobby Macaulay, seorang siswa sekolah dasar menulis ke suratkabar setempat mengenai halte di dekat rumahnya yang rusak dilanda badai. Bobby menulis betapa menderita bila ia harus berlama-lama menunggu bus sekolah di tengah cuaca dingin. Pemerintah setempat ternyata segera menanggapi surat tersebut dengan membangun sebuah halte baru.

Seminggu setelah halte itu berdiri, salah seorang penduduk setempat meletakkan sebuah sofa di situ. Keisengan ini kemudian diikuti oleh yang lainnya, hingga sampai saat ini di halte bus tersebut terdapat beraneka ragam benda, mulai dari meja, lukisan, televisi, microwave hingga komputer dan telepon genggam. Pada musim dingin sebagian benda-benda yang ada di halte tersebut disingkirkan sementara karena kuatir dirusak oleh badai kencang yang sering melanda daerah itu. Tetapi para penunggu bus tetap dapat duduk-duduk di sofa dengan menikmati kue-kue yang sehari-hari disediakan oleh ibunda Bobby Macaulay.


Gambar 2. Beraneka ragam kelengkapan Halte Bus Unst
Sumber: www.unstbusshelter.shetland.co.uk


Sekitar bulan Desember halte tersebut menjadi tempat atraksi Santa Claus yang menari dan menyanyi. Sungguh pemandangan yang menyenangkan bagi pengguna halte maupun orang-orang yang lewat di sekitarnya. Pertunjukan musik oleh para ‘pengamen’ di halte ini juga berlangsung selama musim semi dan musim panas.

Menjadi Kebanggaan Komunitas Unst
Halte bus yang lain dari yang lain ini kemudian menjadikan Unst sangat terkenal. Keunikannya berulang kali diliput di berbagai media massa nasional Inggris termasuk BBC, Daily Mail dan Guardian. Buses Magazine memberikan penghargaan sebagai ‘Halte Bus Terbaik di Inggris Raya’. Ratu Inggris bahkan mengirimkan Crown Jewels untuk diletakkan di halte tersebut disertai surat yang menyatakan status halte bus tersebut sebagai ‘By Royal Appointment’. Sebuah kebanggaan yang tak ternilai bagi penduduk pulau kecil ini.


Gambar 3. Mendapat penghargaan dari Ratu Inggris
Sumber: www.unstbusshelter.shetland.co.uk


Saat ini halte bus tersebut menjadi salah satu atraksi turis yang penting di Unst dan terdaftar di dalam situs pariwisata resmi. Dalam setahun, sejumlah lebih dari 1.300 pengunjung telah mengisi buku tamu yang diletakkan di halte tersebut. Angka ini jauh lebih banyak daripada jumlah penduduk Unst! Si empunya ide Bobby Macaulay, yang saat ini berusia 20 tahun dan sering disebut orang sebagai ‘pemilik’ halte bus Unst, kemudian juga membuat situs web beralamat www.unstbusshelter.shetland.co.uk. Situs ini sempat menjadi salah satu dari 10 situs terbaik dalam Yahoo! Find of the Year beberapa waktu yang lalu.

Wujud Intervensi Sederhana yang Bermakna

Meletakkan komputer, televisi dan telepon genggam di tempat terbuka untuk digunakan oleh siapa saja kedengaran sangat mustahil di jaman sekarang ini. Tapi kenyataan itulah yang terjadi di Unst. Nampaknya para penduduk setempat menyadari benar peranan halte bus dalam kehidupan mereka sehari-hari. Mereka pun dengan senang hati menyumbangkan barang, makanan ringan, serta merawat halte bus tersebut, sehingga mereka dapat merasakan kenyamanan di halte itu sampai sekarang. 

Kisah unik halte bus Unst memberikan ilustrasi bagaimana sebuah tempat dapat berperan lebih daripada sekedar menjalankan fungsi utamanya. Pakar psikologi ekologi James Jerome Gibson menuturkan dalam teori affordance, bahwa suatu lingkungan menawarkan berbagai potensi atau kegunaan bagi manusia. “The affordances of the environment are what it offers the animal, what it provides or furnishes, either for good or ill” (Gibson, 1986: 127). Setiap obyek dan tempat mengandung affordance, yang dapat berperan dalam mendukung maupun menghalangi manusia. 

Sebagian dari affordance yang dimiliki sebuah obyek, tempat atau lingkungan, merupakan potential affordances yang masih terselubung, sehingga sangat tergantung bagaimana manusia dapat menggali dan memanfaatkannya sehingga menjadi actualised affordances. Hal ini dijelaskan oleh Heft sebagai berikut. 

potential functional properties of environment considered with respect to an individual, and functional properties of environment that are actualized, that is, selected by that individual as an intentional agent. For a particular individual in a specific locale or place, there is a range of affordances potentially available to be engaged. These affordances exist whether or not they are presently perceived because they inhere in the structure of the environment. (Heft, 2001: 132) 

Dalam kisah di atas, halte bus Unst merupakan sebuah obyek sederhana yang mengandung berbagai affordance. Penduduk Unst terbukti telah berhasil menggali affordance dari halte bus, dan menjadikannya bukan sekedar tempat menunggu bus. Mereka menemukan potensi dari halte bus Unst sebagai tempat bersantai, tempat berkumpul masyarakat dan sekaligus sebagai panggung hiburan. 

Halte ini merupakan sebuah contoh nyata keberhasilan dari partisipasi aktif dan kreatif masyarakat dalam pembentukan lingkungan arsitektur sehari-hari. Halte ini juga merupakan sebuah wujud intervensi arsitektur yang berskala sederhana dan terjadi tanpa sengaja, namun selanjutnya ternyata mengandung berbagai makna yang dapat mengangkat nilai-nilai dalam komunitas. Keseharian yang ada di halte bus Unst menggambarkan bagaimana adanya makanan, televisi serta para pemusik ‘kagetan’ berperan dalam menjadikan halte bus sebagai salah satu pusat kegiatan masyarakat. 

Sebuah obyek arsitektur yang baik selayaknya memiliki hubungan timbal balik yang erat dengan masyarakat pengguna. Meskipun kecil, halte bus Unst bermakna besar sebagai pengikat kebersamaan masyarakat setempat. Dalam korespondensinya dengan penulis, Bobby Macaulay sempat mengemukakan keinginannya agar gagasan semacam ini juga dapat diterapkan di halte-halte bus yang lain. “I would really like for another one to be started up or lots more all over the world. I encourage anyone to start something like this in their hometown/city” (Macaulay, 2004). 

Kisah halte bus Unst menjadi penting untuk direfleksikan dalam kaitannya dengan intervensi arsitektur oleh sebuah kelompok masyarakat. Halte ini menjadi bermakna bukan semata-mata karena keberhasilannya mendapat predikat ‘terbaik’. Tetapi kita perlu merefleksikan bahwa apa yang dilakukan oleh Bobby Macaulay dan penduduk Unst merupakan sebuah intervensi kecil bermakna besar. Tentunya semangat semacam ini patut disebarluaskan sebagai wujud intervensi arsitektur dalam masyarakat.

Referensi

Gibson, J. J. (1986). An ecological approach to visual perception. Hillsdale, N.J.: Lawrence Erlbaum.
Heft, H. (2001). Ecological psychology in context: James Gibson, Roger Barker, and the legacy of William James’s radical empiricism. Mahwah, N.J.: Lawrence Erlbaum.
Macaulay, B. (2004, June 8). Personal email correspondence.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar