Pages

TV ONLINE

CARA PASANG TV

07 Oktober, 2012

CARA MUDAH MENGHITUNG LUAS LAHAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI GPS DAN CITRA SATELIT


Terjadinya perubahan fungsi lahan seolah baru mendapat perhatian ketika timbul permasalahan kota maupun wilayah mengganggu kenyamanan berkehidupan seperti terjadinya banjir, longsor, dan menurunnya total produksi hasil pertanian. Menyusutnya atau bahkan hilangnya luas lahan yang memiliki fungsi ruang terbuka hijau (rth), sawah atau lahan-lahan pertanian, beralih pada fungsi yang dianggap lebih produktif. Pada kota-kota besar di Pulau Jawa seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung luas rth telah berkurang 35% pada awal tahun 1970an – tahun 2000 menjadi kurang dari 10% (Sukawi, 2000), dan Malang berkisar 15%, yang seharusnya memiliki luas minimum 30% dari luas total kawasan. Sedangkan pada fungsi lahan pertanian dari tahun 1992-2002 terjadi alih fungsi lahan pertanian sebesar 64.000 ha/tahun dan 41,1% diantaranya alih fungsi sawah menjadi bukan sawah (Achmad Rachman, M. Noor, Isdiyanto A, 2009: dalam Kemenko, 2009). Perlu dilakukan teknik monitoring perubahan pada lahan skala besar, salah satunya dengan menggunakan teknologi GPS dan citra satelit.

  • Menghitung Luas Perubahan Fungsi Lahan Secara Cepat dan Akurat
Setiap bidang lahan memiliki fungsi sesuai peruntukannya seperti tertuang pada UURI Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang. Selain fungsi yang melekat pada lahan terdapat luas yang umumnya ditandai oleh batas-batas fisik pada lahan. Semenjak terjadinya perubahan fungsi pada luas bidang lahan yang sangat drastis sebagai dampak meningkatnya pertumbuhan penduduk perkotaan dan proses transformasi struktur ekonomi dari yang semula berbasiskan sektor primer (pertanian) menjadi sektor skunder dan tersier (industri, jasa dan perdagangan) guna memenuhi kebutuhan dasar manusia atau ‘butsarman’ berupa pembangunan sarana dan prasarana kota yang praktis tidak dapat dihindari lagi. Maka, agar luas fungsi lahan dapat terkontrol dan dikendalikan, dari sisi teknis harus dilakukan pengawasan secara periodik dan cepat sehingga informasi perubahan luas fungsi lahan dapat segera diketahui, dengan cara menampalkan (overlay) luas fungsi lahan amatan saat ini terhadap data luas fungsi lahan pada tahun sebelumnya yang telah tersimpan pada data base. Hal tersebut dapat dilakukan secara tepat karena bidang lahan memiliki posisi, koordinat, dan bentuk pada lokasi yang sama.
Didukung teknologi GPS (Global Positioning System) dengan tingkat akurasi yang sangat baik (error 1-3m) kesalahan hitung terhadap luas fungsi lahan dibawah 10%. Selain itu, pada GPS mampu dibenamkan citra resolusi tinggi berskala 1:5000 yang tentunya telah dilakukan georeference guna menambah tingkat akurasi data lebih sempurna pada saat melakukan proses penghitungan luas. Mendigitasi hingga menghitung luas bidang lahan menggunakan perangkat GPS dapat dilakukan dengan 8 langkah:




  • Memetakan Hasil Perubahan Lahan 
Berbeda dengan cara manual yang masih menggunakan media kertas pada saat dilapangan dan beberapa catatan-catatan khusus agar mudah diingat, melalui teknologi GPS dan citra satelit bentuk-bentuk khusus permukaan lahan akan terekam dan tercatat sesuai keadaan di lapangan dan tidak perlu merasa kuatir salah pada saat penggambarannya. Bentuk lahan sangat beragam dan unik karena tidak pernah sama secara posisi, koordinat, maupun lokasinya, yang akan mempengaruhi total luasannya. Keunikan suatu lokasi juga ditunjukkan dengan terdapatnya ketinggian permukaan lahan (topografi) yang terekam oleh GPS sebagai salah satu fasilitas perangkat pengukur ketinggian (altimeter).
Hasil pemetaan lapangan (ground truth) melalui GPS dapat dengan mudah diunggah (upload) ataupun diunduh (download) untuk diproses lebih lanjut tergantung kebutuhan analisis yang diinginkan.


  • Kelebihan dan Kekurangan Menggunakan Teknologi GPS dan Citra Satelit
Saat ini berkembang dan bermunculan alat serta teknologi tinggi yang beragam hasil penyempurnaan yang terdahulu, salah satunya adalah teknologi GPS yang makin mengikuti kebutuhan penggunanya. Menggunakan sistem operasi windows yang sangat familiar bagi penyuka komputer sehingga memudahkan dalam pemrosesan data lebih lanjut.
Kelebihan dalam pemakaian GPS dan citra satelit dibanding dengan cara-cara manual terutama pada saat pengoperasian dan penyimpanan data di lapangan antara lain, pembuatan attribute (informasi yang melekat pada lahan), dan penggambaran bidang lahan (digitasi) yang mampu menghemat waktu, tenaga dan biaya.
Sedangkan kekurangannya, sangat bergantung kehadiran sinyal satelit (minimal 4 buah), dimana semakin banyak jumlah sinyal tertangkap oleh GPS akan memperkecil kesalahan hitung. Daya tangkap sinyal pada GPS sangat dipengaruhi sekelilingnya, semakin bebas dari bangunan, pepohonan besar, dan ketidakcerahan cuaca akan memberikan akurasi semakin baik.
Pada wilayah yang luas setara kota atau kabupaten, pengamatan perubahan fungsi lahan perlu melibatkan teknologi penginderaan jauh.


  • Memilih Jenis GPS
Sebelum menentukan GPS yang akan digunakan terlebih dahulu mengetahui jenisnya agar sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Dibedakan 3 macam berdasar jenisnya yaitu, 1) GPS Geodetic, memiliki sistem penerima (receivers) dual frekwensi yaitu mampu menangkap 2 sinyal L1 dan L2 bersamaan. GPS tersebut umumnya digunakan untuk keperluan survey dengan tingkat akurasi sangat tinggi dan tingkat kesalahan dibawah centi meter, misalnya kegiatan survey: konstruksi, jalan bebas hambatan, pengeboran, dan lain sebagainya. 2) GPS Mapping memiliki frekwensi tunggal (single frequency) yang berfungsi menerima dan mengumpulkan data-data spatial untuk kemudian dituangkan dalam kegiatan GIS/SIG (sistem informasi geografis). Tingkat ketelitian GPS ini termasuk medium (menengah) dengan kesalahan dibawah meter hingga beberapa meter (<10m). Perangkat ini biasa digunakan untuk kegiatan pemetaan. 3) GPS Navigasi biasa digunakan oleh masyarakat pada umumnya. Perangkat ini memiliki kemampuan lebih rendah dari GPS Mapping karena keterbatasan pada track log maupun penyimpanan waypoint (www.garmin.com) dan bahkan fasilitas kompas ataupun altimeter tidak ditemui.
Untuk keperluan menghitung luas perubahan fungsi pada lahan cukup menggunakan GPS Mapping dengan tingkat kesalahan (error) hingga 1m.


  • Kebutuhan Teknologi GPS
Karakteristik permukaan atau tutupan lahan (land cover) tidak pernah sama di bumi ini karena setiap tempat memiliki koordinat yang berbeda. Perbedaan karakteristik itulah menjadikan banyak informasi yang dapat disampaikan. Dibandingkan dengan cara manual (tidak menggunakan GPS), proses penandaan (geocoding) dan penggambaran (digitasi) dengan menggunakan GPS menjadi lebih akurat misalnya; letak sumber mata air, letak fasilitas umum maupun sosial, letak monumen, letak bidang lahan, letak dan luas genangan, penggambaran batas luas bidang lahan, dlsb.
Dengan kemampuan teknologi GPS semakin tinggi, mampu membaca citra satelit resolusi tinggi yang dibenamkan di dalamnya, sehingga makin memudahkan memperoleh data yang diinginkan. Tidak lagi terjadi kesalahan lokasi, posisi, maupun bentuk pada batas-batas bidang amatan, seperti yang terjadi pada cara-cara manual. Teknologi GPS selain menjadi salah satu perangkat wajib di bidang ilmu penginderaan jauh juga digunakan berbagai bidang ilmu lain, pertanian, perencanaan, sipil, pengairan, dlsb. Transformasi data dari teknologi GPS bukan lagi menjadi kendala. Akhirnya, penggunaan teknologi GPS hanyalah sebuah pilihan.


  • Pustaka
1. GPSMAP 60CSx with sensors and maps owner’s manual, Garmin Ltd., 2. Garmin International, Inc. 1200 East 151st Street, Olathe, Kansas 66062, USA, 2005-2007
3. Getac PS535F user’s manual
4. GeoVISI GIS Textbook- GPS, PT. GeoVISI Mitratama & Garmin.
5. GPS Beginner’s Guide, Garmin, 2008
6. www.navigasi.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar