tag:blogger.com,1999:blog-20666956695972426412024-02-19T13:25:22.244+07:00arsitekturAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/11514233467275761672noreply@blogger.comBlogger115125tag:blogger.com,1999:blog-2066695669597242641.post-52547243760955946172012-11-03T12:05:00.002+07:002012-11-03T12:05:35.200+07:00Memilih Jenis dan Material Jendela<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>JENIS-JENIS JENDELA</b></span></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam menentukan tipe jendela, pilihlah yang paling sesuai dengan konsep rumah anda. Bagian-bagian dari jendela adalah daun jendela, kusen, kaca, handle, engsel. Adapun tipe-tipe jendela adalah sebagai berikut:</div>
<div style="text-align: justify;">
<ul>
<li><b>Jendela Geser</b></li>
</ul>
</div>
<div style="text-align: justify;">
Sesuai namanya, jendela dengan tipe ini, dibuka dengan cara digeser (sliding window), baik horizontal maupun vertikal (double hung).</div>
</span><br /><div style="text-align: center;">
<a href="http://warnaimpian.com/site/wp-content/uploads/2011/12/window_cleaning.jpg"><img height="213" src="http://warnaimpian.com/site/wp-content/uploads/2011/12/window_cleaning.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Jendela Geser atau sliding windows</div>
<div style="text-align: center;">
Sumber Gambar: Nancy’s Cleaning</div>
<ul>
<li><b>Jendela dengan Engsel atau Jendela Ayun</b></li>
</ul>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
Beberapa jenis jendela ayun (swinging window) adalah casement (buka samping), jungkit atau awning (engsel terletak di atas kusen), hopper (engselterletak di bawah kusen), dan nako (jalusi)<a name='more'></a></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<a href="http://warnaimpian.com/site/wp-content/uploads/2011/12/Screen-shot-2011-12-21-at-2.25.08-PM.png"><img height="320" src="http://warnaimpian.com/site/wp-content/uploads/2011/12/Screen-shot-2011-12-21-at-2.25.08-PM.png" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Jendela Ayun atau Swinging Windows</div>
<div style="text-align: center;">
Sumber Gambar: Houzz</div>
<b><ul>
<li><b>Fixed Windows</b></li>
</ul>
</b><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tipe jendela seperti ini umumnya hanya berupa lubang kaca yang tidak dapat dibuka sehingga tidak berfungsi untuk mengalirkan udara.</span></div>
<br /><div style="text-align: center;">
<a href="http://warnaimpian.com/site/wp-content/uploads/2011/12/One_skylight.jpg"><img height="260" src="http://warnaimpian.com/site/wp-content/uploads/2011/12/One_skylight.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Fixed Window</div>
<div style="text-align: center;">
Sumber Gambar: Accent Building Products</div>
<br /><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>MATERIAL JENDELA</b></span></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
Beberapa material jendela yang umum digunakan adalah kayu dan alumunium.</div>
</span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
Jendela Kayu</div>
</span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
Material kayu banyak digunakan untuk rumah tropis, klasik bahkan modern. Kualitas kayu dilihat dari kekuatan, kepadatan dan besarnya kemungkinan susut atau muai kayu. Kayu jati memiliki karakteristik yang kuat dan kokoh, tapi harganya cukup mahal karena tingginya kualitas dan kelangkaannya. Kayu kamper adalah jenis kayu yang umum digunakan, seperti kamper Samarinda, kamper Singkil, kamper Medan, kamper Kompas dan kamper Banjar. Untuk saat ini, jenis yang terbaik adalah kamper Samarinda.</div>
</span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
Jika Anda memutuskan untuk menggunakan material kayu, pastikan kayu yang digunakan adalah kayu yang sudah dikeringkan (oven). Hal ini untuk mengurangi muai dan susut kayu setelah terpasang. Kayu rentan terhadap rayap. Untuk itu, pastikan material kayu telah diberi anti rayap sebelum dipasang. Selain itu, perawatan berkala untuk antirayap juga perlu dilakukan untuk menjaganya.</div>
</span><br /><div style="text-align: center;">
<img height="213" src="http://warnaimpian.com/site/wp-content/uploads/2011/12/replacement-windows-5.jpg" width="320" /></div>
<div style="text-align: center;">
Sumber Gambar: Style Roofing</div>
<br /><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Jenis finishing untuk jendela kayu adalah melamic atau duco. Untuk melamic, warnanya natural kayu dan serat alami kayu masih terlihat sehingga memberi kesan hangat dan natural. Duco lebih kelihatan plastis karena seluruh serat kayu tidak terlihat sehingga kesannya lebih modern.</span></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebagai upaya perlindungan yang optimal terhadap paparan cuaca luar, gunakan cat <b>Jotun</b> <b>Gardex Premium Gloss</b> atau <b>Semi Gloss</b> untuk melapisi material kayu yang membingkai jendela rumah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<ul>
<li><b>Jendela Alumunium</b></li>
</ul>
</div>
<div style="text-align: justify;">
Finishing untuk jendela alumunium adalah anodizing biasa (warna asli alumunium) dan powder coating (putih atau coklat). Untuk menghindari kebocoran pada jendela aluminium, pastikan pemasangan yang benar dan aplikasikan silicon gel (sealant) pada sambungan antara pinggiran kusen dan dinding.</div>
</span><br /><div style="text-align: center;">
<a href="http://warnaimpian.com/site/wp-content/uploads/2011/12/velux-skylight-kitchen.jpg"><img height="237" src="http://warnaimpian.com/site/wp-content/uploads/2011/12/velux-skylight-kitchen.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Sumber Gambar: Mainline Contractor</div>
<br /><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Apa pun pilihan model, jenis dan material jendela yang Anda pilih, selalu ingat bahwa jendela merupakan salah satu elemen terpenting pada bangunan. Sesuai pilihan tersebut dengan karakteristik rumah dan fungsi yang ingin dicapai. Dengan pilihan jenis dan material yang tepat serta peletakannya yang sesuai, maka rumah Anda akan terasa lebih nyaman dan indah.</span></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11514233467275761672noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2066695669597242641.post-80325694293868661862012-11-03T11:48:00.001+07:002012-11-03T11:48:22.706+07:005 Kesalahan Dalam Perencanaan Rumah<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<a href="http://mandorbangunan.files.wordpress.com/2008/06/3d-building-construction-image2.jpg" style="clear: left; display: inline !important; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: justify;"><img height="240" src="http://mandorbangunan.files.wordpress.com/2008/06/3d-building-construction-image2.jpg?w=627" width="320" /></a><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
Hampir setiap orang berangan-angan mempunyai rumah impian milik mereka sendiri, dan hampir tidak ada batasan apapun untuk mendefinisikan rumah impian menurut imajinasi mereka. Namun mewujudkan rumah impian tidaklah semudah ketika Anda memimpikannya. Butuh perencanaan yang matang dan dengan budget yang terencana pula.</div>
</span><br /><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ada sedikitnya 5 kesalahan yang sering dilakukan oleh orang-orang yang mencoba untuk merencanakan rumah impiannya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<ul>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Merencanakan rumah tanpa memperhatikan peraturan pemerintah setempat tentang mendirikan bangunan</b></span></li>
</ul>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kesalahan ini berakibat fatal. Peraturan pemerintah tentang mendirikan bangunan dibuat bukan tanpa tujuan, namun peraturang-peraturan ini bertujuan agar lingkungan tetaplah tertata dan kepentingan umum tetap dilindungi. Hal ini jangan sampai Anda acuhkan. Tidak akan ada kesempatan lagi untuk memperbaiki apa yang salah jika bangunan Anda sudah berdiri. Yang ada adalah Anda harus berurusan dengan pemerintah, bahkan pula harus berhadapan dengan sanksi-sanksi. Dan hal ini malah akan jauh lebih menyulitkan Anda ketimbang Anda mengurus semua yang diperlukan sejak awal Anda hendak membangun.<a name='more'></a></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<ul>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Merencanakan rumah tanpa memperhitungkan ukuran dan lokasi dimana rumah akan dibangun</b></span></li>
</ul>
</div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
Hal ini sama saja dengan Anda menggambar tanpa memperhatikan kertas gambar Anda, sehingga tanpa sengaja Anda menggambar hingga ke papan meja gambar Anda. Tentu saja hal ini merupakan kesalahan yang fatal. Bayangkan penyesuaian yang harus dilakukan di lapangan jika hal ini terjadi. Anda tidak hanya berurusan dengan uang dan waktu Anda pribadi, namun berarti pembengkakan tenaga kerja dan material juga. Akan lebih baik jika Anda membuat perencanaan rumah yang mungil kemudian Anda dapat mengembangkannya kemudian.</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<ul>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Merencanakan rumah tanpa memperhitungkan budget</b></span></li>
</ul>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tidak dapat dipungkiri, uang Andalah yang berperan sebagai bahan bakar dalam proyek perencanaan rumah impian Anda ini. Tentukan budget Anda, sesuaikan dengan gambaran rumah impian Anda dan kemudian lakukan pengendalian pengeluaran seperlunya.</span></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
<ul>
<li><b>Menyerahkan proses perencanaan rumah kepada orang yang tidak professional.</b></li>
</ul>
</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Mungkin hal ini bisa memangkas pengeluaran Anda, namun tanpa Anda sadari, Anda telah melakukan kesalahan yang cukup fatal. Orang yang tidak professional biasanya melakukan hal atas asas coba-coba. Dan Anda pasti tahu bahwa biaya trial and error seperti ini sangatlah besar. Karena itu, kalau memang Anda mengingingkan jasa seseorang untuk membantu Anda merencanakan rumah impian Anda, pastikan dia adalah orang yang professional dan mengetahui seluk beluk perencanaan rumah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<ul>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Hanya mengandalkan opini dan keputusan desainer yang sudah Anda sewa tanpa melakukan riset Anda sendiri.</b></span></li>
</ul>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Desainer interior atau arsitek professional tentulah merupakan seorang yang ahli tentang perencanaan rumah. Namun Anda jangan hanya menurut saja apa kata mereka, karena Andalah pemilik rumah itu nantinya, bukan mereka. Karena itu lakukanlah riset Anda sendiri, sejauh yang Anda mampu. Sehingga ketika tiba waktunya para desainer tersebut memberikan opini dan masukan-masukan desainnya kepada Anda, Andapun telah siap dengan kisi-kisi mengenai rumah impian Anda. Ingatlah, bahwa mereka `hanyalah` membantu Anda dalam pewujudan rumah impian Anda namun Andalah `sutradara`nya. Anda yang dapat menentukan bagaimana rumah impian Anda nantinya. Jangan selalu menerima desain-desain jika Anda tidak merasa pas dan mantap.</span></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Melakukan perencanaan rumah seperti ini bukanlah hal yang mudah. Bahkan bisa dikatakan dengan bercanda, bahwa para arsitek telah menghabiskan waktu beberapa semester kuliah untuk mempelajari hal ini. Namun jika Anda sudah mengetahui prinsip-prinsip kesalahan ini, Anda dapat merencanakan rumah impian Anda dengan lebih baik.</div>
</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11514233467275761672noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2066695669597242641.post-6258339116005448842012-11-03T11:41:00.000+07:002012-11-03T11:54:45.700+07:00Memilih Fasad Yang Cocok Untuk Rumah Minimalis<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both;">
</div>
<div style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: justify;">
<img height="240" src="http://mandorbangunan.files.wordpress.com/2012/08/3d-building-construction-image19.jpg?w=627" width="320" /></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
Fasad atau yang biasa kita kenal dengan tampak muka depan dari bangunan, pada umumnya mempunyai karakter atau ciri khas. bukan saja bentuknya, tetapi mulai dari bahan material, tekstur sampai dengan pemilihan warnanya. Selain itu bentuk fasad bangunan juga bisa menyesuaikan dengan tren pada masanya. Selain itu Tren juga dapat mempengaruhi pemilihan warna yang tepat / cocok untuk Fasad dari bangunan itu sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kenapa Warna menjadi salah satu unsur utama dalam menghasikan totalitas suatu desain. Karena pemilihan warna yang tepat bisa memperindah desain suatu fasad bangunan. Mengingat setiap warna pada fasad menghasilkan passion (gairah) dari suatu bangunan. Sehingga warna dapat mempunyai daya tarik tersendiri dan dapat mempengaruhi secara psikologis pada diri pemilik rumah. Hadirnya kesan dan suasana sebuah desain, baik atau buruk sangat tergantung pada pilihan warnanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kesamaan unsur warna dan komposisi antar warna yang cocok, serta kejelian dalam memadukan jenis warna, akan menghasilkan suatu fasad yang indah, harmonis, dan enak dipandang. Maka teliti dalam pemilihan warna pada fasad bangunan, karena pengaruh warna pada fasad dapat menimbulkan berbagai macam kesan bangunan, sebagai contoh :</div>
</span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
<ol>
<li>Warna dengan karakteristik memberikan kesan tenang dan damai bisa menciptakan kesan yang sejuk pada lingkungan sekitar, yaitu adanya perpaduan warna hijau dan biru tua.</li>
<li>Warna dengan karakteris lembut, nyaman, menarik dan romantis, seperti abu-abu, pink, orange, ungu.</li>
<li>Warna dengan karakteristik warna ceria, yaitu warna kuning, warna ini merupakan warna terang yang memberikan kesan ceria dan hangat. Untuk menyeimbangi warna tersebut pada fasade bangunan dapat menggunakan warna putih atau krem.</li>
<li>Warna dengan karakteristik individual dan berani, yaitu warna merah termasuk dalam kategori ini, warna ini memiliki karakter yang berani, energi yang sangat tinggi, memberikan suatu kesan vitalitas yang tinggi, dan dapat memberikan kesan kepribadian yang kuat.</li>
<li>Warna dengan karakteristik bebas, ringan, dan juga mudah, yaitu warna putih, atau warna alami (seperti warna kayu) , warna ini adalah warna netral yang bisa difungsikan untuk mengkombinasikan berbagai karakteristik warna, sehingga banyak sekali fasad bangunan yang memakai warna putih. dan dapat memberi suasana ketenangan dan mengandung arti spiritual tersendiri.</li>
</ol>
</div>
</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11514233467275761672noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2066695669597242641.post-90145044945261691812012-10-29T12:51:00.000+07:002012-10-29T12:53:36.645+07:00Ukuran, Jenis, dan Kualitas Bata<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<img src="http://wm-site.com/wp-content/uploads/2012/05/ukuran-bata.jpg" /><br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Saat ini ukuran batu bata yang beredar dipasaran mempunyai ukuran dimensi bervariasi baik yang dijumpai dari hasil pabrikasi maupun hasil pekerjaan lokal atau industri rumah tangga. Untuk bangunan, ukuran standard yang biasa dipergunakan adalah :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<ul>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Panjang 240 mm, Lebar 115 mm dan Tebal 52 cm</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Panjang 230 mm, Lebar 110 mm dan Tebal 50 cm</span></li>
</ul>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Penyimpangan yang diijinkan untuk ukuran tersebut adalah : Panjang maksimum 3%, Lebar maksimum 4 % dan Tebal maksimum 5%.</span><br />
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Jenis Batu Bata :</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<ul>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Batu Bata Tanah Liat, terbuat dari tanah liat dengan 2 kategori yaitu bata biasa dan bata muka. Bata biasa memiliki permukaan dan warna yang tidak menentu, bata ini digunakan untuk dingding dengan menggunakan morta(campuran semen) Ssebagai pengikat. Bata jenis ini sering disebut sebagai bata merah. Bata muka , memiliki permukaan yang baik dan licin dan memupnyai warna dan corak yang sragam . Disamping dipergunakan sebagai dinding juga digunakan sebagai penutup d dan sebagai dekoratif.</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Batu Bata Pasir – Kapur, sesuai dengan namanya batu bata ini dibuat dari campuran kapur dan pasir dengan perbandingan 1 : 8 serta air yang ditekankan kedalama campuran sehingga membentuk batu bata.</span></li>
</ul>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Klasisifikasi Kekuatan Bata</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<ul>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Berdasarkan Kuat Tekan</span></li>
</ul>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<ol>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Mutu Bata Kelas I : Kuat Tekan Rata – rata lebih besar dari 100 kg/cm2.</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Mutu Bata Kelas II :Kuat Tekan Rata-rata 80 – 100 kg/cm2</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Mutu Bata Kelas III : Kuat Tekan Rata-rata 60 – 80 kg/ cm2</span></li>
</ol>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<ul>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Berdasarkan Compressive Strength (Bata Jenuh air ) dan Penyerapan Air</span></li>
</ul>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><br />
<ol><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
<li>Batu Bata Kelas A : Compressive strength diatas 69,0 N/mm2 dan nilai penyerapan tidak lebih 4,5 %</li>
<li>Batu Bata Kelas B : Compressive strength diatas 48,5 N/mm2 dan nilai penyerapan tidak lebih 7%</li>
</span></ol>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Kualitas Batas :</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<ul>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Batu bata harus bebas dari retak atau cacat, dan dari batu dan benjolan apapun</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Batu bata harus seragam dalam ukuran, dengan sudut tajam dan tepi yang rata.</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Permukaan harus benar dalam bentuk persegi satu sama lainuntuk menjamin kerapian pekerjaan.</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Mempunyai ukuran, kuat tekan dan daya serap air yang dipersyaratkan</span></li>
</ul>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Pengecekan Batu bata yang baik :</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><br /></b></span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial; font-size: 14px; line-height: 24px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://wm-site.com/wp-content/uploads/2012/05/serapan-air-bata.jpg" style="color: #ff6600; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;"><img alt="" class="alignnone size-full wp-image-2246" height="288" src="http://wm-site.com/wp-content/uploads/2012/05/serapan-air-bata.jpg" style="margin: 0px 10px 10px; padding: 0px;" title="serapan air bata" width="384" /></a></strong></div>
<div style="text-align: justify;">
<ol>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Secara visual pengujian batu bata yang baik dan mempunyai kekuatan yang baik akan memberikan suara dering jika diketok. Sebuah suara kusam menunjukkan batu bata yang lembut atau goyah.</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sebuah batu bata yang baik tidak harus menyerap lebih dari sepersepuluh jumlah air. Sebuah tes yang sederhana dapat dilakuakn dengan cara : Mengambil sebuah batu bata dan menimbang ukurannnya, kemudian batu bata direndam air selama 24 jam, kemudian berat air ditimbang. Selisih i hasi timbangan setelah direndam dan sebelum direndam maka dapat dihitung jumlah daya serap air nya.</span></li>
</ol>
</div>
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11514233467275761672noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2066695669597242641.post-43486546106499160692012-10-29T12:32:00.001+07:002012-10-29T12:32:24.474+07:00Metode Pelaksanaan Plumbing<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div style="text-align: center;">
<img src="http://wm-site.com/wp-content/uploads/2012/05/pekerjaan-plumbing.jpg" /></div>
<div style="background-color: white; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><b>Instalasi Air bersih :</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<ul>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Hal yang perlu diketahui terlebih dahulu adalah denah Plumbing serta Diagram </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Isometri dimana dapat diketahui jalur-jalur instalasi pipa itu diletakkan.</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pemasangan pipa dilaksanakan setelah pasangan bata dan sebelum pekerjaan </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">plesteran dan acian, fungsi untuk menghindari bobokan yang menyebabkan kere</span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">takan dinding. (Untuk instalasi dalam bangunan).</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Untuk pemasangan di luar bangunan seperti pipa saluran air hujan dikerjakan </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">setelah pekerjaan plesteran diselesaikan.</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pipa yang melewati plat dak atau balok atau kolom beton harus dipasang sparing </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">atau pemipaan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan pengecoran.</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pipa yang posisi/letaknya sudah betul segera ditutup dengan plug/dop yang tidak </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">mudah lepas (menghindari kotoran/adukan masuk sehingga terjadi penyumbatan).</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Hindari belokan pipa/ knik pipa dengan pembakaran.</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Posisi pipa pada kamar mandi harus disesuaikan dengan saniter</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Rencana instalasi air bersih diletakkan pada perempatan nat keramik / as </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">keramik, simetris dengan luas keramik.</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Setelah instalasi terpasang segera diadakan test tekanan pipa :</span></li>
</ul>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> - Untuk pipa Gip maximum 10 Bar</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> - Untuk pipa PVC maximum 6 Bar<a name='more'></a></span></div>
<br />
<div style="background-color: white; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><b>Instalasi air Kotor</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<ul>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Hal yang perlu diketahui :</span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Denah instalasi dan diagram isometris pipa air kotor serta jalur pembuangan.</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Hindari /jangan terlalu banyak percabangan.</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sambungan harus betul-betul rapat.</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Untuk air bekas (mandi/cuci) harus dibuat Manhole untuk kontrol pembersihan (bak </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">kontrol) pada tempat-tempat tertentu.</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Untuk lubang saluran pembuang harus diberi saringan.</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sparing harus melebihi rencana peil lantai beton & tebal beton. </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">( diatas plat = 25 cm, dibawah plat = 15 cm ), bagian atas supaya ditekuk atau </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">digepengkan / ditutup dengan cara dipanaskan.</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Posisi sparing harus sesuai dengan type saniter (jika saniter telah ditentukan).</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Jika saniter belum ditentukan , dipakai sistem Block Out.</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sparing Clean out harus dipasang bersamaan dengan sparing closet (bila ada), di</span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">mana letak sparing clean out berada di samping atau dekat dengan sparing closet, </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">fungsinya adalah untuk pembersihan apabila closet terjadi penyumbatan.</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Fan out dipasang bila dalam instalasi saluran kotor banyak percabangan dengan </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">saluran pembuangannya lewat shaft. Fungsinya untuk mengurangi tekanan udara </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">pada pipa pada saat closet di gelontor dengan air.</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Floor drain supaya diletakkan jauh dari pintu dan dekat dengan kurasan bak.</span></li>
</ul>
</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><b>Saluran Air Hujan.</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<ol>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pipa diletakkan persis dibawah lobang talang yang telah diberi torong talang.</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pipa saluran air hujan dapat dipasang menempel di dinding luar dengan mengguna</span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">kan lem atau dapat ditanam di dinding bila berukuran < 2 “.</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Bila saluran pembuang air hujan berupa saluran tertutup harus dibuat bak kontrol pa</span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">da pertemuan pipa air hujan dengan saluran pembuang.</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Bila terdapat sambungan, arah shock harus sebelah atas, dan penyambungannya </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">harus benar-benar kuat.</span></li>
</ol>
</div>
<div style="background-color: white; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><b>Saluran Pipa Wc ke Septictank</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<ul>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pipa saluran dari closet menuju ke septictank harus diperhatikan kemiringannya, ka</span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">rena kemiringan pipa dapat memperlancar penyaluran kotoran apabila digelontor </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">dengan air, kemiringan minimal 2 %.</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pipa sebaiknya dipergunakan kwalitas yang baik atau minimal type D.</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Jangan ada percabangan untuk pipa yang ditanam di tanah (bangunan 1 lantai), ka</span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">rena bila ada penyumbatan susah untuk perbaikannya. </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Untuk bangunan bertingkat (ada shaft) harus dibuat clean out dan fan out.</span></li>
</ul>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><b>PENYAMBUNGAN PIPA</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<ul>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Alat : Gergaji, </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Amplas, </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Lem PVC, </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Shell tape, </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kunci Pipa</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Untuk pipa PVC, dipotong sesuai dengan ukuran ujungnya diamplas terlebih </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">dahulu dan dibersihkan oleskan lem pada ujung dan dalam shock (penyambung) </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">segera masukkan gerakan arah lurus jangan diputar, tunggu sampai kering. </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Apabila belum kering betul posisi sambungan jangan digerakkan, karena akan </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">menyebabkan lem yang telah dioles menjadi tidak rekat.</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pada sambungan pipa yang mempunyai drat terlebih dulu dibungkus sheeltape </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">secukupnya pada drat sisi luar baru dimasukkan drat dalam dan diputar sampai </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">kencang dan rapat.</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pada penyambungan pipa besi lebih banyak dipakai sistem drat dan las. </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Untuk penyenaian pipa minimum 4 baris/alur/drat.</span></li>
</ul>
</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11514233467275761672noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2066695669597242641.post-83851014886736539912012-10-29T12:12:00.002+07:002012-10-29T12:12:44.315+07:00Septic tank dan resapan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div style="text-align: justify;">
<img src="http://wm-site.com/wp-content/uploads/2012/05/septictank.jpg" /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Septic tank berkaitan erat dengan aktivitas biologis seluruh penghuni rumah. Agar tidak mudah penuh dan mampat, diperlukan rancangan yang tepat. Rancangan dan pemeliharaan yang tidak tepat, dapat membuat septic tank tidak berfungsi dengan baik</span>.</div>
<div style="background-color: white; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Septic tank adalah sistem sanitasi yang terdiri dari pipa saluran dari kloset, bak penampungan kotoran cair dan padat, bak resapan, serta pipa pelepasan air bersih dan udara. Agar septic tank tidak mudah penuh dan mampat, perlu diperhatikan hal-hal berikut:<a name='more'></a></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Kemiringan pipa</b>. Kemiringan menentukan lancar tidaknya proses pembuangan limbah. Selisih ketinggian kloset dan permukaan air bak penampung kotoran, sebaiknya sebesar mungkin. Agar mengalir lancar, kemiringan pipa minimal 2%, artinya setiap 100cm terdapat perbedaan ketinggian 2cm.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Pilih pipa saluran yang tepat</b>. Pipa saluran sebaiknya berupa pipa PVC. Ukuran minimalnya adalah 4 inci. Rumah yang memiliki banyak toilet, sebaiknya menggunakan diameter pipa yang lebih besar. Buatlah saluran dengan lurus tanpa belokan, karena belokan atau sudut, rentan mampat.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Sesuaikan kapasitas dengan kebutuhan</b>. Untuk rumah tinggal dengan jumlah penghuni hingga empat orang, cukup dibuat septic tank dengan ukuran 1,5mx1,5mx2m. Bak endapan dan sumur resapan bisa dibuat dengan ukuran 1mx1mx2m. Semakin banyak penghuni rumah, semakin besar ukuran yang dibutuhkan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Bak harus kuat dan kedap air</b>. Dinding, dasar, dan penutup bak utama harus kedap air, agar limbah tidak mencemari lingkungan. Bak endapan dan resapan sebaiknya memiliki dasar berupa campuran kerikil dan pasir.</span></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Spesifikasi bahan untuk pembuatan septic tank tersebut antara lain:</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<ul>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">dinding septic tank terbuat dari pasangan batu bata 1pc: 4 ps</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">lantai kerja dari cor beton tanpa tulangan</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Penutup sep tic tank terbuat dari beton bertulang dengan ketebalan 12 cm sehingga kuat menahan beban kendaraan melintas diatasnya.</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">resapan terbuat dari bahan ijuk, pasir, dan kerikil.</span></li>
</ul>
</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11514233467275761672noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2066695669597242641.post-45169669812621861772012-10-28T19:29:00.001+07:002012-10-28T19:29:27.974+07:00Perancangan Lanskap<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<h1>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: large;">Perancangan Lanskap Tepi Jalan</span></span></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><div style="font-weight: normal; text-align: justify;">
Desain lanskap pada kawasan pinggir jalan ini sangat mempengaruhi sebagian besar rancangan lanskap kawasan di sekitarnya; baik itu perumahan, industri, olahraga atau wisata. </div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-weight: normal;"><br /></span></div>
<span style="font-weight: normal;"><div style="text-align: justify;">
Tujuan dirancangnya lanskap pinggir jalan ini adalah untuk mewujudkan lingkungan jalan yang serasi, yang dapat memenuhi fungsinya sebagai pengarah, teduhan, pelindung dari silau lampu kendaraan, penghalang bunyi, dan untuk memperindah pemandangan. </div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kebutuhan Ruang<span style="font-weight: normal;"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-weight: normal;"><div style="text-align: justify;">
Zon lanskap yang meliputi kawasan jalan kaki dan kawasan penanaman perlu disediakan pada kedua tepi jalan yang disesuaikan dengan lebar jalan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</span></span><div style="text-align: center;">
<img height="136" src="http://sarastiana.com/wp-content/uploads/2011/09/1zonalankap.jpg" width="400" /></div>
<div style="text-align: center;">
<img src="http://sarastiana.com/wp-content/uploads/2011/09/1zona.jpg" /></div>
<strike><div style="text-align: center;">
<strike><img src="http://sarastiana.com/wp-content/uploads/2011/09/1zona1.jpg" /></strike></div>
</strike><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><a name='more'></a><br /></span>Perancangan Lanskap Tropis</h1>
<h1>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><div style="font-weight: normal; text-align: justify;">
Tropis adalah suasana, keadaan yang terletak pada bagian belahan bumi dimana matahari selalu diatas kepala sehingga terkadang akan dijumpai suatu benda tidak mempunyai bayang-bayang. </div>
<br /><div style="font-weight: normal; text-align: justify;">
Kebiasaannya, taman tropis diterapkan untuk keadaan tertentu, seperti istana kerajaan (untuk menciptakan suasana nyaman) à tanaman berbunga dan wangi, kolam dan air muncrat atau air jatuh. </div>
<br /><div style="font-weight: normal; text-align: justify;">
Beberapa rancangan juga memiliki keterkaitan khusus, seperti Ficus religiosa (Pohon Bodi) untuk taman-taman candi Buddha, yang sering digunakan untuk membuat suasana hutan mini dan sesuai untuk meditasi. </div>
<br /><div style="font-weight: normal; text-align: justify;">
Untuk kegunaan awam, sering dipilih tanaman-tanaman yang useful, seperti untuk memasak (bumbu dapur), obat-obatan, untuk dimakan buahnya, atau keindahan. </div>
<br />Perlu Diperhatikan</span></h1>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><ul>
<li style="text-align: justify;">Adakah bangunan tetangga atau disekeliling yang perlu ditutupi? </li>
<li style="text-align: justify;">Berapa banyak sinar matahari dapat masuk ke dalam area taman?</li>
<li style="text-align: justify;">Apakah dalam taman memerlukan area terbuka? Apakah material yang akan digunakannya? </li>
<li style="text-align: justify;">Rumput, Paving stones atau Pabble? </li>
<li style="text-align: justify;">Apakah akan digunakan tanaman merambat? Kadang jenis ini dikombinasikan kepada dinding, pagar, pergola, gazebo, dll. </li>
</ul>
</span><h1>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Hal yang terkait dengan pemilihan tanaman : <br /><ul>
<li><span style="font-weight: normal;">Ukuran tapak untuk taman; </span></li>
<li><span style="font-weight: normal;">Iklim mikro maupun mikro; </span></li>
<li><span style="font-weight: normal;">Lokasi; </span></li>
<li><span style="font-weight: normal;">Kesukaan penghuni; </span></li>
<li><span style="font-weight: normal;">Dengan atau minimum pemeliharaan; </span></li>
<li><span style="font-weight: normal;">Matahari </span></li>
<li><span style="font-weight: normal;">Kebutuhan bayangan; </span></li>
<li><span style="font-weight: normal;">Karakter tanaman itu sendiri à ukuran, kecepatan tumbuh, kesesuaian, dan sebagainya. </span></li>
</ul>
Jenis Tanaman: <br /><ul>
<li><span style="font-weight: normal;">Pohon dan Palem </span></li>
<li><span style="font-weight: normal;">Perdu berbunga dan tanaman merambat. </span></li>
<li><span style="font-weight: normal;">Tanaman berdaun saja </span></li>
<li><span style="font-weight: normal;">Tanaman untuk menghasilkan efek tropis </span></li>
<li><span style="font-weight: normal;">Tanaman untuk di tepi laut </span></li>
<li><span style="font-weight: normal;">Tanaman di dalam pot </span></li>
</ul>
Pemeliharaan Tanaman dan Pengembangannya</span></h1>
<div style="text-align: justify;">
<ul>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tidak ada tanaman yang tanpa perawatan sama sekali. </span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Beberapa jenis pemeliharaan tanaman : </span></li>
</ul>
</div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
<ol>
<li>Weeding (penjarangan) </li>
<li>Pruning (pemotongan) </li>
<li>Raking up leaves (memperbaiki susunan daun) </li>
<li>Removing dead branches (menghilangkan cabang yang mati) </li>
<li>Forming (pembentukan) à untuk tanaman tertentu. </li>
<li>Mulching (Penyabutan) à menjaga kelembaban tanah di sekitar akar) </li>
<li>Watering (penyiraman) </li>
<li>Pesticide (pemusnahan hama)</li>
</ol>
</div>
</span><div>
</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11514233467275761672noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2066695669597242641.post-32451013674760175982012-10-28T18:39:00.001+07:002012-10-28T18:39:20.207+07:00Konsep dari Karya Arsitektur yang Gagal Untuk Diaplikasikan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Karya arsitektur dapat dikatakan berhasil apabila dapat diwujudkan dalam bentuk yang nyata. Namun ketika desain tersebut hanya berupa gambar dan tidak diwujudkna dalam kehidupan ataupun di bangunan sangatlah tidak berarti apa-apa, bias dikatakan itu hanya berupa arsip dan koleksi gambar.</span></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Inilah beberapa karya arsitektur yang memiliki desain yang sangat mengagumkan namun tidak dapat diaplikasikan ke kehidupan nyata.</div>
</span><div class="post-body entry-content" id="post-body-1188188845471388144">
<div style="text-align: justify;">
<br />
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>1. Beacon of Progress Designed around 1891 for Chicago Illinois</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Rencananya adalah sebuah menara batu setinggi 457 meter di Jackson Park, Chicago. Design yang memenangkan penghargaan ini dikemukakan oleh Professor MIT Désiré Despradelle, seorang Prancis. Dengan lebih banyak dukungan dana, bangunan ini bisa jadi bangunan buatan manusia tertinggi di dunia saat itu.</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeu30xvG__5KVQld9k4g-T_WOF72WJXSjbq2wIqkk5odQp6n4Gb_VRU3YRnaN5G-aeeOK-WRzKLcrHT-GeJlcDDN-Qfmpsh5qhT6NuIBMpmUnPA-zvjQcd2HNs7J-So0CLixJiz33KN4vj/s400/1.jpg" /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
</div>
<div style="text-align: center;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxUDPkt-cTcRWEtZAyVr_QHrzbmbp8DtrERqnmc2gRhjUnLZjIrGk9QGGsFAAWl1XdRfkv8FUZQEtgAUwpPNGPztowTsMCwkkl4uJgQ8Yck5zPR3HvxHB-nh4TRNQlTUuw405QCnIWoZsA/s400/11aatribst5.jpg" /></div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
</div>
</div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
<b>2. Hotel Attraction Designed in 1908 for New York City</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hotel Attraction maunya menjadi gedung tertinggi di New York pada saat itu. Didesign oleh Antoni Gaudi, tinggilnya adalah 360 meter, dan tampaknya sangat tak mungkin pada waktu itu. Sedikit sekali fakta yang diketahui tentang proyek ini sampai ketika tahun 1956, sebuah buku berjudul “The NEw World Called Gaudi” diterbitkan. Tidak jelas mengapa proyek ini dihentikan.<a name='more'></a></div>
</span><div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"><br />
</span></b></div>
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4RwaYd14HJxWGxt1sXlKXbcTU12BwsTwR0qAjyKxipnmNqQSFfrNL5Uulp2gy6Tk6-sYlaMMlpajDxzMaIEb2AUE0XboSpuskeECwqPAdK5KP2f1gq_GBuBDxokRfloLaqRHR7jeWGFGN/s320/1+%25281%2529.jpg" /></div>
<br /><div style="text-align: center;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiU79ydzrB2OLhqAtfhuQ4q_bTYZcBJvZsfFC1_gWPeoC7wZ-NBTBeI4ePOgSHO9ZR8-IYLC1kZwcsl5LENy0mVmXtC5odhHQhPORZY8IuoZQdHRAxvZkQbgUkPXwjr8LBBAz3sp-96WBbU/s400/NYCCROSS.GIF" /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>3. Tatlin’s Tower Designed around 1917 for St. Petersburg Russia</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tatlin’s Tower kalau jadi dibangun, akan membuat Eiffel Tower terkesan mini. Rencananya, bangunan ini terbuat dari besi, kaca, dan baja. Menara ini tadinya akan dijadikan simbol modernitas. Bentuk utama menara ini adalah twin helix yang naik secara spiral sampai tinggi 400m, dimana orang2 bisa ditransportasikan ke atas, melalui jalur itu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
</div>
<div style="text-align: center;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdeFfay5j-OfX9sqFgCugPUdijQXELKSjGuTer0fooWP-CdhbDTS8PpBfK9NOcPkPS9O8u_Q2IrdFBSa3bTTeWgjF0ZR5HCztWROSL4YSpWV1O_rShJtp6UaUPL7xXrx79DesDLNXzeMVr/s320/6.jpg" /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
</div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
<b>4. Ville Contemporaine Designed in 1922 for Paris France</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
The Ville Contemporaine tadinya hendak dijadikan tempat tinggal bagi 3 juta penduduk. Ville ini dikemukakan oleh arsitek Swiss-Prancis Le Corbusier. Bagian tengah bangunan ini direncanakan adalah sekelompok pencakar langit 60 tingkat yang dibangun dengan logam baja dan diselubungi oleh dinding kaca. Digunakan untuk kantor dan apartemen. Tidak jelas mengapa proyek ini dihentikan.</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br />
</div>
<div style="text-align: center;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwLu4-uJts4b-hj5LWcM3I0dtLlu9obce2caZe7avkMmHyqhF1kBMB2EQBzFO47RuP0iBxRF3AwL8GmoYvHSRqFUdTXIX5yuMZnFowEqYAAqrWzL1PqVNMUjiDI5vdLHYSlgcg8RTLmxqJ/s400/5.jpg" /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
</div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
<b>5. Volkshalle (The Great Dome) Designed around 1930 for Berlin Germany</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
The Volkshalle (People’s Hall) adalah sebuah bangunan monumental yang direncanakan oleh Adolf Hitler dan arsiteknya Albert Speer. Ia tadinya akan menjadi bangunan paling impresif dan penting di Berlin, sebagai tanda kehebatan Hitler. Untungnya, bangunan ini tidak jadi didirikan karena perang.</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br />
</div>
<div style="text-align: center;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_ShXfbynYsLxyet3vtOPo_fIGYKYePLv9yc6LdNIX1J_hTUFNZABPQF71JNxLdnCvzmgUM4DmcT0Ae6JcqVtub3TvpSsif-d3HsQg5shVHeTfr42gvGuOBHemDMnf0qEvO23LP6y3NwNi/s400/8.jpg" /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>6. Palace of Soviets Designed in 1933 for Moscow Soviet Union</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Jika Palace of Soviets jadi dibangun, ia akan menjadi struktur tertinggi di dunia. Konstruksi yang dipelopori oleh Boris Iofan’s ini sebenarnya sudah dimulai di tahun 1937 dan diberhentikan karena invasi Jerman. Tahun 1942, bahan besi nya digunakan untuk membuat jembatan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
</div>
<div style="text-align: center;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHnmMIFkKLHz5xAGXkmj2d_vKMAjyLi4BQBeJ-qGNGDEUaGsrOM8L0fPl5qHHvBEMAZQRRyUHORRVgNbisnfDKdIvIGY7zD02XkBH_k7T2-mzD756iMFYxevROsqty_T3h_0QQ-jRrFZkH/s400/9.jpg" /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>7. The Illinois Designed in 1956 for Chicago Illinois</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">The Illinois tadinya akan menjadi pencakar langit setinggi 1.609 meter yang divisikan oleh Frank Lloyd Wright. Wright percaya bahwa bangunan ini mungkin dibuat, pada waktu itu. Design nya terdiri dari 528 tingkat, dengan luas daerah kotor 18,46 kaki persegi. Masalah yang timbul adalah ruang yang diperlukan untuk mendirikan pencakar langit itu kurang, dan terbatasnya lift (elevator) yang diperlukan. Hal itulah yang akhirnya menggagalkan proyek ini.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>8. Ultima Tower Designed in 1991 for San Francisco California</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Design ini tampaknya sungguh tidak mungkin (liat saja ilustrasi proyeknya diatas), tapi sebaliknya, sangat keren jika bisa dibuat. Arsitek Eugene Tsui mendapat ide bangunan ini dari hasil belajarnya di San Fransisco. Struktur ini akan menggunakan energi hasil konversi energi atmosferik dengan cara mengubah energi yang dihasilkan perbedaan tekanan udara dari atas dan bawah bangunan ini menjadi energi listrik. Bangunan ini memiliki 500 lantai (2 mil tingginya) dan diharapkan menjadi tempat tinggal sekitar 1 juta penduduk.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
</div>
<div style="text-align: center;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhu7nYY_DNzXbsuSjBadom6XwY2Nws7X5XqFXGtbZRKd2bXQCWAz2nBqcyAcxjVUT4FyjaY3AEP9qJ-Vz1fX31jwHGpnSDFJAya6KjzOsASswooWX1XAR8XIJt1-ZB6hfVRzfcH_AuXyqdU/s400/10.jpg" /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>9. Fourth Grace / The Cloud Designed in 2002 for Liverpool England</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Walaupun banyak orang yang menganggap kalau Fourth Grace adalah proposal terjelek, Arsitek Will Alsop memenangkan penghargaan design untuk proyek yang dinamakannya “The Cloud” ini. Proyek ini diberhentikan karena masalah dana yang membludak untuk membangun design spiral yang mahal. Fourth Grace didesign untuk kantor, 107 kamar hotel, dan 50000 sq ft fasilitas termasuk bar, restaurant, dan gallery.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
</div>
<div style="text-align: center;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8K7RIttQgVH8vkmM15l5cvNvvwRlM-vZfE0i0xZ7QJWoEf7H1x_OdBe5djjo0IAQ4O7BcZZF9e2Cmwe_L9c4nfVqHY1o2aQkdTZuPmqyqwc86fUXqacJ65YNFtIHl1KH66GKO6Ksrput3/s400/3.jpg" /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>10. Shimizu Mega-City Pyramid Designed in 2004 for Tokyo Japan</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">The Shimizu Mega-City Pyramid adalah sebuah piramid buatan raksasa di Tokyo Bay, Jepang. Struktur itu 12 kali lebih tinggi dari Piramid Giza, dan mampu menampung 750.000 manusia. Itu akan menjadi hasil bangunan manusia yang terbesar sepanjang sejarah. Piramid ini sebenarnya dibangun dengan 55 piramid yang lebih kecil dan saling ditumpuk. Masing2 piramid kecil ini besarnya sebanding dengan Luxor Hotel di Las Vegas. Alasan proyek ini tak bisa dibangun adalah karena design mega piramid ini tergantung akan material canggih yang ringan namun sungguh kuat, yang pada saat itu masih belum ada.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9s4gliQ85LdpYY1pq5SN2bKd19AIHoc1NnsVmEoab7VLLjJ5WEepp1q417VZTRBUlXyygLourkT0Dcd6rEpLxA036P8K0LNcIifoBs7LuZnE_gQQm4KNVYr8NKIPJCqzRLTF9_oQmUzV0/s400/7.jpg" /></div>
</div>
</div>
</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11514233467275761672noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2066695669597242641.post-82261009964897997022012-10-28T18:21:00.002+07:002012-10-28T18:21:28.431+07:00 MENGGAMBAR PERSPEKTIF<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: justify;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEip7KeOtDArwTVsS0H7LYjV2bq5rBiKaGtA3iVRYOkehCgBO4TjSIloeapGPCX3JSb0HqBi5psVTe04RGaIWc95n8qMxw8Pq-br0VJcjKRAAZ_QxgQu5-cMT9VHF3NYgPxZAUb_aVcdnylg/s320/perspektifbaru.jpg" /></div>
<br />
<br />
<div class="post-body entry-content" id="post-body-6810988937441120909">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pengetahuan tetang cara kerja gambar perspektif untuk memperlihatkan bagaimana tamapak gedung yang direcanakan itu setelah selesai pembangunannya. Pendekatan perspektif cukp akuran untuk studi awal bahkan untuk orang awam, dan bagi orang yang telah ahli dalam menggambar. Gambar perspektif dapat digunakan untuk presentasi dalam pelaksanaan proyek pembangunan. Cara yang terbaik utnuk belajar adalah dengan membaca teks berikut ini dan memperhatikan ilustrasi-ilustrasi, sementara itu diharapakan untuk menyediakan pensil dan kertas untuk melakukan memulai sketsa-sketsa sesuai dengan petunjuk yang diberikan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pespektif dua titik, yaitu dengan dua titik utama yang hilang, sangat sering digunakan dalam membuat sketsa-sketsa gambar. Sedangkan untuk perspektif satu dan tiga titik hilang dibahas nanti lebih lanjut. Metode gambar perspektif dua titik yang dibahas sekarang bukan satu-satunya metode yang dapat doi pakai dan standar baku dalam membuat gambar perspektif, namun keunggulan untuk metode ini lebih sederhana dan mudah untuk di mengerti. Produk gambar akhir metode ini akan mirip dengna gamba ryang dihasilkan oleh metode-metode lainnya. Belajarlah untuk menggunakan pendekatan perspektif sampai lancar sebelum mencoba menggambar perspektif dengan menggunakan alat mekanis.<a name='more'></a></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Istilah-istilah dalam Menggambar Perspektif:</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<ol>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Horizon: Tinggi pandangan mata seseorang yang melihat gambar. Letak garis horizon ini dibawah garis tanah untuk pandangan mata cacing; letakkan di atas untuk memperoleh pandangan mata burung; letakkan dekat dengan horizon untuk pandangan normal. </span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Garis tanah: landasan objek yang ingin digambar. Letakkan garis tanah di bawah garis horizon untuk memperoleh pandangan mata burung; letakkan dekat dengan horizon untuk pandangan mata normal; letakkan di atas garis horizon untuk pandangan mata cacing. </span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Garis ukur vertikal: bagian dari objek terdekat dengan orang yang melihat objek tersebut. Garis ukur ini juga merupakan garis di mana dimensi ketinggian diukur. Letakkan di sebelah kiri untuk melihat bagian kanan objek lebih banyak, letakkan sebelah kanan untuk lebih banyak melihat bagian benda sebelah kiri. Jarak-jarak vertikal dapat diukur atau diperkirakan dengan menggunakan skala yang uniform. </span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Titik hilang: titik pada garis horizon dimana garis-garis sejajar yang horizon bertemu. Letakkan titik-titik ini berjauhan untuk gambar perspektif jauh; letakkan titik tersebut berdekatan untuk memperoleh pandangan dekat. </span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Garis hilang: Garis-garis horizontal dari obyek yang menyatu di titik-titik hilang. Bagian yang paling dekat (mulai dari garis ukur vertikal) lebih panjang dari pada bagian berikutnya yang ada di belakangnya, dan begitu seterusnya. Apabila titik-titik hilang terlihat jauh terpisah, jaran ini lambat laun akan mengecil pada saat mendekat titik hilang; apabila titik hilang tersebut dekat dengan yang lainnya, jarak-jarak akan menyempit dengan cepat.</span></li>
</ol>
</div>
<ol start="1" style="margin-top: 0in;" type="1">
</ol>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9EWHqOwaRjLdBKIfM0EzKTszRQnV0hue3ymbpqzKva-1ChlPOKVeVbITzSnlQCIjI9SbFUpgfyZLiso_XQvSzzQ85RBPK5SVbMUbMYFdhAAfgihOL18TILJhXO_OEqnWL-3XBOWEVLE56/s1600/perspektif-titik6+%25281%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9EWHqOwaRjLdBKIfM0EzKTszRQnV0hue3ymbpqzKva-1ChlPOKVeVbITzSnlQCIjI9SbFUpgfyZLiso_XQvSzzQ85RBPK5SVbMUbMYFdhAAfgihOL18TILJhXO_OEqnWL-3XBOWEVLE56/s320/perspektif-titik6+%25281%2529.jpg" width="316" /></span></a></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Tata Cara Menggambar Perspektif:</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pandangan mata burung merupakan prosedur yang termudah apabila ingin belajar menggambar perspektif. Prosedurnya adalah sebagai berikut:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<ol>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Buat garis horizon yang dikehendaki. Mungkin diperlukan penggaris panjang untuk menarik garis panjang. </span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tentukan titik-titik hilang </span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Buat garis tanah obyek </span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Buat garis ukur vertikal </span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tentukan perkiraan total ketinggian obyek pada garis ukur vertikal. </span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tentukan perkiraan total lebar dan kedalaman sebauh obyek pada garis-garis hilang. Ingat bahwa jika garis ukur vertikal tidak di tengah-tengah tetapi lebih berada di sebelah kanan, jarak pada obyek bagian kana akan terlihat lebih pendek dari pada jarak yang sama di bagian kiri, dan sebaliknya. Namun, jarak dengan arah horizontal selalu akan kelihatan lebih kecil dari pada jarak yang sama pada garis ukur vertikal. Untuk memperkirakan jarak horizontal kea rah mana saja, masukkan total panjang yang dierkirakan pada garis-garis hilang. Gambar garis-garis silang dari sudut-sudut yang berlawanan sebagai figur yang mempunyai empat sisi. Perpotongan garis in8i merupakan pusat luasan perspektif. Gambar garis tengah lurus melalui perpotongan diagonal tersebut. Proses ini dapat dilakukan berulang kali sesuai keinginanm dan ruang-ruangnya akan selalu terbagi menjadi dua bagian. Titik ini kemudian dapat digunakan sebagai dasar untuk memperkirakan jaraj-jarak yang diinginkan. </span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Langkah ke-5 dan 6 akan membentuk sebuah kota yang cukup besar yang memuat obyek secara keseluruhan. Dari sini obyek dibentuk dan menggunakan metode pada langkah ke-6 untuk memperkirakan jarak. Hanya masa-mas yang besar saja yang dibentuk; perkirakan detail-detailnya dengan mata. Setelah melakukan latihan-latihan sedikit maka akan lebih mudah untuk memperkirakan secara praktis setiap dimensi. </span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Bila bentuk obyek, dalam hal ini rumah, telah selesai, hapus garis-garis yang tidak perlu, buat sketsa-sketsa pohon, semak-semak, orang-orang, dan garis-garis yang penting dipertegas. Buat catatan-catatan untuk judul yang dikehendaki untuk melengkapi sketsa.</span></li>
</ol>
</div>
</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11514233467275761672noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2066695669597242641.post-40908800951161349362012-10-28T18:11:00.003+07:002012-10-28T18:11:58.778+07:00METODE PERANCANGAN ARSITEKTUR<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<h3 class="post-title entry-title" style="text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwdxfOZGiJZuV7gz92w7wzsTg4YJNd_NL9xYHIDXJrTB35ZD7KwUadZeg2z4PIIqk1FACelaPheIpCG8IrXw6iF7VMPW3HN2KdYy10ao7sWqBtg2IRROWJ_OIBR906sQEnsSI70stSOCfi/s1600/livingroomperspektif2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; display: inline !important; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" height="232" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwdxfOZGiJZuV7gz92w7wzsTg4YJNd_NL9xYHIDXJrTB35ZD7KwUadZeg2z4PIIqk1FACelaPheIpCG8IrXw6iF7VMPW3HN2KdYy10ao7sWqBtg2IRROWJ_OIBR906sQEnsSI70stSOCfi/s320/livingroomperspektif2.jpg" width="320" /></a></h3>
<div class="post-body entry-content" id="post-body-5218601814857895682">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b><b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Esensi metode perancangan arsitektur:</span></b><i> </i></b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Keberadaan karya arsitektur harus dapat membawa makna manifestasi kehidupan dalam bentuk/ekspresi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Maka dari itu karya arsitektur harus mengandung: </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<ul>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Keindahan </span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kekuatan </span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Keteduhan </span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Keharmonisan </span></li>
</ul>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Keamanan Dalam fisik bangunan keterpaduan: </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<ul>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Fungsi </span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tata ruang </span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Struktur </span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kenyamanan </span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Interior </span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Mekanikal/ elektrikal </span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Utilitas </span></li>
</ul>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Bentuk Karya arsitektur berhasil maka</b>: Terjadi KOMUNIKASI arsitektur yang serasi antara karya arsitektur dengan pengguna/ pengamat.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pengamat sesuai FUNGSI<a name='more'></a></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>BANGUNAN ≠ ARSITEKTUR</b></div>
<br /><div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Komunikasi arsitektur terjadi bila mencakup dua hal: </b></span></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> <div style="text-align: justify;">
<ul>
<li>Bagaimana karya suatu arsitektur dapat mengekspresikan fungsi dan misi yang dikandungnya </li>
<li>Bagaimana pengamat menyadari , memahami, dan menerima apa yang di komukasikan oleh karya arsitektur, kemudian membuat respon terhadap ekspresi karya arsitektur. </li>
</ul>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Sedangkan tingkat persepsi dan penafsiran karya arsitektur yang dilakukan pengamat/pengguna tergantung: </b></div>
<div style="text-align: justify;">
<ul>
<li>Tingkat pengalaman </li>
<li>Kemampuan pribadi </li>
<li>Faktor emosional </li>
<li>Sosio kultural pengamat </li>
</ul>
<b>Untuk memproduksi karya arsitektur yang bermakna perlu ada metode perancangan arsitektur, yaitu:</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Teori/cara tentang bagaiman seorang harus melakukan perancangan, yang diarahkan pada jaminan bahwa bangunan akan memberi tujuan tertentu.</div>
</span>
<br /><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Konsep:</b> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Gagasan yang memadukan berbagai unsur ke dalam keseluruhan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dalam arsitektur konsep mengungkapkan syarat-syarat suatu rencana kontektual, dan keyakinan (keputusan) yang dipadukan (sintesa)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">James C. Snyder: konsep adalah pemikiran yang spesifik bertolak dari hasil pemahaman serta penggabungan beberapa unsur yang spesifik yang langsung berpengaruh pada desain.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Contoh:</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Stadion = arus penonton = pola sirkulasi</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Exhibition = sirkulasi pameran.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Konsep dalam arsitektur mempunyai makna sebagai berikut:</b> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<ul>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Konsep = ide abstrak, gamabaran cara memnuhi program pembangunan yang didasarkan atas impresi + informasi yang dinyatakan secara grafis (sketsa ide) à rancangan dikembangkan. </span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Konsep = strategi sesuatu untuk mewujudkan karya yang bertolak dari tuntutan dan kebutuhan. </span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Konsep = persepsi tentang bentuk dari hasil analisa probela (dari analisa problema à persepsi bentuk) </span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Konsep cerminan yang mengandung sikap (attitude) dari perancang</span></li>
</ul>
</div>
<ul>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Program terdiri dari: </b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<ul>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kebutuhan = kuantitatif </span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pesyaratan = kulitatif </span></li>
</ul>
</div>
<ul>
</ul>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
Dalam pengertian luass program = persyaratan</div>
<div style="text-align: justify;">
Program yang dipersiapkan dengan teliti dan penuh daya cipta akan menghasilkan bangunan yang jelas, enak dipakai (berfungsi baik) dan lengkap.</div>
<div style="text-align: justify;">
Program hanya meliputi persyaratan khusus yang sudah pasti.</div>
<div style="text-align: justify;">
Cara menemukan gambaran program desain yang dikehendaki oleh suatu bangunan harus memenuhi fungsi dan citra tertentu, untuk itu à perlu PROSES.</div>
</span>
<b><i><br /><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">PROSES (Proses perancangan arsitektur) memuat: </span></div>
</i></b><div style="text-align: justify;">
<ul>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Identifikasi </span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Konsep </span></li>
</ul>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Program Semua hal di atas menghasilkan produk yang berdasarkan falsafah.</span></div>
</div>
</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11514233467275761672noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2066695669597242641.post-68622987023736401402012-10-27T00:19:00.000+07:002012-10-27T00:19:41.906+07:00Gairah Menggali Ruang<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;">Snarkitecture</span></b></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pada tahun 1992, seorang praktisi arsitektur bernama Daniel Arsham menyaksikan bagaimana hurricane memporak-porandakan rumahnya. Saat musibah itu terjadi, ia dan keluarganya benar-benar tengah berada di dalam rumah. Sebagai seorang arsitek, Arsham akrab dengan bagaimana arsitektur dirancang serta dibangun dengan berbagai metode. Akan tetapi baginya peristiwa tersebut telah memberikan pengalaman yang sama sekali baru, yakni merasakan bagaimana arsitektur diurai kembali. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Experiencing that and seeing what architecture is actually made out of and how it’s actually built was an experience – watching architecture explode and walls literally melt and erode and burst open with water and leaves and branches and wind.” (Lee, 2011)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<img alt="1" class="alignnone size-medium wp-image-2524" height="134" src="http://arsitektur.net/new/wp-content/uploads/2011/09/1-300x104.jpg" title="1" width="391" /></div>
<div style="text-align: center;">
Gambar 1. Richard Chai Pop-Up Store.</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Selain arsitektur, Arsham juga berpraktek dalam bidang seni dan performance. Ia menganggap bahwa ketiga ilmu tersebut merupakan ilmu yang saling mempengaruhi satu sama lain., Dalam prakteknya, beliau seringkali memudarkan batas antara ketiga ilmu tersebut. Dengan mengaburkan batas tersebut, gagasan datang kepadanya melalui berbagai macam pengalaman yang tidak diduga-duga, termasuk pengalamannya ketika diterjang hurricane. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“He makes architecture do things it’s not supposed to do, mining everyday experience for opportunities to confuse and confound our expectations of space and form.” (www.snarkitecture.com) </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Snarkitecture adalah suatu bentuk kolaborasi antara Arsham dengan kerabatnya, Alex Mustonen. Istilah Snarkitecture terinspirasi dari sebuah puisi karya Lewis Carroll. Puisi itu mengisahkan tentang sekelompok orang yang berkelana mencari monster bernama Snark. Akan tetapi peta yang mereka miliki hanya berupa peta buta, sehingga mereka tidak mengetahui wujud Snark dan dimana posisinya.Snarkitecture kemudian merefleksikan metodenya sesuai dengan ideologi tersebut. Mereka sering bermain bersama dengan seniman atau designer lain dan menciptakan karya yang bebas dari petunjuk pasti. Snarkitecture berfokus kepada investigasi material, struktur dan program, dan bagaimana elemen tersebut dapat dimanipulasi membentuk karya yang baru dan penuh imajinasi. Salah satu karya mereka adalah instalasi retail temporer yang merupakan hasil kolaborasinya dengan seorang desainer bernama Richard Chai seperti terlihat pada gambar 1. Karya ini berupa sebuah instalasinya kerukan menggunakan alat tangan sederhana yang menghasilkan bentuk seperti tanah yang terkena erosi yang disesuaikan oleh sudut pandang Richard Chai sebagai seorang desainer.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;">DIG</span></b><br />
<a name='more'></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">DIG adalah instalasi terbaru Daniel Arsham yang menggabungkan antara ilmu arsitektur, seni dan performance menjadi sebuah karya yang sarat makna. DIG merupakan hasil eksplorasi architecture of excavation, yakni menggali apa sebenarnya dibalik permukaan. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Normally, if you smash a wall corner with a hammer, there would be studs and electrical wire and plumbing and everything else that is hidden within the architecture. The erosions imagine the architecture as a solid form so when they eroded there was actually a white form behind that, as if the wall was a solid entity.” (Lee, 2011) </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Arsham mengemukakan bahwa di balik permukaan dinding terdapat sistem, yakni distribusi listrik, air dan limbah. Bayangkan saja apabila sistem tersebut tidak ada, maka tempat tinggal akan mati. Sistem tersebut merupakan hal yang penting namun tersembunyi dan sering terlupakan. Sama seperti yang diutarakan Steve Pile tentang sistem di bawah kota:“Beneath the city, there are connection that make the city work. These connection are not, however, innocent of power relation.” (Steve Pile, 2001). Diluar dari kritik tersebut, instalasi DIG melewati proses desain yang sangat menarik. Prosesnya sangat interaktif dan kontemporer, yakni menggabungkan antara presisi arsitektur dengan seni memahat yang ‘sembarangan’. “The solid volume is excavated and inhabited by basic necessity, but also engages in careful play with the existing architecture of Storefront. DIG uncovers the inconceivable within the conceivable.” (www.snarkitecture.com) </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Umumnya tempat tinggal dibangun dengan menciptakan surface yang dapat mendefinisikan volume. Manusia membangun satu alas, empat dinding dan satu atap, dan hal tersebut mendefinisikan ruang dalam. Namun pada umumnya, manusia tidak tahu besaran ruang yang benar-benar dibutuhkan. Manusia menciptakan ruang yang tidak efektif. DIG menyatakan sebaliknya. Proses pembangunan dimulai dengan adanya sebuah solid form yang kemudian digali untuk menciptakan ruang yang dibutuhkan. Menggali dan memahat ‘ruang’ mewakili proses desain yang primitif, yakni menciptakan ruang yang seperlunya saja, dengan pekakas tangan sederhana, yakni palu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<img alt="2" class="alignnone size-medium wp-image-2525" height="181" src="http://arsitektur.net/new/wp-content/uploads/2011/09/2-300x158.jpg" title="2" width="345" /></div>
<div style="text-align: center;">
Gambar 2. <em>D for Display/ Exhibition</em></div>
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<img alt="3" class="alignnone size-medium wp-image-2526" height="126" src="http://arsitektur.net/new/wp-content/uploads/2011/09/3-300x106.jpg" title="3" width="357" /></div>
<div style="text-align: center;">
Gambar 3. <em>I for Intensify/ Installation</em></div>
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<img alt="4" class="alignnone size-medium wp-image-2527" height="212" src="http://arsitektur.net/new/wp-content/uploads/2011/09/4-300x212.jpg" title="4" width="300" /></div>
<div style="text-align: center;">
Gambar 4. <em>G for Group/ Performance</em></div>
<div style="text-align: center;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Instalasi ini terdiri dari beberapa tahap yang berbeda. Pada tahap awal, D for Display / Exhibition, di galeri Storefront akan diadakan talkshow untuk membahas persiapan desain. Terdapat juga maket eksplorasi yang dipajang di dinding galeri. Kemudian dalam tahap selanjutnya, I for Intensify / Installation, galeri Storefront akan dipenuhi oleh foam putih. Fasad galeri ini berubah menjadi seperti gua. Tahap terakhir adalah G for Group / Performance, dimana Daniel Arsham akan membentuk ruang di dalam kubus putih tersebut. Proses membentuk ruang ini dapat dilihat oleh masyarakat umum sebagai sebuah hiburan yang menarik. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Arsham akan bertinggal selama sebulan di dalam galeri, sehingga ruang yang digali benar-benar berdasarkan kebutuhan dasar bertinggal manusia dan dengan demikian dapat memahami konsep primitif secara lebih dalam,. Proses pembuatan ruang tersebut menjadi sangat natural. Salah satu contoh pengembangan ruang secara natural dapat dilihat pada masyarakat miskin kota Nottingham yang mampu menciptakan ruang bawah tanah dengan menggalinya dengan pekakas tangan sederhana. Masyarakat kota Nottingham menyadari apabila mereka menggali tanah terlalu banyak maka tanah kota Nottingham akan runtuh. Sehingga mereka membangun ruang di bawah tanah yang seefisien mungkin sesuai dengan boundary aktivitas mereka sehari-hari seperti terlihat pada gambar 5.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<img alt="5" class="alignnone size-medium wp-image-2528" height="300" src="http://arsitektur.net/new/wp-content/uploads/2011/09/5-286x300.jpg" title="5" width="286" /></div>
<div style="text-align: center;">
Gambar 5. Diagram kebutuhan ruang untuk bertinggal penduduk Nottingham</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;">Digging through the layers</span></b></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<img alt="6ax" class="alignnone size-full wp-image-2726" height="285" src="http://arsitektur.net/new/wp-content/uploads/2011/09/6ax.jpg" title="6ax" width="400" /></div>
<div style="text-align: center;">
Gambar 6. Metode eksperimen <em>Digging through the layers</em></div>
<div style="text-align: center;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Eksperimen yang terlihat pada gambar 6 merupakan upaya melanjutkan gagasan Daniel Arsham tentang architecture of excavation, yakni metode membentuk ruang dengan ‘menggali’ benda padat. Namun demikian, istilah ‘menggali’ ini didefinisikan lebih luas. Dalam karyanya, Arsham menggunakan dirinya sebagai aktor, solid form sebagai media dan ‘mengeruk’ sebagai perilaku menggali. Dalam eksperimen ini, saya menggunakan ulat sebagai aktor, tumpukkan daun sebagai media dan ‘memakan’ sebagai perilaku menggali. Apabila Arsham menggunakan palu untuk menggali, maka ulat menggunakan organ mulutnya untuk ‘menggali’. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ulat menjadi objek yang menarik untuk dipelajari karena memiliki hubungan yang kuat dengan daun sebagai tempat tinggalnya. Hal ini selaras dengan metode Arsham ketika ia mengeruk solid foam sekaligus meninggalinya selama satu bulan. Ulat juga melihat daun sebagai makanan sekaligus tempat tinggalnya. Dengan demikian proses pembentukan ruangnya dapat terjadi dengan natural dan tidak terkekang oleh kepresisian desain. Eksperimen ini bertujuan untuk mengamati bagaimana proses ulat memakan daun dilihat sebagai bentuk eksplorasi gagasan dalam metode merancang ruang arsitektur. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Untuk melengkapi kajian, berikut adalah proses metamorfosis dari ulat menjadi kupu-kupu (Wikipedia).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<ol>
<li><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Telur menempel pada daun inang selama 2-7 hari.</span></li>
<li><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ulat (larva) berumur 14-20 hari dan telah berganti kulit sebanyak 4-5 kali. Pada umur tersebut rata-rata ulat telah mengkonsumsi daun setara luasan 30 cm2</span></li>
<li><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kepompong (chrysalis/pupa) akan berpuasa dan beristirahat selama 14-16 hari.</span></li>
<li><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kupu-kupu dewasa (imago) berumur antara 14-24 hari. </span></li>
</ol>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Berdasarkan proses metamorfosis tersebut saya berasumsi mendapati bahwa ulat dalam eksperimen saya merupakan ulat yang akan memasuki fase yang kedua. Ulat yang saya temukan berwarna hijau muda dengan ukuran panjang kira-kira 4 cm dan diameter kira-kira 0,5 cm. Seperti yang disebutkan diatas, ulat dalam fase kedua akan memakan daun sebanyak-banyak untuk mengumpulkan kebutuhan energi pada fase kepompong. Hal tersebut mendukung eksperimen saya untuk melihat bagaimana ulat ‘menggali’ daun sebagai metode pembentukan ruang yang efektif. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pada hari pertama, saya memasukkan ulat ke dalam sebuah wadah dengan tutup yang telah diisi oleh 20 tumpukkan daun segar. Tumpukkan daun tersebut saya kaitkan dengan tusuk sate agar tidak tercecer. Daun tersebut sengaja saya tumpuk mewakili benda padat sebagai media awal pembentukan ruang. Ulat tersebut kemudian saya tinggalkan selama 12 hari. Hipotesis awal saya adalah bahwa ulat akan memakan daun pada layer paling atas terlebih dahulu, hingga daunnya habis. Kemudian baru akan memakan daun pada layer yang lebih bawah. Akan tetapi, pada hari ketiga, saya temukan sudah ada berkas gigitan ulat pada daun layer pertama dan kedua. Pada layer pertama daun sudah habis setengah bagian, sedangkan pada layer kedua daun sudah habis tiga-perempat bagian, yang membuktikan bahwa hipotesis saya keliru.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;">Caterpillar’s space</span></b></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<img alt="6bx" class="alignnone size-full wp-image-2727" height="446" src="http://arsitektur.net/new/wp-content/uploads/2011/09/6bx.png" title="6bx" width="400" /></div>
<div style="text-align: center;">
Gambar 7. Hasil ‘penggalian’ ruang oleh ulat</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pada hari ke-12 saya melihat hasil yang cukup signifikan baik pada diri ulat maupun tumpukan daun. Setelah ulat memakan daun cukup banyak sebagai cadangan energi saat fase kepompong, ukuran tubuh ulat pun menjadi lebih besar. Setelah 12 hari, ulat tersebut memiliki panjang kira-kira 6 cm, dan diameter kira-kira 1 cm. Tubuh ulat pun tidak berwarna hijau polos lagi, tetapi mulai dipenuhi oleh corak-corak hitam-kuning yang cantik.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Saya juga menemukan pola-pola gigitan ulat pada daun yang bervariasi pada tiap layer-nya, seperti yang terlihat pada gambar 7. Daun pada layer pertama (t), kedua (s), ketiga (r), dan keempat (q) sudah hampir habis. Kemudian pada layer berikutnya, yakni layer p, o, n, m, l, k, j, i, dan h, cukup konsisten dengan area gigitan ulat pada sisi dan porsi yang sama. Sedangkan pada layer-layer terbawah, yakni g, f, e, d, c, b, dan a, ditemukan kembali daun dengan porsi gigitan yang cukup banyak dan lebih random. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dari hasil eksperimen selama 12 hari, ternyata hipotesis saya kembali salah. Ternyata ulat memakan daun lebih random dari yang saya prediksi. Tetapi secara metode, saya dapat dikatakan berhasil meneruskan gagasan Daniel Arsham tentang gagasan digging-nya, yakni hasil akhir yang natural dan jauh dari kepresisian teknis. Metode ulat tersebut memakan daun saya sejajarkan dengan seni menggali yang mengikuti naluri alami. Pada hari ke-13 saya mencoba melanjutkan eksperimen ini, saya kembali menumpuk 20 daun segar hingga membentuk kubus padat dan mengaitkannya dengan tusuk sate. Saya masukkan kembali ulat yang sama ke dalam wadah tertutup yang telah berisi tumpukan daun segar. Namun pada hari ke-16, saya menemukan perilaku ulat yang unik. Ulat mengambil selembar daun dan melingkari tubuhnya. Kemudian ulat mengeluarkan lendir dan membentuk benang-benang halus untuk merekatkan tubuhnya ke daun.Pada awalnya saya mengira bahwa ulat ini akan mati, namun setelah saya mencari informasi di internet tentang metamorfosis kupu-kupu, saya menduga bahwa ulat tersebut telah memasuki fase kepompong. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Berdasarkan informasi tentang metamorfosis kupu-kupu yang telah saya paparkan sebelumnya, saat telah menjadi kepompong, maka ulat tersebut akan berpuasa dan beristirahat selama 12-14 hari. Hingga saya menulis essai ini, fase kepompong baru berjalan selama 8 hari sehingga perkembangan selanjutnya tidak dapat dilaporkan. Akan tetapi berdasarkan eksperimen tersebut, dapat diketahui bahwa ‘penggalian’ ruang sangat berpengaruh terhadap pembentukan batas-batas ruang. Seperti yang terjadi pada ulat dan daun tersebut, perlakuan terhadap batas-batas ruang ini menjadi penanda gerak-gerik makhluk hidup secara keseluruhan dalam jangka waktu tertentu.</span></div>
<h3>
Referensi</h3>
Arsham, Daniel dan Mustonen, Alex. Snarkitecture, (Online), (http://www.snarkitecture.com, diakses 22 September 2011)<br />
Lee, Ricky. (2011). <em>Art Talks: Architect and Artist Daniel Arsham</em>, (Online), (http://www.anothermag.com/current/view/1039/Architect_and_artist_Daniel_Arsham, diakses 22 September 2011)<br />
Pile, Steve . (2001). <em>The Un(known) City: An Urban Geography of What Lies Buried below the Surface</em>. Cambridge: The MIT Press.Snarkitecture.<br />
Wikipedia. Metamorphosis, (Online), (http://www.wikipedia.com, diakses 22 September 2011)</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11514233467275761672noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2066695669597242641.post-84001769485935155432012-10-27T00:04:00.001+07:002012-10-27T00:04:18.367+07:00Disorientasi dalam Arsitektur<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;">Tentang Blind Light</span></b></div>
<i><br /></i>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Blind Light adalah salah satu instalasi yang diciptakan oleh Antony Gormley. Instalasi tersebut dapat dideskripsikan sebagai box atau ruangan berbentuk kubus yang dapat dimasuki oleh kurang lebih 25 orang. Uap air yang mengisi ruangan tersebut menghadirkan pengalaman yang menarik bagi orang-orang yang memasukinya. Uap air tersebut cukup tebal untuk membatasi pengelihatan orang-orang tersebut dimana ketika seseorang menjulurkan tangannya sendiri, dapat dikatakan mustahil baginya untuk dapat melihat tangannya sendiri. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dengan jelas dapat dilihat bahwa ada cahaya di dalam instalasi tersebut, namun kita tidak dapat melihat dimana sumber cahayanya. Uap air yang mengisi instalasi tersebut menyebabkan arah cahaya menjadi berbaur, seakan-akan ruangan tersebut berisi cahaya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<img alt="" border="0" height="200" src="http://arsitektur.net/2008-2-4/images2008-2-4/blindlight.jpg" width="300" /></div>
<div style="text-align: center;">
Instalasi <em>Blind Light</em></div>
<div style="text-align: center;">
Sumber: www.telegraph.co.uk/blindlight.htm</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Menabrak batas ruangan tersebut, kira-kira itulah yang kebanyakan orang-orang alami ketika berada di dalam instalasi ini. Dikarenakan tidak dapat melihat sekeliling termasuk tubuh sendiri, maka sebuah pengalaman disorientasi layaknya berada dalam kabut dirasakan oleh orang-orang yang berada di dalamnya.<a name='more'></a></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Salah satu ide dari instalasi ini bukanlah tentang “melihat”, melainkan tentang “tidak melihat”. Instalasi biasanya diciptakan untuk “dilihat”, dirasakan oleh manusia, namun tidak untuk instalasi Antony Gormley ini. Terdapat sebuah momen yang menarik ketika tubuh seseorang tiba-tiba terlihat ketika ia mulai meninggalkan atau keluar dari ruangan tersebut. Ketika berada di luar dari instalasi tersebut, kita dapat melihat telapak tangan atau kadang-kadang bagian tubuh lain dari orang-orang yang berada di dalamnya berusaha untuk meraba-raba batas dari ruangan tersebut dan mencari jalan keluarnya, layaknya sebuah serangga yang terjebak dalam perangkap dan berusaha agar dapat bebas dari perangkapnya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Konsep lain dari Blind Light adalah space experience atau pengalaman manusia terhadap ruang di sekelilingnya. Dalam kehidupan, seorang manusia dapat merasakan adanya ruang dengan jelas, hal ini dikarenakan manusia dapat pula merasakan adanya pembatas ruang-ruang tersebut baik secara fisik maupun tidak. Namun di dalam Blind Light, kemampuan seorang manusia untuk merasakan ruang menjadi hilang. Seseorang tidak dapat lagi merasakan adanya batas-batas ketika berada di dalamnya, akibatnya persepsi manusia mulai beraksi. Tiap orang akan mempunyai persepsi yang berbeda dengan yang lain tentang ruang tersebut. Ada yang berpersepsi bahwa ruang tersebut amat luas, namun juga ada yang akan berpersepsi sebaliknya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;">Antara Blind Light dan Arsitektur Organik</span></b></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Berada di dalam Blind Light memberikan perasaan bahwa kita tidak berada di dalam sebuah ruangan, melainkan berada di space yang tak terbatas, berada di alam bebas. Bila selama ini ruang-ruang yang memiliki batas yang jelas dan masif memberikan suasana terkurung, terbatas atau terkekang di dalamnya, maka Blind Light yang menyamarkan batas-batas tersebut akan memberikan suasana sebaliknya, yaitu suasana bebas. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Blind Light memiliki persamaan makna dengan arsitektur organik sebagai arsitektur yang membebaskan, seperti yang dikatakan Frank Lloyd Wright, “By organic architecture I mean as an architecture that develops from within outward in harmony with the condition of it’s being as distinguished from one that is applied from without” (dalam Collins, 1965: 152). Arsitektur organik yang dimaksud Wright adalah arsitektur yang harmonis dengan tapak atau site, terbentuk dari dalam ke luar secara integral seperti tumbuhan, dan menghasilkan ruang-ruang yang mengalir dan mengutamakan perasaan bebas di dalam ruang seperti kebebasan yang ada di alam. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Arsitektur Organik bertujuan menghasilkan bangunan yang “hidup”, bukan bangunan yang “mati”, yang hanya bisa bekerja dan memenuhi fungsinya. Walaupun Blind Light bukanlah sebuah ruang yang ditinggali layaknya ruang dalam arsitektur, instalasi tersebut juga mengajarkan bahwa ruang dapar diciptakan menjadi lebih “hidup” dalam artian lebih dapat memberikan pengalaman-pengalaman terhadap manusia di dalamnya. Ruang tidak lagi dapat diciptakan sebagai “objek mati” yang hanya menyaksikan manusia beraktifitas di dalamnya, namun bisa menjadi “objek hidup” yang turut memberikan pengalaman terhadap aktifitas manusia di dalamnya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Yang membuat ruang dalam Blind Light “hidup” adalah karena ruang tersebut membuat orang-orang merasakan pengalaman lain –dalam hal ini adalah disorientasi- dibandingkan dengan ruang-ruang yang lain. Dan salah satu yang menyebabkan hal tersebut adalah uap air yang memenuhi instalasi Blind Light. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Di dalam Blind Light, bentuk atau geometri menjadi tidak berarti. Andaikata bentuk ruang instalasi tersebut diubah, tetap tidak akan mengubah perasaan disorientasi yang dihasilkan uap air di dalamnya. Uap air tersebut menyebabkan manusia merasakan menyaru dengan lingkungan sekitarnya, tidak ada perasaan dibatasi karena pembatas itu sendiri menjadi bagian dari alam atau lingkungan. Sama halnya dengan arsitektur organik yang didefinisikan Johnson (1994) sebagai arsitektur yang dipandang setara dengan alam. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Architecture viewed as ‘like’ nature in that it is similar to a natural organism in its harmony, character, and unity, or because its shape and structure are based in natural forms and blend with nature, or imitate natural processes or outcomes –expecially the nature that organizes thing, react to environment forces, gravitational forces, undergoes the mysterious process called growth, flowering, and seeding, then eventually decays only to start all over again- has been labeled organic architecture (Johnson, 1994: 91)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><b>Antara Blind Light dan Disoriented Movement</b></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Saya mengambil beberapa kata kunci dari data-data sebelumnya sebagai referensi bagi saya untuk menghasilkan bentuk baru dengan referensi yang sama. Kata kuncinya adalah space experience dan arsitektur organik. Bentuk dalam konsep arsitektur organik tidak berarti meniru bentuk yang ada di alam secara harafiah, melainkan bentuk yang tepat. Bentuk yang tepat tidak harus kotak atau tegak lurus, namun juga tidak berarti menolak geometri seperti yang dikatakan Franck (2000), “As in nature, where everything has its own order, where spontaneity, beauty, and even wilderness are based on biologic-mathematical system…” </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Saya mengambil bentuk kotak atau bujur sangkar sebagai bentuk dasar dari geometri saya, karena bentuk bujur sangkar adalah bentuk yang paling statis, netral, dan tidak mempunyai arah tertentu (Ching, 1993: 57). Walaupun karateristik tersebut berlawanan dengan kondisi alam, dimana alam adalah ruang tidak statis (terus berkembang), dan memiliki orientasi tertentu (bumi dan planet lain berputar dengan orientasi tertentu), namun saya ingin membuktikan bahwa alam tidak dapat dideskripsikan dengan bentuk tertentu, dan bahkan oleh bentuk bujur sangkar sekalipun pasti dapat dikatakan bentuk alam. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Alam itu hidup, terus mengalami perubahan baik secara fisik maupun tidak yang disebabkan oleh natural forces. Agar mengalami sebuah perubahan layaknya alam, maka saya juga memberikan forces terhadap bentuk dasar geometri saya tersebut. Forces yang saya berikan adalah copying, moving, and rotating yang dilakukan secara vertikal. Saya memberikan forces tersebut agar membuat bentuk dasar ini tersusun menjadi sebuah kesatuan, dimana kesatuan hadir dalam beberapa cara, terutama melalui (Parker, 2003):</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<ol>
<li><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Harmoni atau persatuan beberapa elemen yang bekerja sama.</span></li>
<li><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Keseimbangan dari elemen-elemen yang kontras atau bertentangan.</span></li>
<li><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Perkembangan atau evolusi suatu proses menuju akhir atau klimaks; terdapat sekuens dimana elemen-elemen berurutan menuju kepada suatu akhir atau hasil. </span></li>
</ol>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Geometri dengan konsep organik ini harus memiliki kesatuan pada keseluruhan bentuk mulai dari hubungan antara ruang-ruang, bentuk massa, sampai pada penggunaan material, seperti yang diungkapkan Javier Senosiain pada karyanya rumah Kiesler (dalam Senosiain, 2003: 137), “… To take the observer through a series of sequences which prove that the house is an organic whole and to design a model of rhythm, effects, and ordered sequences…”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<img alt="" border="0" height="146" src="http://arsitektur.net/2008-2-4/images2008-2-4/disorientasi1.jpg" width="400" /></div>
<div style="text-align: center;">
Proses pembentukan kesatuan</div>
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<img alt="" border="0" height="86" src="http://arsitektur.net/2008-2-4/images2008-2-4/disorientasi2.jpg" width="400" /></div>
<div style="text-align: center;">
Pemberian gaya putar</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Forces terakhir yang saya berikan pada kesatuan bentuk tersebut adalah movement. Saya memberikan gaya berputar pada kesatuan bentuk tersebut untuk memenuhi kata kunci yang pertama, yaitu space experiences. Dengan bentuk yang berputat akan menyamarkan geometrinya sendiri, dimana secara keseluruhan geometri tersebut terlihat seakan-akan terus berkembang. Dengan adanya force ini pula yang membuat manusia susah untuk merasakan batas dari bentuk tersebut. Tidak ada batas yang fixed atau yang statis, semua batas bergerak sehingga manusia akan merasakan pengalaman ruang yang berbeda meskipun tetap berada di tempat yang sama. Kombinasi dari force inilah yang membuat geometri ini akan semakin “hidup” karena menghasilkan sebuah pengalaman ruang bagi manusia di sekitarnya.</span></div>
<h3>
Daftar Pustaka</h3>
Ching, F. D. K. (1993). Arsitektur, Bentuk, Ruang, dan Susunannya. Jakarta: Erlangga.<br />
Collins, P. (1965). <em>The Changing Ideals in Modern Architecture 1750 – 1950</em>. London: Faber & Faber.<br />
Franck, K. A, & Lepori, R. B. (2000). <em>Architecture Inside Out</em>. Great Britain: Wiley-Academy.<br />
Johnson, P. A. (1994). <em>The Theory of Architecture: Concepts, Themes, and Practices</em>. New York: Wiley.<br />
<em> Parker, D. H. (2003). <em>The Principles of Aesthetics</em> [online]. www.authorama.com</em><br />
<em>
</em><em>Senosiain, J. (2003). <em>Bio-Architecture</em>. Burlington: Architecture Press.</em><br />
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11514233467275761672noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2066695669597242641.post-53001315908331825042012-10-26T23:50:00.002+07:002012-10-26T23:50:43.769+07:00Halte Bus ’Terbaik’ di Inggris: Intervensi Bermakna bagi Komunitas<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tulisan ini merupakan sebuah refleksi terhadap kisah sebuah halte bus yang pernah mendapat predikat ‘terbaik’ di Inggris Raya. Kisah halte unik ini menggambarkan sebuah wujud intervensi arsitektur yang sangat sederhana yang diprakarsai oleh Bobby Macaulay, seorang siswa sekolah dasar. Intervensi sederhana ini kemudian ternyata mengandung beragam makna bagi komunitas sekitarnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><b>Berawal dari Gagasan Seorang Anak</b></span></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kisah halte bus yang tidak terlalu terkenal ini terjadi di Unst, sebuah pulau yang juga tidak terlalu terkenal. Unst terletak di ujung utara Inggris Raya, dan berpenduduk hanya sekitar 900 jiwa. Letaknya sedemikian terpencil di kepulauan Shetland, hingga untuk mencapainya dari daratan Inggris pun harus beberapa kali berganti ferry. Nama Unst juga sangat jarang terdengar sebagai tempat tujuan wisata. Tidak banyak obyek wisata yang terdapat di situ, selain dari cagar alam, museum kapal dan sebuah kastil. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Namun Unst menjadi istimewa dengan kehadiran sebuah halte bus di Little Hamer Road. Halte bus itu sendiri bentuknya tidak banyak berbeda dengan halte-halte yang lain di Inggris; sebuah bangunan kotak beratap dengan dinding transparan. Yang membedakannya dengan halte bus lain adalah di situ orang bisa menunggu bus sambil duduk santai di sofa dengan bantal-bantal, sambil menikmati kudapan hangat, ditemani serangkaian hiasan bunga-bunga serta sebuah komputer. Sungguh seperti berada di sebuah ruang duduk keluarga yang nyaman.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<img alt="" border="0" height="160" src="http://arsitektur.net/2008-2-1/images2008-2-1/unst1.jpg" width="234" /></div>
<div style="text-align: center;">
Gambar 1. Halte bus di Little Hamer Road, Unst</div>
<span style="font-size: xx-small;"><div style="text-align: center;">
Sumber: www.unstbusshelter.shetland.co.uk</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kisah halte bus unik ini berawal sekitar sepuluh tahun yang lalu, ketika Bobby Macaulay, seorang siswa sekolah dasar menulis ke suratkabar setempat mengenai halte di dekat rumahnya yang rusak dilanda badai. Bobby menulis betapa menderita bila ia harus berlama-lama menunggu bus sekolah di tengah cuaca dingin. Pemerintah setempat ternyata segera menanggapi surat tersebut dengan membangun sebuah halte baru.<a name='more'></a></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Seminggu setelah halte itu berdiri, salah seorang penduduk setempat meletakkan sebuah sofa di situ. Keisengan ini kemudian diikuti oleh yang lainnya, hingga sampai saat ini di halte bus tersebut terdapat beraneka ragam benda, mulai dari meja, lukisan, televisi, microwave hingga komputer dan telepon genggam. Pada musim dingin sebagian benda-benda yang ada di halte tersebut disingkirkan sementara karena kuatir dirusak oleh badai kencang yang sering melanda daerah itu. Tetapi para penunggu bus tetap dapat duduk-duduk di sofa dengan menikmati kue-kue yang sehari-hari disediakan oleh ibunda Bobby Macaulay.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<img alt="" border="0" height="120" src="http://arsitektur.net/2008-2-1/images2008-2-1/unst3.jpg" width="160" /> <img alt="" border="0" height="120" src="http://arsitektur.net/2008-2-1/images2008-2-1/unst4.jpg" width="114" /> <img alt="" border="0" height="120" src="http://arsitektur.net/2008-2-1/images2008-2-1/unst5.jpg" width="160" /></div>
<div style="text-align: center;">
Gambar 2. Beraneka ragam kelengkapan Halte Bus Unst</div>
<span style="font-size: xx-small;"><div style="text-align: center;">
Sumber: www.unstbusshelter.shetland.co.uk</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sekitar bulan Desember halte tersebut menjadi tempat atraksi Santa Claus yang menari dan menyanyi. Sungguh pemandangan yang menyenangkan bagi pengguna halte maupun orang-orang yang lewat di sekitarnya. Pertunjukan musik oleh para ‘pengamen’ di halte ini juga berlangsung selama musim semi dan musim panas.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><b>Menjadi Kebanggaan Komunitas Unst</b></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Halte bus yang lain dari yang lain ini kemudian menjadikan Unst sangat terkenal. Keunikannya berulang kali diliput di berbagai media massa nasional Inggris termasuk BBC, Daily Mail dan Guardian. Buses Magazine memberikan penghargaan sebagai ‘Halte Bus Terbaik di Inggris Raya’. Ratu Inggris bahkan mengirimkan Crown Jewels untuk diletakkan di halte tersebut disertai surat yang menyatakan status halte bus tersebut sebagai ‘By Royal Appointment’. Sebuah kebanggaan yang tak ternilai bagi penduduk pulau kecil ini.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<img alt="" border="0" height="185" src="http://arsitektur.net/2008-2-1/images2008-2-1/unst6.jpg" width="174" /> <img alt="" border="0" height="185" src="http://arsitektur.net/2008-2-1/images2008-2-1/unst7.jpg" width="114" /></div>
<div style="text-align: center;">
Gambar 3. Mendapat penghargaan dari Ratu Inggris</div>
<span style="font-size: xx-small;"><div style="text-align: center;">
Sumber: www.unstbusshelter.shetland.co.uk</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Saat ini halte bus tersebut menjadi salah satu atraksi turis yang penting di Unst dan terdaftar di dalam situs pariwisata resmi. Dalam setahun, sejumlah lebih dari 1.300 pengunjung telah mengisi buku tamu yang diletakkan di halte tersebut. Angka ini jauh lebih banyak daripada jumlah penduduk Unst! Si empunya ide Bobby Macaulay, yang saat ini berusia 20 tahun dan sering disebut orang sebagai ‘pemilik’ halte bus Unst, kemudian juga membuat situs web beralamat www.unstbusshelter.shetland.co.uk. Situs ini sempat menjadi salah satu dari 10 situs terbaik dalam Yahoo! Find of the Year beberapa waktu yang lalu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><b>Wujud Intervensi Sederhana yang Bermakna</b></span></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Meletakkan komputer, televisi dan telepon genggam di tempat terbuka untuk digunakan oleh siapa saja kedengaran sangat mustahil di jaman sekarang ini. Tapi kenyataan itulah yang terjadi di Unst. Nampaknya para penduduk setempat menyadari benar peranan halte bus dalam kehidupan mereka sehari-hari. Mereka pun dengan senang hati menyumbangkan barang, makanan ringan, serta merawat halte bus tersebut, sehingga mereka dapat merasakan kenyamanan di halte itu sampai sekarang. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kisah unik halte bus Unst memberikan ilustrasi bagaimana sebuah tempat dapat berperan lebih daripada sekedar menjalankan fungsi utamanya. Pakar psikologi ekologi James Jerome Gibson menuturkan dalam teori affordance, bahwa suatu lingkungan menawarkan berbagai potensi atau kegunaan bagi manusia. “The affordances of the environment are what it offers the animal, what it provides or furnishes, either for good or ill” (Gibson, 1986: 127). Setiap obyek dan tempat mengandung affordance, yang dapat berperan dalam mendukung maupun menghalangi manusia. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sebagian dari affordance yang dimiliki sebuah obyek, tempat atau lingkungan, merupakan potential affordances yang masih terselubung, sehingga sangat tergantung bagaimana manusia dapat menggali dan memanfaatkannya sehingga menjadi actualised affordances. Hal ini dijelaskan oleh Heft sebagai berikut. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">potential functional properties of environment considered with respect to an individual, and functional properties of environment that are actualized, that is, selected by that individual as an intentional agent. For a particular individual in a specific locale or place, there is a range of affordances potentially available to be engaged. These affordances exist whether or not they are presently perceived because they inhere in the structure of the environment. (Heft, 2001: 132) </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dalam kisah di atas, halte bus Unst merupakan sebuah obyek sederhana yang mengandung berbagai affordance. Penduduk Unst terbukti telah berhasil menggali affordance dari halte bus, dan menjadikannya bukan sekedar tempat menunggu bus. Mereka menemukan potensi dari halte bus Unst sebagai tempat bersantai, tempat berkumpul masyarakat dan sekaligus sebagai panggung hiburan. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Halte ini merupakan sebuah contoh nyata keberhasilan dari partisipasi aktif dan kreatif masyarakat dalam pembentukan lingkungan arsitektur sehari-hari. Halte ini juga merupakan sebuah wujud intervensi arsitektur yang berskala sederhana dan terjadi tanpa sengaja, namun selanjutnya ternyata mengandung berbagai makna yang dapat mengangkat nilai-nilai dalam komunitas. Keseharian yang ada di halte bus Unst menggambarkan bagaimana adanya makanan, televisi serta para pemusik ‘kagetan’ berperan dalam menjadikan halte bus sebagai salah satu pusat kegiatan masyarakat. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sebuah obyek arsitektur yang baik selayaknya memiliki hubungan timbal balik yang erat dengan masyarakat pengguna. Meskipun kecil, halte bus Unst bermakna besar sebagai pengikat kebersamaan masyarakat setempat. Dalam korespondensinya dengan penulis, Bobby Macaulay sempat mengemukakan keinginannya agar gagasan semacam ini juga dapat diterapkan di halte-halte bus yang lain. “I would really like for another one to be started up or lots more all over the world. I encourage anyone to start something like this in their hometown/city” (Macaulay, 2004). </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kisah halte bus Unst menjadi penting untuk direfleksikan dalam kaitannya dengan intervensi arsitektur oleh sebuah kelompok masyarakat. Halte ini menjadi bermakna bukan semata-mata karena keberhasilannya mendapat predikat ‘terbaik’. Tetapi kita perlu merefleksikan bahwa apa yang dilakukan oleh Bobby Macaulay dan penduduk Unst merupakan sebuah intervensi kecil bermakna besar. Tentunya semangat semacam ini patut disebarluaskan sebagai wujud intervensi arsitektur dalam masyarakat.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<h3>
Referensi</h3>
Gibson, J. J. (1986). <em>An ecological approach to visual perception</em>. Hillsdale, N.J.: Lawrence Erlbaum.<br />
Heft, H. (2001). <em>Ecological psychology in context: James Gibson, Roger Barker, and the legacy of William James’s radical empiricism</em>. Mahwah, N.J.: Lawrence Erlbaum.<br />
Macaulay, B. (2004, June 8). Personal email correspondence.<br />
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11514233467275761672noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2066695669597242641.post-76993798926823241252012-10-26T23:41:00.001+07:002012-10-26T23:41:56.410+07:00Vitruvius dalam Asterix: Kritik terhadap Keteraturan Arsitektur<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Asterix adalah komik dengan setting sekitar tahun 50 SM ketika Roma sedang berusaha menguasai Eropa dibawah pimpinan Julius Caesar. Walaupun settingnya adalah Eropa abad 50 SM, tapi sesungguhnya cerita dan parodi yang disampaikan sangat bernuansa abad 20 Masehi. Yang membuat saya tertarik adalah settingnya, yang mengingatkan saya pada desain kota ala Vitruvius (1960).</span></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Melihat sejarah aslinya, Julius Caesar yang merupakan Kaisar Roma pada masa itu memang sedang berusaha menaklukan daerah-daerah di Eropa sehingga menjadi miliknya, termasuk wilayah Galia (Eropa Barat; sekarang mencakup daerah Italia, Perancis, Belgia, Switzerland, Belanda dan Jerman). Salah satu kota yang menjadi pusat peradaban adalah kota Lutetia; sekarang dikenal dengan nama Paris.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<img alt="" border="0" height="236" src="http://arsitektur.net/2007-1-2/images2007-1-2/asterix1.jpg" width="300" /></div>
<div style="text-align: center;">
Gambar 1. Setting Roma dan sekitarnya</div>
<div style="text-align: center;">
Sesuai pernyataan Vitruvius tentang perencanaan kota, barak tentara berada di luar kota.</div>
<div style="text-align: center;">
Sumber: Komik Asterix</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pada komik Asterix tentu saja kejadiannya sedikit berbeda. Pada tahun 52 SM, Julius Caesar berhasil menaklukkan seluruh Galia yang berkepala suku Vercingetorix. Namun masih ada satu desa Galia kecil yang tidak pernah kalah dari bangsa Romawi karena memiliki seorang dukun yang sakti dan mampu membuat ramuan rahasia yang membuat si peminum ramuan menjadi kuat dan tidak terkalahkan.<a name='more'></a></span></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dikisahkan, para wanita desa ini selalu tidak senang dengan kemerdekaan mereka, karena desa mereka hanya menjadi sebuah desa kecil yang biadab, terpencil dari pusat kebudayaan, Lutetia (di beberapa seri Asterix diceritakan istri kepala suku memaksa untuk pindah ke Lutetia mengikuti saudaranya karena Lutetia lebih mapan dan modis). Pada kenyataannya, Lutetia memang sebuah kota yang teratur, dibangun menurut kaidah-kaidah Vitruvius, pengabdi setia Caesar.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<img alt="" border="0" height="177" src="http://arsitektur.net/2007-1-2/images2007-1-2/asterix2.jpg" width="300" /></div>
<div style="text-align: center;">
Gambar 2. Kota Lutetia – Model 3D</div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: xx-small;"><div style="text-align: center;">
Sumber: www.discoverfrance.net/France/Paris/Paris_History.shtml</div>
</span><br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: xx-small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
Di situs ini juga terdapat detail kota dan elemen-elemennya - aquaduct,
amphitheatre, forum, pemandian, permukiman, pemakaman - yang merupakan
bukti nyata dari tulisan Vitruvius.</span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: xx-small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Menurut pengamatan saya, setting di komik ini juga menunjukkan kontras antara kota yang didesain oleh arsitek sangat terpelajar, dengan desa yang diada-adakan. Betapa keteraturan dan kepatuhan terjadi di kota Roma dan Lutetia. Keindahan dalam order dan kesimetrisan yang diungkapkan Vitruvius tercermin secara viisual: rapi, teratur, bersih, dan kaku. Sedangkan yang terjadi di Galia adalah ke’brutal’an yang menjadi tradisi, perkelahian bisa berakhir dengan pesta makan-makan, tetapi selalu suasana yang hidup yang ditampilkan oleh penduduk desa Galia ini. Mereka tidak berpendidikan dan tidak tinggal di istana tapi memiliki interaksi yang sangat dalam dengan sesamanya. Rasanya hampir mirip seperti membandingkan kawasan Metro Pondok Indah dengan kawasan Sunter di Jakarta- antara kekakuan di Pondok Indah dan kecairan suasana di Sunter dengan lapangan seadanya yang hanya merupakan perkerasan pinggir kali. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Jika diamati lagi, serial komik Asterix ini ternyata cukup banyak menyinggung soal arsitektur pada masa itu, dan dibahas dari segi lelucon parodi yang terkadang mengejek. Pada seri ‘Pertarungan Antar Kepala Suku’, dikisahkan daerah Galia yang telah dikuasai Romawi melakukkan penyesuaian dengan gaya arsitektur Romawi. Tetapi jadi diada-adakan. Misalnya rumah dan bangunan umum diberi kolom yang sangat besar terbuat dari batu, padahal bangunannya sendiri hanya terbuat dari kayu dan ranting-ranting. Lalu diceritakan akan ada pembangunan talang air, padahal daerah tersebut telah dialiri sungai. Jadi pembangunan talang itu hanya Romawinisasi belaka.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<img alt="" border="0" height="197" src="http://arsitektur.net/2007-1-2/images2007-1-2/asterix3.jpg" width="300" /></div>
<div style="text-align: center;">
Gambar 3. Memperdebatkan Pembangunan Talang Air</div>
<span style="font-size: xx-small;"><div style="text-align: center;">
Sumber: Asterix - Pertarungan Antar Kepala Suku</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pada seri lainnya diceritakan Julius Caesar yang ingin menaklukan desa Galia dengan cara membangun kota wisata di sekeliling desa, sehingga desa itu nantinya terjepit dan menyerah. Untuk mewujudkan keinginan Caesar, dipekerjakanlah seorang arsitek (dalam terjemahan Indonesia nama arsitek itu adalah Mukhajhelekhus tapi saya tidak tahu siapa nama sesungguhnya pada bahasa aslinya). Saya menduga tokoh arsitek ini memparodikan Vitruvius karena diceritakan si arsitek sangat dekat dengan Julius Caesar, arsitek berbakat yang sangat pintar, menemukan penemuan tata kota dan mendirikan pemandian untuk pertama kali di Roma. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pada akhirnya rancangan itu gagal karena masyarakat desa Galia tidak suka dan tidak setuju hutannya dibabat dan dibangun menjadi kota, dan akhirnya membuat kekacauan agar kota itu tidak jadi dibangun.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<img alt="" border="0" height="179" src="http://arsitektur.net/2007-1-2/images2007-1-2/asterix4.jpg" width="300" /></div>
<div style="text-align: center;">
Gambar 4. Rancangan Vitruvius</div>
<span style="font-size: xx-small;"><div style="text-align: center;">
Sumber: Asterix dan Negeri Dewa Dewi</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tentu saja di kenyataan Vitruvius kemungkinan besar tidak akan membuat kesalahan seperti itu. Mengingat komik ini adalah komik lelucon yang mengedepankan bangsa jajahan sebagai pahlawan dan Julius Caesar sebagai lawannya, maka di setiap cerita selalu terjadi kekonyolan atas diri Julius Caesar dan Romawi. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Namun jika disimak lebih teliti, komik berlatar belakang abad 50 SM tetapi sering mengangkat cerita abad 20 M ini mungkin ingin mengkritik keteraturan yang sangat kaku, yang diciptakan oleh ilmuwan jaman dahulu kala, yang ternyata terbukti tidak selalu benar pada kehidupan pengarang Asterix. Mungkin cerita-cerita ini menjadi pernyataan bahwa ternyata kehidupan manusia tidak perlu yang serba teratur, bergaris, berjarak presisi dan kaku seperti yang dibuat oleh Romawi pada masa itu. Manusia juga tidak akan mati jika di tempat tinggalnya tidak terdapat kolom yang besar-besar dan denah yang simetris. Dan ternyata keindahan pun tidak hanya dapat diperoleh dari keteraturan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Daftar Pustaka</span></b><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><br /></b></span>
Vitruvius (1960). <em>The Ten Books on Architecture</em>, trans by M. H. Morgan. New York: Dover Publications.<br />
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11514233467275761672noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2066695669597242641.post-67383599375599132962012-10-26T23:17:00.000+07:002012-10-26T23:26:24.561+07:00Superimposition of Events: Gagasan Superimposisi Berdasarkan Bernard Tschumi’s Parc de la Villette<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Geometri Arsitektur merupakan sebuah pembelajaran yang membahas mengenai bentuk-bentuk geometris yang hadir dan terbentuk di dalam suatu ruang untuk dialami oleh manusia. Dalam pengertiannya, geometri dan arsitektur secara bersama-sama memberikan suatu makna terhadap kehadiran suatu bentuk entah itu berupa titik, garis, ataupun bidang di dalam suatu ruang tiga maupun empat dimensi untuk dialami oleh manusia. Lahirnya sebuah geometri di dalam arsitektur tidak lagi semata-mata hanya melihat dari hasil akhirnya saja melainkan dari bagaimana geometri itu terbentuk dan bagaimana proses penjabaran eksplorasi dalam menemukan geometri tersebut.</span></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Mekanisme pembentukan geometri arsitektur yang saya eksplorasi merupakan salah satu hasil karya arsitektur Bernard Tschumi yang sangat terkenal di Paris pada tahun 1990, Parc de la Villette. Pada awalna, salah satu hal mendasar yang paling menarik perhatian saya adalah komposisi bentuk follies yang ada di lahan kosong seluas 125 hektar. Bentuk follies tersebut memiliki kesan unik dan khas tersendiri. Dia tidak memiliki kesan homogen antara yang satu dengan yang lainnya. Semua seolah tersebar di taman itu dengan bentuk yang berbeda-beda. Bagaimana cara Tschumi menghasilkan bentuk-bentuk itu? Bagaimana ia membuat bidang-bidang itu bertabrakan, bersinggungan, atau kemudian diteruskan hingga membentuk suatu yang kontinu di dalam lahan itu dan dapat dinikmati oleh berbagai event manusia dalam ruang dan waktu?</span></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<img src="http://arsitektur.net/wp-content/uploads/2009/07/parcvillette1-289x300.jpg" /></div>
<div style="text-align: center;">
Gambar 1. Parc de la Villette, Paris</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Parc de La Villette, Paris, berawal mula dari konsep taman yang ditawarkan oleh Tschumi. Berbeda dengan pandangan masyarakat saat itu bahwa taman adalah tempat di mana mereka dapat melupakan city (kesibukan mereka bekerja, contohnya), Tschumi berusaha menghadirkan konsep murni berupa Urban Park. Konsep yang berusaha dihadirkannya ini benar-benar tidak berasal dari lingkungan sekitar site yang berupa daerah industri tua di Paris. Sebagai langkah awal ia melihat beberapa preseden organisasi ruang taman-taman kota yang ada di Paris dari abad ke-18 hingga abad ke-20. Dari situlah kemudian ia menemukan layer- layer berupa point and grid system yang dapat diaplikasikan pada desainnya.</span><br />
<a name='more'></a></div>
<br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Secara mendasar proses Tschumi dalam menghasilkan bentuk folie yang abstrak ini adalah dengan menggunakan teknik superimposition di mana ia menggabungkan beberapa layer-layer yang berbeda satu sama lainnya ke dalam satu bidang datar. Prosesnya adalah dengan menyatukan tiga layer dasar pembentukan geometri yaitu titik, garis, dan bidang sehingga pada hasil akhirnya yang terjadi adalah tabrakan atau konflik antar sistem satu dengan sistem lainnya. Tiap-tiap layer memiliki makna dan tujuan tersendiri di dalam proses melahirkan suatu event dalam ruang. Bila kita lihat, layer-layer ini pada awalnya merupakan layer-layer yang mengandung order atau keteraturan di dalamnya. Ada keteraturan orientasi dan arah dalam membagi grid, penitikan kubus yang disebar dengan jarak dan ritme yang memiliki pola yang sama, dan bentuk bidang-bidang geometri yang mendasar. Namun pada hasil akhirnya, ketika proses superimpose itu telah dilakukan, kita tidak lagi melihat order dari layer-layer sebelumnya. Telihat dari proses pemikiran Bernard Tschumi ketika mendesain proyek Parc de La Villette ini adanya transformasi atau perubahan dari sesuatu yang memiliki kemurnian, kesempurnaan dan order dalam bentuk (proporsi yang ideal menurut Vitruvius) menjadi sesuatu lain yang kacau, tidak lagi terlihat sempurna di mata manusia yang melihatnya. Tschumi berusaha melahirkan bentuk yang tidak lagi pure dan dapat dimengerti dengan mudah oleh manusia dari bentuk dan tatanan order bentuk-bentuk geometris yang murni.</span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
</span>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Ideals of purity, perfection, and order become sources of impurity, imperfection, and disorder” (Johnson & Wigley, 1988). Seolah-olah semua garis terganggu kestabilannya, bentuk-bentuk yang dihadirkan tidak lagi dapat dengan mudah dan cepat dimengerti. Bernard Tschumi berusaha menjadikan bentuk-bentuk geometri dasar yang ideal sebagai sumber bentuk-bentuk yang tidak seimbang dan berbeda. “It gains its force by turning each distortion of an ideal form into a new ideal” (Johnson & Wigley, 1988). Bagaimana proses lahirnya bentuk geometri yang awalnya penuh keteraturan klasikal menjadi bentuk geometri yang abstrak dan tidak teratur?</span></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<img alt="parcvillette2" class="alignnone size-full wp-image-461" height="142" src="http://arsitektur.net/wp-content/uploads/2009/07/parcvillette2.jpg" title="parcvillette2" width="581" /></div>
<div style="text-align: center;">
Gambar 2. Mekanisme pembentukan geometri Parc de la Villette</div>
<br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Prinsip mendesain paling mendasar yang dilakukan oleh Tschumi adalah dengan teknik superimpose tiga sistem layer: point, lines, dan surface. Dari hasil superimpose ini kemudian timbul suatu distorsi antar layer atau sistem. Distorsi tidak hanya karena hasil superimpose layer-layer tetapi juga dari konflik yang muncul antar sistem satu dengan sistem lainnya. Distorsi juga dimunculkan oleh Tschumi dari konflik antar elemen yang ada di dalam satu sistem dengan memberikan forces berupa twist atau dipatahkan (seperti yang dilakukannya terhadap North-South Axis Galery). Dalam proses distorsi, tiap-tiap folie dalam satu sistem titik terjadi proses pembongkaran (decomposition atau extraction) yang kemudian di rekombinasi lagi dengan permutasi tiap-tiap elemen penyusun hasil ekstraksi. Setelah proses rekombinasi, kemudian bentuk tersebut diberikan force berupa deformation untuk penyesuaian bentuk dengan program aktivitas atau event yang ingin dihadirkan. Berikutnya sebelum beranjak ke tahap eksplorasi bentuk saya akan membahas secara detail tiap-tiap langkah yang dilakukan oleh Tschumi dalam menghasilkan bentuk geometri Parc de La Villette.</span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
</span>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><b>Points, Lines, Surfaces</b></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pertama adalah pembentukan geometri dari tiga sistem yang berbeda dan mendasari geometri Euclidean yang kita kenal; points, lines, dan surface.</span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
</span>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pada layer point, Tschumi menggunakan sistem koordinat point-grid dengan interval 120 meter. Setiap interval 120 meter, garis vertikal dan horizontal bertemu dan membentuk titik yang disebut folie. Sistem koordinat grid ini untuk membentuk image atau shape yang berbeda di antara bentuk-bentuk bangunan lain di sekitar yang rapat. Selain itu juga, dengan sistem koordinat grid ini akan memudahkan orientasi pengguna publik yang belum familiar dengan taman tersebut. Untuk bentuk tiap folie secara mendasar adalah berupa kubus berukuran 10 x 10 x 10 m3 atau disebut juga neutral space karena pada tahap awal ini Tschumi belum memasukkan event atau program ruang ke dalamnya. Neutral space ini memiliki sifat yang masih kosong dan akan dapat dirubah dan dicocokkan kembali dengan kebutuhan program aktivitas yang lebih spesifik. Bila dilihat secara keseluruhan dari bentuk folie-folie ini, saya melihat adanya repetisi bentuk folie yang masih serupa. Repetisi ini memberikan identitas yang dapat dengan mudah dikenali di tengah-tengah garis axis kota paris yang tidak ortogonal. Identitas folie ini sangat kuat seperti layaknya booth telepon yang ada di Inggris atau seperti bentuk Paris Metro Gates. Repetisi dan interval pada layer points yang mengandung ritme-ritme ini secara tidak langsung mengingatkan saya dengan metode Durand. Sangat proporsional dan penuh keseimbangan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<img src="http://arsitektur.net/wp-content/uploads/2009/07/parcvillette3-300x146.jpg" /></div>
<div style="text-align: center;">
Gambar 3. Site plan Parc de la Villlette</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kemudian pada layer garis, Tschumi berusaha melihat koordinat – koordinat utama yang ada di sekitar lahan 125 hektar. Koordinat utama yang dapat dengan mudah terlihat adalah koordinat utara - selatan dan koordinat timur - barat dimana axis ini merupakan jalur pedestrian yang sangat tinggi tingkat pergerakan dan sirkulasinya. Koordinat utara dan selatan menghubungkan dua Paris Gates dan Subway Stations Porte de La Villette dan Porte de La Panin. Sedangkan koordinat timur – barat menghubungkan taman dengan western suburbs. Di dalam koordinat axis besar ini, Tschumi membuat layer garis dengan melihat kondisi movement dari pedestrian user di koordinat utama itu. Architecture as event, dimana arsitektur terlahir dari movement, use, dan space. Garis-garis abstrak ini akan menunjukkan jalur-jalur mana yang lebih sering dilalui oleh pengguna jalan. Nantinya ketika dilakukan proses superimpose, antara sistem garis dan titik ini akan saling menentukan folies mana saja yang lebih sering dilewati oleh public. Folie yang awalnya masih berupa neutral space kemudian akan diisi oleh program ruang yang cenderung dapat menarik orang banyak seperti misalnya City of Music, café and restaurant, children’s playground, dan music performance. Sehingga pada produk akhirnya, folies yang ada di taman ini akan berfungsi sebagai building-generator untuk events yang akan hadir di taman ini.</span></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<img alt="parcvillette4a" class="alignnone size-full wp-image-463" height="195" src="http://arsitektur.net/wp-content/uploads/2009/07/parcvillette4a.jpg" title="parcvillette4a" width="147" /> <img alt="parcvillette4b1" class="alignnone size-medium wp-image-465" height="207" src="http://arsitektur.net/wp-content/uploads/2009/07/parcvillette4b1-300x296.jpg" title="parcvillette4b1" width="210" /></div>
<div style="text-align: center;">
Gambar 4. <em>Lines system and building as event generator</em></div>
<div style="text-align: center;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pada layer surfaces, Tschumi melihat zona-zona pembagian ruang yang mungkin hadir di site. Dan kemudian mewujudkannya dalam sebuah bentuk permukaan bidang yang cukup luas untuk menampung berbagai aktvitas di taman tersebut. Semua aktivitas yang membutuhkan pertambahan area secara horizontal, seperti ruang untuk bermain, olahraga, exercise, mass entertainment, markets, dan lain-lain, dalam arti tidak lagi di dalam satu follie, dituangkannya di dalam layer surface ini dengan bentuk-bentuk geometri yang mendasar.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><b>Superimpose Process</b></span></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pada tahap selanjutnya, yaitu tahap superimpose, yang dilakukan oleh Tschumi adalah menggabungkan atau merge ketiga layer sistem yang masing-masing independen atau bediri sendiri (autonomous). Yang terjadi pada mekanisme superimpose ini adalah munculnya beberapa distorsi dan konflik antar sistem. “Ideals of purity, perfection, and order become sources of impurity, imperfection, and disorder.” Layer-layer yang pada awalnya murni sebagai bentuk geometri yang mendasar mengalami konflik dan berubah menjadi bentuk yang berbeda sama sekali namun tetap memiliki jejak bentuk sebelumnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<img alt="parcvillette5" class="alignnone size-medium wp-image-466" height="225" src="http://arsitektur.net/wp-content/uploads/2009/07/parcvillette5-300x225.jpg" title="parcvillette5" width="300" /></div>
<div style="text-align: center;">
Gambar 5. <em>Superimpositions: Points, lines, surfaces</em></div>
<div style="text-align: center;">
<i><br /></i></div>
<b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;">Distortion Process</span></b>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Distorsi yang muncul tersebut kemudian disikapi lebih jauh oleh Tschumi dengan memberikan forces yang pada akhirnya membuat semacam deviasi bentuk dari geometri ideal yang kita kenal sebelumnya menjadi suatu bentuk ideal form baru yang terlahir dari bentuk ideal dasar. Distorsi yang dilakukan tidak lagi menunjukkan kestabilan bentuk karena langkah berikutnya yang dilakukan Tschumi dalam proses distorsi ini adalah mengekstraksi tiap-tiap folie yang telah mengalami konflik dengan sistem lain. Dia mencoba membongkar elemen-elemen dasar yang membentuk folie tersebut. Berikut ini penjelasan proses dekomposisi – permutasi – deformasi yang dia lakukan terhadap folies:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><b>Decompose/Extraction</b></span><br />
<div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dari hasil konflik antar sistem yang diperoleh dari hasil superimpose sebelumnya, kemudian folies ini dilakukan dekomposisi atau proses disintegrasi, pemecahan elemen – elemen dasar yang membentuk suatu objek. Istilah lainnya adalah proses ekstrasi. Seperti pada gambar di samping,l kubus folie berukuran 10 x 10 x 10 m3 tersebut seolah-olah diledakkan sehingga rangka – rangka penyusunnya terlihat. Begitupun garis, bidang, dan rangka yang memotong folie saat proses superimpose. Dari proses dekomposisi ini kemudian diperoleh elemen-elemen dasar apa yang menyusun folies tersebut. Tiap folie yang ada di taman tersebut memiliki hasil ekstrasi yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Sehingga tidak heran bila folie yang awalnya hanya berbentuk kubus dengan 6 sisi berubah menjadi suatu bentuk yang lain.</span></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<img alt="parcvillette6" class="alignnone size-medium wp-image-467" height="241" src="http://arsitektur.net/wp-content/uploads/2009/07/parcvillette6-300x268.jpg" title="parcvillette6" width="270" /> <img alt="parcvillette7" class="alignnone size-medium wp-image-468" height="185" src="http://arsitektur.net/wp-content/uploads/2009/07/parcvillette7-300x206.jpg" title="parcvillette7" width="270" /></div>
<div style="text-align: center;">
Gambar 6. <em>Folies: Decomposition of cube; Recombination of cube</em></div>
<div style="text-align: center;">
<i><br /></i></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><b>Various Recombination/Permutation</b></span><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Elemen-elemen dasar hasil ekstrasi yang telah diperoleh oleh Tschumi kemudian direkombinasikan kembali satu dengan lainnya sehingga membentuk beberapa alternative untuk memperoleh bentuk. “Each of the cubes is decomposed into a number of formal elements which are then variously recombined. The result is that each point of the grid is marked by a different permutation of the same object.” Proses rekombinasi elemen – elemen pembentuk cube dilakukan dengan menggunakan permutasi. Sebagai contoh proses permutasi, bentuk A, bentuk B, dan bentuk C dapat dipermutasikan menjadi bentuk ABC, bentuk ACB, bentuk BAC, bentuk BCA, bentuk CAB, dan bentuk CBA. Hasil permutasi ini kemudian akan menghasilkan folies yang berbeda satu dengan yang lainnya. Susunan permutasi inipun tidak secara simple disusun kembali menjadi bentuk yang stabil melainkan tiap-tiap elemen dipasangkan dengan elemen lain dengan penyusunan yang tidak seimbang. “The cube has been distorted by elements that were extracted from it”.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><b>Deformation</b></span></div>
<div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Hasil permutasi elemen-elemen tersebut kemudian dideformasikan atau merubah bentuknya kembali untuk menyesuaikan dengan kebutuhan mengakomodasi fungsi-fungsi kegiatan yang berbeda-beda sepert restoran, arcade, dan lainnya. Di bawah ini adalah gambar folies yang telah dideformasi.</span></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<img alt="parcvillette8" class="alignnone size-medium wp-image-469" height="300" src="http://arsitektur.net/wp-content/uploads/2009/07/parcvillette8-247x300.jpg" title="parcvillette8" width="247" /> <img alt="parcvillette9" class="alignnone size-medium wp-image-470" height="299" src="http://arsitektur.net/wp-content/uploads/2009/07/parcvillette9-246x299.jpg" title="parcvillette9" width="246" /></div>
<div style="text-align: center;">
Gambar 7 <em>Permutation of cube; Deformation of cube</em></div>
<div style="text-align: center;">
<i><br /></i></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><b>Superimposition of Events</b></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dari hasil analisa bagaimana sang arsitek, Bernard Tschumi, dalam menghasilkan suatu bentuk geometris kemudian saya mengambil kesimpulan mendasar terhadap teknik yang digunakan oleh Tschumi. Teknik mendasar yang digunakan adalah teknik superimposition sedangkan langkah-langkah berikutnya merupakan tindakan lanjutan setelah proses superimpose. Sebelum menentukan benda apa yang akan saya buat pada project kali ini, terdapat beberapa hal yang saya lihat sebagai elemen utama dari metode pembentukan geometri Parc de La Villette ini. Beberapa hal tersebut adalah sebagai berikut:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<ol><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
<li>Tschumi berusaha menampilkan sesuatu yang tidak teratur dari suatu bentuk dasar geometri yang penuh keseimbangan dan proporsional. “Ideals of purity, perfection, and order become sources of impurity, imperfection, and disorder.” Data ini menunjukkan adanya suatu transformasi dari kondisi A ke kondisi B yang bertolak belakang.</li>
<li>Teknik superimpose tiga layer yang dilakukan Tschumi untuk meraih bentuk akan saya coba tampilkan sebagai berikut: Points terkait dengan interval, repetisi bentuk, ritme, image, identity; Lines terkait dengan main axis, movement, space, use, circulation, connection; Surfaces terkait dengan area dimana aktivitas berlangsung, peluang event berlangsung.</li>
</span></ol>
</div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
</span>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dalam langkah berikutnya saya menamakan project ini sebagai The Superimposition of Events dimana saya akan memanfaatkan event-event yang terjadi sebagai subjek pemberi forces terhadap proses superimpose dan proses deformasi bentuk murni menjadi bentuk lain yang tak seimbang. Berbeda dari cara Tschumi yang memberikan forces dari dirinya sendiri sebagai subjek, saya akan melihat bagaimana bila event itu sendiri yang memberikan gayanya terhadap suatu bentuk dalam susunan tiga layer dan bukanlah sang perancang. Mengapa tidak, apabila Tschumi sendiri melihat arsitektur sebagai sesuatu yang terlahir dari event-event yang hadir? Apa yang akan terjadi bila event-event itu sendiri secara kontak langsung melakukan transformasi bentuk-bentuk pure menjadi bentuk impure? Superimpose bentuk-bentuk arsitektur akan dihasilkan oleh event ataupun pergerakan manusia secara langsung. Jadi manusia akan secara langsung sebagai subjek pemberi action melakukan kontak dengan bentuk-bentuk murni. Deformasi dan transformasi yang terjadi dalam kasus Tschumi tidak lagi dilakukan oleh sang perancang itu sendiri tetapi oleh si pengguna ruang yang ada.</span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Langkah-langkah yang saya lakukan adalah menyiapkan satu buah modul triplek berukuran 103,5 x 103,5 cm2 yang cukup besar sebagai alas injak yang dapat diletakkan di area yang banyak dilalui manusia sebagai jalur sirkulasi dari tempat ke tempat (perempatan misalnya). Langkah berikutnya adalah mengaplikasikan metode 3 layer titik, garis, dan bidang pada modul tersebut dengan titik sebagai neutral space berkomposisi grid yang menunjukkan adanya interval dan ritme dari titik-titik tersebut. Layer titik berupa kubus-kubus plastisin yang disusun dengan sistem grid berinterval 12,5 cm. Bentuk kubus dipilih agar mempertahankan seirama dengan perempatan yang dilalui. Bentuk kubus dapat mewakili dan menguatkan identitas dan orientasi tersendiri di perempatan. Manusia yang melaluinya dapat bersikap familiar ketika melewatinya. Layer garis akan menunjukkan jalur-jalur sirkulasi yang memungkinkan terjadi pergerakan menusia di dalamnya (sama seperti yang dilakukan Tschumi ketika melihat adanya dua garis axis utama yang di dalamnya terdapat benyak pergerakan). Untuk movement layer garis ini berupa garis-garis maya yang menggambarkan arah alur dan gerak movement manusia di perempatan. Layer surface merupakan area yang mungkin digunakan untuk berkegiatan yaitu area di antara kubus-kubus plastisin sebelumnya. Disini layer surface adalah hasil invert dari pola jejak-jejak kaki orang berjalan. Invert dari jejak-jejak ini kemudian menjadi bidang-bidang kosong tak terinjak yang membentuk pola movement berjalan di perempatan. Setelah modul ini selesai, saya meletakkannya di area ramai yang memungkinkan modul ini sering dilalui dan bahkan diinjak ketika mereka bergerak. Yang ingin saya hadirkan adalah bagaimana pembentukan geometri yang terjadi pada si kubus-kubus plastisin ini apabila mereka diremukkan sendiri oleh manusia yang sedang mengalami event bergerak, berlalu lalang, berpindah. Akan ada jejak-jejak pergerakan dari hasil superimpose antara layer titik, garis, dan surface. Efek deformasi yang timbul pun akan hadir tanpa perlu campur tangan sang perancang. Deformasi bentuk yang terjadi hadir dari hasil event yang terjadi pada suatu rentang waktu tertentu. Superimpositions of Events, events secara langsung berperan dalam menciptakan suatu bentuk arsitektural.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</span><br />
<div style="text-align: center;">
<img alt="parcvillette10" class="alignnone size-medium wp-image-471" height="270" src="http://arsitektur.net/wp-content/uploads/2009/07/parcvillette10-268x300.jpg" title="parcvillette10" width="241" /></div>
<div style="text-align: center;">
<img alt="event1" class="alignnone size-medium wp-image-472" height="159" src="http://arsitektur.net/wp-content/uploads/2009/07/event1-300x227.jpg" title="event1" width="210" /> <img alt="event2" class="alignnone size-medium wp-image-473" height="162" src="http://arsitektur.net/wp-content/uploads/2009/07/event2-300x231.jpg" title="event2" width="210" /> <img alt="event3" class="alignnone size-full wp-image-474" height="136" src="http://arsitektur.net/wp-content/uploads/2009/07/event3.jpg" title="event3" width="231" /></div>
<div style="text-align: center;">
Gambar 8. <em>Superimposition of Events</em></div>
<div style="text-align: center;">
<em><br /></em></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Di dalam geometri arsitektur, peran geometri dan arsitektur tidak akan pernah dapat terlepas satu sama lainnya. Setiap geometri yang terbentuk dan hadir pasti memiliki arti dalam kehidupan manusia berkegiatan dalam ruang. Begitupun arsitektur yang dapat terkonkritkan wujudnya dari bentuk-bentuk geometri yang ada. Geometri dan arsitektur, masing-masing memiliki peranan dan kontribusi langsung di dalam membentuk suatu ruang berkegiatan manusia. Seperti pada eksplorasi project yang telah saya lakukan, Superimpositions of Events, dapat kita lihat terdapat kesinambungan antara subjek pelaku action dengan objek penerima action. Forces yang diberikan kepada form murni tidak lagi dilakukan berdasar kemauan sang perancang melainkan kepada manusia pengguna ruang pada satu tempat di dalam rentang waktu tertentu.</span></div>
<h3>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Daftar Pustaka </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Johnson, Philip. & Wigley, Mark (1988). </span></span><em style="font-size: medium;">Deconstructivist Architecture</em><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">. New York: The Museum of Modern Art.</span></span></h3>
Tschumi, Bernard (1994). <em>Event – Cities (Praxis)</em>. New York: MIT Press.<br />
Tschumi, Bernard & Riley, Terrence (1994). <em>Architecture and Event</em>. New York: Museum of Modern Art.<br />
Jacques, Derrida & Eisenmann, Peter (1997). <em>Chora L Works</em>. USA: Penguin USA.<br />
http://en.wikipedia.org/wiki/parc de la villette</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11514233467275761672noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2066695669597242641.post-40993917295952730032012-10-26T22:37:00.001+07:002012-10-26T22:38:31.745+07:0010 Konsep Rumah Pohon Yang Mengagumkan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sebagai anak muda (atau bahkan dewasa) yang belum bermimpi hidup pohon rumah? Beberapa struktur yang dibangun di atas pohon atau hung dari pohon, tetapi beberapa pohon biasa desain bangunan rumah bahkan berkembang dari pohon atau kanan dibangun menjadi pohon. Beberapa orang tinggal di pohon-pohon sebagai mewah, sebagian untuk membantu menyelamatkan lingkungan hidup dan lain-lain dari tradisi atau kebutuhan. Berikut adalah sepuluh desain rumah pohon luar biasa yang berkisar dari fungsional ke khayali, berkelanjutan dan terjangkau untuk asing ke luar biasa mahal. </span></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">1. Baumraum Treehouses:</span></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></b></span></div>
<div>
<div style="clear: left; float: left; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;">
<img alt="http://www.inhabitat.com/wp-content/uploads/baum1.jpg" src="http://www.inhabitat.com/wp-content/uploads/baum1.jpg" /><img alt="http://www.inhabitat.com/images/baumraumnight.jpg" src="http://www.inhabitat.com/images/baumraumnight.jpg" /></div>
<b><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Baumraum treehouses blends palen klasik yang sederhana struktur kayu di pohon dengan sudut modernist, membersihkan saluran dan elemen desain lainnya. Paduan ini dengan baik dan berdiri keluar dari daerah sekitar mereka alami dan disesuaikan untuk keinginan klien sebelum dipasang. Yang kedua adalah kelompok Baumraum eksperimental dan berpengalaman, ingin keahlian dalam pohon jenis, kemampuan dan dampak lingkungan.</span><br />
<a name='more'></a></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
</span>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
</span><br />
<div>
<div>
<b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;">2. Free Spirit Spheres:</span></b><br />
<b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><br /></span></b>
<img src="http://www.essential-architecture.com/MISC/10.%20Free%20Spirit%20Spheres.jpg" /><img src="http://www.ubergizmo.com/photos/2006/6/free-spirit-sphere.jpg" /><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Mobile, tahan lama dan entah bagaimana bertingkah Free Spirit Spheres
dapat hung dari apapun dari pohon dan bangunan batu ke muka. Anyaman dan
tali jangkar metaphorically literal dan ini spheres ke lokasi-lokasi
mereka. Jangkar hanya empat poin diperlukan untuk melaksanakan seluruh
berat yang spheres. Setiap sphere adalah air dan dampak-tahan, terdiri
dari internal yg berlapis-lapis dan bingkai kayu jelas fiberglass
eksterior.</span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span><b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;">3. The 4Treehouse:</span></b></div>
<div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><b><br /></b></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span><img src="http://blog.josephtreeservice.com/wp-content/uploads/2008/08/maintreehouse1.jpg" /><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span><img src="http://inhabitat.com/wp-content/uploads/maintreehouse2.jpg" /><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">The 4Treehouse oleh Lukasz Kos floats seperti “Jepang lentera jangkungan” dan terletak menampung empat pohon yang ada di situs. Sebagai yang terbaik dengan desain rumah pohon, proyek ini berhasil bekerja di sekitar situs kondisi alam yang ada. Tiga-cerita rumah sendiri rents ditangguhkan dari keempat utama situs pohon.</span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span><b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;">4. The TreeHouse Workshop:</span></b><br />
<b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><br /></span></b>
<b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"> </span></b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span><img border="0" src="http://weburbanist.com/wp-content/uploads/2008/02/seattle-tree-house-architectural-designers.jpg" /><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span><img src="http://www.apartmenttherapy.com/uimages/sf/4-29-09-treehouse-2.jpg" /><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Lokakarya yang TreeHouse Seattle adalah sebuah perusahaan yang berbasis mengambil seni membangun rumah pohon sangat serius. Mereka membangun rata-rata satu pohon rumah per bulan dan upah sangat mampu dan tukang bangunan untuk membangun proyek-proyek mereka. Selesai mereka bekerja berbeda dalam kemewahan tetapi beberapa bahkan termasuk (counterintuitive!) Dilengkapi.</span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span><b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;">5. The 02 Sustainability:</span></b><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><b><br /></b></span>
<img alt="http://www.instablogsimages.com/images/2008/12/24/o2-sustainability-treehouse-by-dustin-feider_ndgzU_17621.jpg" src="http://www.instablogsimages.com/images/2008/12/24/o2-sustainability-treehouse-by-dustin-feider_ndgzU_17621.jpg" /><br />
</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">02 Pohon yang Keberlanjutan Rumah defies banyak konvensi satu asosiasi yang khas dengan rumah pohon. Paradigma dari persegi-pondok kayu seperti struktur digantikan dengan cahaya dan ruang kubah geodesic struktur yang memerlukan sangat sedikit (dan ramah lingkungan) dan bahan minimal telah berdampak pada pohon di mana ia ditempatkan (gantung dari kabel daripada bolted ke pohon). Perangkat ini dirancang untuk perumahan, meditasi dan fungsi rapat.</span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">6. the tree dwellers:</span></b></span></div>
<div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><b><br /></b></span><img border="0" src="http://weburbanist.com/wp-content/uploads/2008/02/native-people-living-in-tree-houses.jpg" /><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tentu saja, tidak semua rumah pohon yang avante garde contoh desain dan keberlanjutan – beberapa orang dalam hidup jauh lebih tradisional seperti pohon rumah pohon dwellers terlihat pada foto di atas. Di jungles of Brazza River Basin di Indonesia Provinsi Papua yang memiliki suku setempat perlahan dibangun mengarah ke atas pohon-pohon untuk melepaskan diri hama dan satu sama lain. Mereka Residences dizzying sekarang mencapai ketinggian lebih dari 100 kaki.</span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
</span>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
</span><b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;">7. Vietnamese tree house:</span></b><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><b><br /></b></span><span class="Apple-style-span" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://weburbanist.com/wp-content/uploads/2008/02/house-made-out-of-a-tree.jpg" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span><br />
<div style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Vietnam pohon ini amazing struktur rumah adalah sebuah “rumah pohon” di slebor sepenuhnya ungkapan rasa dan menarik wisatawan dan tamu dari seluruh dunia. Tentu saja tidak hanya orang bisa mendapatkan izin untuk membangun rumah seperti ini: ia akan membantu anak perempuan dari mantan presiden di negeri ini. Wisatawan bahkan bisa tinggal di kamar semalam.</span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><i><br /></i></span>
<br />
<br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span><b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"></span></b><br />
<div>
<b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><br /></span></b></span></b></div>
<b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;">
</span></b>
<div>
<b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><br /></span></b></span></b></div>
<b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;">
<div>
<b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><br /></span></b></div>
<div>
<b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><br /></span></b></div>
<div>
<b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><br /></span></b></div>
<div>
<b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><br /></span></b></div>
<div>
<b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><br /></span></b></div>
<div>
<b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><br /></span></b></div>
<div>
<b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><br /></span></b></div>
<div>
<b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><br /></span></b></div>
<div>
<b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><br /></span></b></div>
<div>
<b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><br /></span></b></div>
<div>
<b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><br /></span></b></div>
<div>
<b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><br /></span></b></div>
<div>
<b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><br /></span></b></div>
<div>
<b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><br /></span></b></div>
<div>
<b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><br /></span></b></div>
<div>
<b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><br /></span></b></div>
<div>
<b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><br /></span></b></div>
</span></b><b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;">
8. styx valley protest structure tasmania:</span></b></div>
<div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><b><br /></b></span>
<img alt="http://www.we-make-money-not-art.com/yyy/styzx.jpg" src="http://www.we-make-money-not-art.com/yyy/styzx.jpg" /><br />
<img alt="" border="0" src="http://weburbanist.com/wp-content/uploads/2008/02/environmentalist-save-the-trees-house-concept-design.jpg" /><br />
</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ada satu hal ke rantai diri ke sebuah pohon untuk menyimpannya, tetapi cukup untuk hidup yang lain dalam satu! Untuk menyimpan 400 + tahun pohon, sekelompok aktivis telah melakukan hal yang sama pada awangan ditangguhkan platform yang saat ini merupakan tallest “rumah pohon” di dunia (atas gambar di atas). Pandai satu perancang telah mengembangkan serangkaian konsep strategi yang ditampilkan dalam gambar di atas untuk mengambil pendekatan ini ke tingkat berikutnya. Dengan hanya 13% dari tahun ini pertumbuhan pohon-kiri, ini baru akan struktur link dari pohon ke pohon menyediakan habitat tetapi juga melindungi lingkungan.</span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span><b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;">9. The Ultimate Tree House:</span></b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
</span></div>
<div>
<b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><br /></span></b></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
</span>
<br />
<div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><img alt="http://www.coolbusinessideas.com/images/photo_blog_fabaxo1.jpg" src="http://www.coolbusinessideas.com/images/photo_blog_fabaxo1.jpg" /></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><img alt="http://i.n.com.com/i/ne/p/2007/joachim_tree_house_550x431.jpg" src="http://i.n.com.com/i/ne/p/2007/joachim_tree_house_550x431.jpg" /></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
</span>
<div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
<div style="text-align: justify;">
Bagaimana jika bukan membangun rumah pohon, Anda dapat tumbuh sendiri? Kombinasi antara bangunan dan sistem lain dapat digunakan untuk mengarahkan pertumbuhan ini sangat menarik dan kreatif konsep rumah pohon selama periode tahun. Vines, akar pohon dan arsitektur organik menjadi bahan-bahan untuk membuat kerangka kerja yang fleksibel untuk curious ciptaan. Windows akan fleksibel yang terbuat dari soy membranes yang akan beralih sebagai bangunan tumbuh.</div>
<div>
<br /></div>
</span><b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;">10. The Syberite tree house:</span></b></div>
<div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><br /></b></span>
<br />
<div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> <img alt="http://www.streeteditors.com/wp-content/uploads/2007/03/sybarite.gif" src="http://www.streeteditors.com/wp-content/uploads/2007/03/sybarite.gif" /></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
</span>
<br />
<div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><img alt="http://www.inhabitat.com/images/sybarite2.jpg" src="http://www.inhabitat.com/images/sybarite2.jpg" /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Syberite rumah pohon proyek blends desain modular dengan rendah dampak hidup. Layouts diizinkan untuk memenuhi ke lanskap alam sekitar mereka untuk mengambil keuntungan maksimum dari pandangan dan cahaya alami tanpa di lingkungan setempat. Tujuh dasar mendukung dirancang untuk meminimalkan dampak pada akar sistem dan permukaan tanah. Hujan koleksi, panel matahari, angin dan koleksi lainnya juga pembangunan sistem terpadu membuat rumah kebanyakan energi independen.</span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><br />
<div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
</span>
<div style="text-align: left;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>sumber : http://strano66.blogspot.com/2010/09/10-konsep-rumah-pohon-yang-mengagumkan.html</b></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
</span></div>
</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11514233467275761672noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2066695669597242641.post-44318810887591778202012-10-24T15:23:00.000+07:002012-10-24T15:23:17.951+07:00konsep BENTUK dan RUANG dalam Arsitektur Modern <div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: justify;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiusSz95v-hv3G3bbL0BGJCeevQjop1p0gGDBRN_biKJOYqsq3UrMDK603GImGDpLHCw2a8gDjQMdJFt9hnqgMyM11J6i8Bl7OEJUUSKjrB-3Z9jbE2HRA707Z4kzRkmxaLTCxVSjy9Zm0/s320/bb.jpg" /> </div>
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Falling Water, Frank Lloyd Wright </div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Arsitektur modern adalah sebuah sesi dalam perkembangan arsitektur dimana ruang menjadi objek utama untuk diolah. Jika pada masa sebelumnya arsitektur lebih memikirkan bagaimana cara mengolah façade, ornamen, dan aspek-aspek lain yang sifatnya kualitas fisik, maka pada masa arsitektur modern kualitas non- fisik lah yang lebih dipentingkan. Fokus dalam arsitektur modern adalah bagaimana memunculkan sebuah gagasan ruang, kemudian mengolah dan mengelaborasinya sedemikian rupa, hingga akhirnya diartikulasikan dalam penyusunan elemen-elemen ruang secara nyata.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
Menurut Rayner Banham pada bukunya yang berjudul “Age of The Master : A Personal View of Modern Architecture”, 1978, perkembanagan arsitektur modern menekankan pada kesederhanaan suatu desain. Para arsitek pada masa itu menginginkan bangunan rancangannya bersih dari ornamen dan sesuai dengan fungsinya dengan menghilangkan paham eclecticism pada tiap rancangannya. Arsitektur modern merupakan Internasional Style yang menganut Form Follows Function (bentuk mengikuti fungsi). Bentukan platonic solid yang serba kotak, tak berdekorasi, perulangan yang monoton, merupakan ciri arsitektur modern.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Menurut Peter Gossel dan Gabriele Leu Thauser dalam bukunya yang berjudul, “Achitecture in the 20th century”, 1991.<a name='more'></a></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ciri – ciri dari arsitektur modern adalah: </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<ul>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Satu gaya Internasional atau tanpa gaya (seragam),Merupakan suatu arsitektur yang dapat menembus budaya dan geografis. </span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Berupa khayalan, idealis </span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Bentuk tertentu, fungsional,Bentuk mengikuti fungsi, sehingga bentuk menjadi monoton karena tidak diolah. </span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Less is more ,Semakin sederhana merupakan suatu nilai tambah terhadap arsitektur tersebut. </span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ornamen adalah suatu kejahatan sehingga perlu ditolak,Penambahan ornamen dianggap suatu hal yang tidak efisien. Karena dianggap tidak memiliki fungsi, hal ini disebabkan karena dibutuhkan kecepatan dalam membangun setelah berakhirnya perang dunia II. </span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Singular(tunggal), Arsitektur modern tidak memiliki suatu ciri individu dari arsitek, sehingga tidak dapat dibedakan antara arsitek yang satu dengan yang lainnya (seragam). </span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Nihilism, Penekanan perancangan pada space, maka desain menjadi polos, simple, bidang-bidang kaca lebar. Tidak ada apa–apanya kecuali geometri dan bahan aslinya. </span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kejujuran bahan ,Jenis bahan/material yang digunakan diekspos secara polos, ditampilkan apa adanya. Tidak ditutup-tutupi atau dikamuflase sedemikian rupa hingga hilang karakter aslinya. Terutama bahan yang digunakan adalah beton, baja dan kaca. Material-material tersebut dimunculkan apa adanya untuk merefleksikan karakternya yang murni, karakter tertentu yang khas yang memang menjadi kekuatan dari jenis material tersebut. Memberi sentuhan plastis seperti membungkus bahan dengan bahan lain adalah upaya yang tidak dibenarkan karena dinilai mengaburkan, menghancurkan kekuatan asli yang dimiliki oleh bahan tersebut. , Misal : </span></li>
</ul>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<ol>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Beton untuk menampilkan kesan berat, massif, dingin. </span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Baja untuk kesan kokoh, kuat, industrialis. </span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kaca untuk kesan ringan, transparan, melayang.</span></li>
</ol>
</div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">Pemahaman Bentuk dan Ruang dalam Arsitektur Modern</span></b><b><span style="font-size: large;"> </span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Perkembangan Arsitektur Modern meliputi perkembangan pemikiran mengenai konsep fungsi, bentuk, konstruksi dan ruang. Namun dalam pembahasan ini penekanan lebih pada pembahasan bentuk dan ruang, ciri pokok dari bentuk adalah ”ada dan nyata atau terlihat atau teraba”, sedangkan ruang memiliki ciri khas “ada dan tak terlihat atau tidak nyata”. Ditinjau dari segi bentuk, bangunan arsitektur modern memungkinkan untuk menghasilkan bentuk-bentuk yang tidak biasa karena perkembangan teknologi struktur dan konstruksi serta perkembangan teknologi bahan pada masa itu. Sedangkan dilihat dari segi ruang bangunan arsitektur modern bersifat lebih mengalir dan hirarki berdasarkan proses sirkulasi dan berkegiatan (step to step). Sekedar untuk melengkapi dari segi konstruksi, perkembangan arsitektur modern ditandai oleh penggunaan konstruksi beton bertulang, baja dan bahan-bahan bangunan yang ringan dan dilihat dari segi fungsi, Bentuk bangunan arsitektur modern menggunakan modul manusia (le corbusier) karena bangunan ditekankan pada fungsinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berdasarkan pada Slogan Le Corbusier “ rumah sebagai mesin untuk tempat tinggal”. Le Corbusier sebenarnya menginginkan dua hal. Yang pertama adalah sebuah rumah yang menyerupai mesin yang murah, standard, mudah digunakan dan mudah dalam perawatan. Tapi ia juga mengartikan sebuah rumah yang didisaign dengan kejujuran. Oleh karena itu slogan tersebut menjadi terkenal pada masa perkembangan arsitektur modern dan menjadi konsep dasar suatu rancangan bangunan yang modern.</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Merujuk pada buku Rayner Banham “Guide to Modern Architecture”, Chapter 2,3,4 and 5. Tentang bentuk dan ruang.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><b>Bentuk </b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Bentuk dalam arsitektur modern adalah merupakan periode yang membingungkan bagi para praktisi, karena tidak ditentukan dan dibentuk dari fungsi maupun bahan bangunan yang dipakai. Tidak satupun dari fungsi maupun konstruksi tanpa pengaruhnya, dan pelaku yang antusias pada pemecahan fungsional yang baru dan metode baru struktur seperti terlibat juga pada ekspresi yang baru. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dalam arsitektur modern bentuk, fungsi dan konstruksi harus tampak satu kesatuan dan muncul menjadi bentuk yang khusus dan kita selalu mengharapkan solusi yang tepat agar menghasilkan bentuk yang spesifik antara gabungan ketiganya. Solusi-solusi yang unik umumnya layak karena teknik-teknik konstruksi modern menjadikan semua bentuk mungkin untuk dibangun. Bentuk yang diinginkan adalah bentuk-bentuk sederhana, karena semua style lama amat kompleks dan dipenuhi oleh ornamen. Bentuk dasar pada arsitektur modern adalah bentuk–bentuk geometri (platonic solid) yang ditampilkan apa adanya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Arsitektur modern pada dasarnya masih melakukan pengulangan bentuk-bentuk rasional pada awal abad 20 dimana fungsi masih menjadi inspirasi utama, dan pada masa kini bebas dalam mengembangkannya. Selanjutnya mereka memanfaatkan material dan teknik konstruksi yang baru, Jika material baru tidak dapat ditentukan dengan tegas dalam menetapkan bentuk-bentuk arsitektur modern. Muncul pemikiran baru tentang struktur yang tergantung pada tempat dimana bangunan itu dibangun.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span style="font-size: large;">Ruang</span></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Satu hal yang tak dapat disangkal tentang arsitektur modern adalah kesadaran dalam memanipulasi ruang. Dalam sejarah, ruang telah ada hanya didalam struktur (diluar hanyalah alam, ketidakaturan dan tidak dapat diukur). Renesan telah mengulangi proses dan dapat melihat tampak luar dari bangunan ( seperti yang dilakukan bangsa Yunani) dan terpisah dari seni. Ciri bangunan bangunan dari mereka : kecil, kotak, mempunyai pusat dan tertutup.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Konsep ruang pada arsitektur modern yaitu ruang tidak terbatas meluas kesegala arah, ruang terukur/terbatasi/terlihat bayangan strukturnya (segi empat) arsitektur dipahami dalam tiga dimensi, ruang dari arsitektur modern memiliki hubungan dengan pengamat. Ruang yang didalam merupakan eksperimen ruang tak terbatas dengan partisi yang dapat diterusuri melalui ruang-ruang yang dilalui. Pola perletakan ruang lebih mengalir dan berurutan berdasarkan proses kegiatan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pada perkembangannya arsitektur modern memiliki bentuk dan struktur yang tetap. Bagian fisik dari arsitektur modern sebagai pemecahan yang radikal dari sebuah masalah yang fungsional yang tidak dapat hilang sebagai bagian dari estetika yang merupakan manipulasi dari ruang yang tidak terbatas dan terukur.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Berikut adalah beberapa pendapat tentang konsep ruang dan bentuk modern secara subjektif Menurut para tokoh arsitek terkemuka :</span></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
<ul>
<li><b>Le Corbusier,</b></li>
</ul>
</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHyCldcBYssFOh5OdcWH6ywEt5oubWH49QyGevdNFfIiMxzhz4ZS8xzEhiBZIJ2EOiYwdR3sI7lJG_ntvAxE3MwMz93WKQpNb69nifLGJ-sBERvjWGWppH-Ak6pks2fAOUgxqowwreDH8/s1600/villa-savoye.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHyCldcBYssFOh5OdcWH6ywEt5oubWH49QyGevdNFfIiMxzhz4ZS8xzEhiBZIJ2EOiYwdR3sI7lJG_ntvAxE3MwMz93WKQpNb69nifLGJ-sBERvjWGWppH-Ak6pks2fAOUgxqowwreDH8/s320/villa-savoye.jpg" /></a> </div>
<div style="text-align: justify;">
villa savoye </div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
<ol>
<li>Ruang yang tercipta haruslah seefisien mungkin, sesuai dengan kaidah industri. Karena ruang adalah mesin untuk ditinggali/ditempati. Keindahan diperoleh dari purism (kemurnian), dimana bentuk-bentuk yang digunakan adalah bentuk yang halus dan sederhana. </li>
<li>Bentuk bangunan menggunakan modul manusia (le corbusier) karena bangunan ditekankan pada fungsinya. Bentuk bersifat kubisme dan futuris.</li>
</ol>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<ul>
<li><b>Mies van de Rohe,</b></li>
</ul>
</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5DDi7SsaWNgMjpZl6Wyt8pxMuTpRe7OVErIqAzR7KztQRTjEknqVwrT4HF9dHEfiTlbJbKLHdkwbU4QG2ahAvLBUryjjgqUPQuYiIf24v3r4DWQrhdxtpYgqq4RkHrOOMUfIi67oPaAQ/s1600/Picture1.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5DDi7SsaWNgMjpZl6Wyt8pxMuTpRe7OVErIqAzR7KztQRTjEknqVwrT4HF9dHEfiTlbJbKLHdkwbU4QG2ahAvLBUryjjgqUPQuYiIf24v3r4DWQrhdxtpYgqq4RkHrOOMUfIi67oPaAQ/s320/Picture1.jpg" /></a> </div>
<div style="text-align: justify;">
Farnsworth house, Fox River, Illinois, 1950 </div>
<div style="text-align: justify;">
<ol>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ruang haruslah sederhana dan apa adanya, karena dari situlah estitika berasal. Fleksibel adalah nilai tambah tersendiri bagi sebuah ruang yang dapat memberi kesan dinamis dan adaptif. Secara struktural ruang harus terpisah antara kolom dan dindingnya (skins & bones). </span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Bentuk bersifat kubisme dan futuristik. </span></li>
</ol>
</div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
<ul>
<li><b>Walter Gropius,</b></li>
</ul>
</div>
</span> <div style="text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7AFOH_eFesv8j_GlHaVvyjITWnN3jODfSVbnvqwXrj7WUIKf44IuadpzJgPGVrPW92nBs7UGu1xUdXX7mc51xjjhHAdABTFUcqj6tWtk7Phnkas8KCWz0lCf8WFF7RZU33igClEHS1xg/s1600/Picture2.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7AFOH_eFesv8j_GlHaVvyjITWnN3jODfSVbnvqwXrj7WUIKf44IuadpzJgPGVrPW92nBs7UGu1xUdXX7mc51xjjhHAdABTFUcqj6tWtk7Phnkas8KCWz0lCf8WFF7RZU33igClEHS1xg/s320/Picture2.jpg" /></a> </div>
<div style="text-align: justify;">
Fagus Factory, Alfeld-an-der-Line, </div>
<div style="text-align: justify;">
<ol>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Awal pembentukan ruang adalah dimulai dari suasananya, baru setelah itu beralih pada fungsi. Keindahan ditemukan dari produk industri dan bukan dari alam. </span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Penciptaan bentuk bangunan, sesuai dengan pola perletakan ruang yang urut berdasarkan sequence proses kegiatan penghuninya. </span></li>
</ol>
</div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><ul>
<li><b>Frank Lloyd Wright,</b></li>
</ul>
</span><div style="text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcumqjKIjaGZwBO-2iPJ_pptYEqDLAVAXctdqJwz6CdQN6jZGMrJHuAAgJe6JzdTlhaFu_HBwFg5t-U9qLZGiWq-oFG8V1BRjj39heSrXrVo1U1OFxXYhHRBV_1Tj3d9DVO8qtbbyLx5k/s1600/Falling+Water+pandangan+sungai.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcumqjKIjaGZwBO-2iPJ_pptYEqDLAVAXctdqJwz6CdQN6jZGMrJHuAAgJe6JzdTlhaFu_HBwFg5t-U9qLZGiWq-oFG8V1BRjj39heSrXrVo1U1OFxXYhHRBV_1Tj3d9DVO8qtbbyLx5k/s320/Falling+Water+pandangan+sungai.jpg" /></a> </div>
<div style="text-align: justify;">
Falling Water </div>
<div style="text-align: justify;">
<ol>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ruang terbentuk karena interaksinya dengan lingkungan alam. Bagaimana lingkungan binaan merespon faktor-faktor alam, atau mengambil filosofi kesederhanaan dan kesempurnaan dari alam. </span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Bentuk suatu bangunan sangat bersifat kontekstualism dengan merespon kondisi alam, korelasi alam,topografi dengan arsitektur terwujud pada bentuk bangunan yang mengadopsi bentuk site itu sendiri.</span></li>
</ol>
</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11514233467275761672noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2066695669597242641.post-64228878678582961722012-10-24T13:30:00.000+07:002012-10-24T13:42:14.028+07:00Struktur Tata Ruang<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify;"><b>Definisi Struktur Ruang</b></span><br />
<h4>
<span class="Apple-style-span" style="background-color: #f2e2c1;"><span style="font-weight: normal;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman, sistem jaringan serta sistem prasarana maupun sarana. Semua hal itu berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial-ekonomi yang secara hirarki berhubungan fungsional. Tata ruang merupakan wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang baik yang direncanakan ataupun tidak. Wujud struktural pemanfaatan ruang adalah susunan unsur-unsur pembentuk rona lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan buatan yang secara hirarkis dan struktural berhubungan satu dengan yang lainnya membentuk tata ruang.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
</span></span><span style="font-weight: normal;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Adapun elemen-elemen yang membentuk struktur ruang kota (Sinulingga, 2005: 97, yaitu</span></div>
</span><span class="Apple-style-span" style="background-color: #f2e2c1;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-weight: normal;"><div style="text-align: justify;">
<ul>
<li>Kumpulan dari pelayanan jasa termasuk di dalamnya perdagangan, pemerintahan, keuangan yang cenderung terdistribusi secara berkelompok dalam pusat pelayanan. </li>
<li>Kumpulan dari industri sekunder (manufaktur) pergudangan dan perdagangan grosir yang cenderung untuk berkumpul pada suatu tempat. </li>
<li>Lingkungan permukiman sebagai tempat tinggal dari manusia dan ruang terbuka hijau. </li>
<li>Jaringan transportasi yang menghubungkan ketiga tempat di atas.</li>
</ul>
</div>
</span></span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
Bentuk dan model struktur ruang</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</span><span class="Apple-style-span" style="background-color: #f2e2c1;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-weight: normal;">Bentuk struktur ruang kota apabila ditinjau dari pusat pelayanan (retail) terbagi menjadi tiga, yaitu (Sinulingga, 2005:103-105)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-weight: normal;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">1. Monocentric city</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<span style="font-weight: normal;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Monocentric city adalah kota yang belum berkembang pesat, jumlah penduduknya belum banyak, dan hanya mempunyai satu pusat pelayanan yang sekaligus berfungsi sebagai CBD (Central Bussines District).</span><br />
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
</span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
2. Polycentric city</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</span><span style="font-weight: normal;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Perkembangan kota mengakibatkan pelayanan oleh satu pusat pelayanan tidak efisien lagi. Kota-kota yang bertambah besar membutuhkan lebih dari satu pusat pelayanan yang jumlahnya tergantung pada jumlah penduduk kota. Fungsi pelayanan CBD diambil alih oleh pusat pelayanan baru yang dinamakan sub pusat kota (regional centre) atau pusat bagian wilayah kota. Sementara itu, CBD secara berangsur-angsur berubah dari pusat pelayanan retail (eceran) menjadi kompleks kegiatan perkantoran komersial yang daya jangkauan pelayanannya dapat mencakup bukan wilayah kota saja, tetapi wilayah sekeliling kota yang disebut juga wilayah pengaruh kota.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
CBD dan beberapa sub pusat kota atau pusat bagian wilayah kota (regional centre) akan membentuk kota menjadi polycentric city atau cenderung seperti multiple nuclei city yang terdiri dari: </div>
<div style="text-align: justify;">
<ul>
<li>CBD, yaitu pusat kota lama yang telah menjadi kompleks perkantoran </li>
<li>Inner suburb (kawasan sekeliling CBD), yaitu bagian kota yang tadinya dilayani oleh CBD waktu kota belum berkembang dan setelah berkembang sebagian masih dilayani oleh CBD tetapi sebagian lagi dilayani oleh sub pusat kota </li>
<li>Sub pusat kota, yaitu pusat pelayanan yang kemudian tumbuh sesuai perkembangan kota </li>
<li>Outer suburb (pinggiran kota), yaitu bagian yang merupakan perluasan wilayah kegiatan kota dan dilayani sepenuhnya oleh sub pusat kota </li>
<li>Urban fringe (kawasan perbatasan kota), yaitu pinggiran kota yang secara berangsur-angsur tidak menunjukkan bentuk kota lagi, melainkan mengarah ke bentuk pedesaan (rural area)</li>
</ul>
</div>
</span></span></span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
3. Kota metropolitan</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</span><span style="font-weight: normal;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kota metropolitan adalah kota besar yang dikelilingi oleh kota-kota satelit yang terpisah cukup jauh dengan urban fringe dari kota tersebut, tetapi semuanya membentuk satu kesatuan sistem dalam pelayanan penduduk wilayah metropolitan.</span></div>
</span><span class="Apple-style-span" style="background-color: #f2e2c1;"><div style="font-family: inherit; font-weight: normal; line-height: 22px;">
<br /></div>
<div style="font-weight: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Adapun model struktur ruang apabila dilihat berdasarkan pusat – pusat pelayanannya diantaranya: </span></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
1. Mono centered<span style="font-weight: normal;"> </span></div>
<div style="font-weight: normal; text-align: justify;">
Terdiri dari satu pusat dan beberapa sub pusat yang tidak saling terhubung antara sub pusat yang satu dengan sub pusat yang lain. </div>
<div style="text-align: justify;">
2. Multi nodal </div>
<div style="font-weight: normal; text-align: justify;">
Terdiri dari satu pusat dan beberapa sub pusat dan sub sub pusat yang saling terhubung satu sama lain. Sub sub pusat selain terhubung langsung dengan sub pusat juga terhubung langsung dengan pusat. </div>
<div style="text-align: justify;">
3. Multi centered </div>
<div style="font-weight: normal; text-align: justify;">
Terdiri dari beberapa pusat dan sub pusat yang saling terhubung satu sama lainnya. </div>
<div style="text-align: justify;">
4. Non centered </div>
<div style="font-weight: normal; text-align: justify;">
Pada model ini tidak terdapat node sebagai pusat maupun sub pusat. Semua node memiliki hirarki yang sama dan saling terhubung antara yang satu dengan yang lainnya.</div>
</span><div style="font-family: inherit; font-weight: normal; line-height: 22px;">
<a class="hoverZoomLink" href="http://lovescokelat.files.wordpress.com/2010/01/presentation13.jpg" style="text-decoration: none;"><img alt="" class="aligncenter size-medium wp-image-266" height="300" src="http://lovescokelat.files.wordpress.com/2010/01/presentation13.jpg?w=279&h=300" style="border-style: none; display: block; margin-left: auto; margin-right: auto;" title="Presentation1" width="279" /></a> </div>
<div style="font-family: inherit; font-weight: normal; line-height: 22px; text-align: center;">
Model Struktur Ruang </div>
<div style="font-family: inherit; font-weight: normal; line-height: 22px; text-align: center;">
Sumber : Sinulingga 2005 </div>
<div style="font-family: inherit; font-weight: normal; line-height: 22px; text-align: center;">
<br /></div>
<span style="font-weight: normal;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Selain itu beberapa penulis juga menggolongkan tipologi struktur sebagai gambar berikut:</span></div>
</span><div style="font-family: inherit; font-weight: normal; line-height: 22px;">
<a class="hoverZoomLink" href="http://lovescokelat.files.wordpress.com/2010/01/presentation12.jpg" style="text-decoration: none;"><img alt="" class="aligncenter size-medium wp-image-265" height="255" src="http://lovescokelat.files.wordpress.com/2010/01/presentation12.jpg?w=300&h=255" style="border-style: none; display: block; margin-left: auto; margin-right: auto;" title="Presentation1" width="300" /></a> </div>
<div style="font-family: inherit; font-weight: normal; line-height: 22px; text-align: center;">
Tipologi Struktur Ruang </div>
<div style="font-family: inherit; font-weight: normal; line-height: 22px; text-align: center;">
Sumber : Wiegen (2005) </div>
<div style="font-family: inherit; font-weight: normal; line-height: 22px; text-align: center;">
<br /></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
Pengertian pusat dan sub pusat pelayanan kota</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pusat kota<span style="font-weight: normal;"> merupakan pusat dari segala kegiatan kota antara lain politik, sosial budaya, ekonomi, dan teknologi. Jika dilihat dari fungsinya, pusat kota merupakan tempat sentral yang bertindak sebagai pusat pelayanan bagi daerah-daerah di belakngnya, mensuplainya dengan barang-barang dan jasa-jasa pelayanan, jasa-jasa ini dapat disusun menurut urutan menaik dan menurun tergantung pada ambang batas barang permintaan. Pusat kota terbagi dalam dua bagian:</span></span></div>
</span><span style="font-weight: normal;"><div style="text-align: justify;">
<ul>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Bagian paling inti (The Heart of The Area) disebut RBD (Retail Business District) </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kegiatan dominan pada bagian ini antara lain department store, smartshop, office building, clubs, hotel, headquarter of economic, civic, political. </span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Bagian diluarnya disebut WBD (Whole Business District) yang ditempati oleh bangunan yang diperuntukkan untuk kegiatan ekonomi dalam jumlah yang besar antara lain pasar dan pergudangan.</span></li>
</ul>
</div>
</span><span class="Apple-style-span" style="background-color: #f2e2c1;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-weight: normal;">Sedangkan menurut Arthur dan Simon (1973), pusat kota adalah pusat keruangan dan administrasi dari wilayahnya yang memiliki beberapa ciri, yaitu </span></div>
<span style="font-weight: normal;"><div style="text-align: justify;">
<ul>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pusat kota merupakan tempat dari generasi ke generasi menyaksikan perubahan-perubahan waktu. </span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pusat kota merupakan tempat vitalitas kota memperoleh makanan dan energi, dengan tersebarnya pusat-pusat aktivitas seperti pemerintahan, lokasi untuk balai kota, toko-toko besar, dan bioskop. </span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pusat kota merupakan tempat kemana orang pergi bekerja, tempat ke mana mereka ”pergi ke luar”. </span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pusat kota merupakan terminal dari pusat jaringan, jalan kereta api, dan kendaraan umum. </span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pusat kota merupakan kawasan di mana kita menemukan kegiatan usaha, kantor pemerintahan, pelayanan, gudang dan industri pengolahan, pusat lapangan kerja, wilayah ekonomis metropolitan. </span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pusat kota merupakan penghasilan pajak yang utama, meskipun kecil namun nilai bangunan yang ada di pusat kota merupakan proporsi yang besar dari segala keseluruhan kota, karena pusat kota memiliki prasarana yang diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi. </span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pusat kota merupakan pusat-pusat fungsi administratif dan perdagangan besar, mengandung rangkaian toko-toko eceran, kantor-kantor profesional, perusahaan jasa, gedung bioskop, cabang-cabang bank dan bursa saham. Dalam kota kecil yang swasembada, kawasan ini juga menyediakan fasilitas perdagangan besar mencakup pusat-pusat administratif dan transportasi yang diperlukan.</span></li>
</ul>
</div>
</span></span><span style="font-weight: normal;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sedangkan pengertian sub pusat pelayanan kota adalah suatu pusat yang memberikan pelayanan kepada penduduk dan aktivitas sebagian wilayah kota, dimana ia memiliki hirarki, fungsi, skala, serta wilayah pelayanan yang lebih rendah dari pusat kota, tetapi lebih tinggi dari pusat lingkungan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
</span><span class="Apple-style-span" style="background-color: #f2e2c1;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Faktor-faktor timbulnya pusat pelayanan</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="font-weight: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya suatu pusat-pusat pelayanan, yaitu:</span></div>
<div style="font-weight: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">1. Faktor Lokasi </span></div>
<div style="font-weight: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Letak suatu wilayah yang strategis menyebabkan suatu wilayah dapat menjadi suatu pusat pelayanan. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">2. Faktor Ketersediaan Sumber Daya<span style="font-weight: normal;"> </span></span></div>
<div style="font-weight: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ketersediaan sumber daya dapat menyebabkan suatu wilayah menjadi pusat pelayanan. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">3. Kekuatan Aglomerasi<span style="font-weight: normal;"> </span></span></div>
<div style="font-weight: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kekuatan aglomerasi terjadi karena ada sesuatu yang mendorong kegiatan ekonomi sejenis untuk mengelompok pada sutu lokasi karena adanya suatu keuntungan, yang selanjutnya akan menyebabkan timbulnya pusat-pusat kegiatan. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">4. Faktor Investasi Pemerintah<span style="font-weight: normal;"> </span></span></div>
<div style="font-weight: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ketiga faktor diatas menyebabkan timbulnya pusat-pusat pelayanan secara ilmiah, sedangkan faktor investasi pemerintah merupakan sesuatu yang sengaja dibuat (Artificial). </span></div>
<div style="font-weight: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
Perkembangan kota dan struktur ruang</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</span></span><div style="font-weight: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Perkembangan perkotaan adalah suatu proses perubahan keadaan perkotaan dari suatu keadaan ke keadaan yang lain dalam waktu yang berbeda. Sorotan perubahan keadaan tersebut biasanya didasarkan pada waktu yang berbeda dan untuk menganalisis ruang yang sama. Menurut J.H.Goode dalam Daldjoeni (1996: 87), perkembangan kota dipandang sebagai fungsi dari pada faktor-faktor jumlah penduduk, penguasaan alat atau lingkungan, kemajuan teknologi dan kemajuan dalam organisasi sosial. </span></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</span><span class="Apple-style-span" style="background-color: #f2e2c1;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-weight: normal;">Sedangkan menurut Bintarto (1989), perkembangan kota dapat dilihat dari aspek zone-zone yang berada di dalam wilayah perkotaan. Dalam konsep ini Bintarto menjelaskan perkembangan kota tersebut terlihat dari penggunaan lahan yang membentuk zone-zone tertentu di dalam ruang perkotaaan sedangkan menurut Branch (1995), bentuk kota secara keseluruhan mencerminkan posisinya secara geografis dan karakteristik tempatnya. Branch juga mengemukakan contoh pola-pola perkembangan kota pada medan datar dalam bentuk ilustrasi seperti : </span></div>
<span style="font-weight: normal;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">a) topografi, </span></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
b) bangunan, </div>
<div style="text-align: justify;">
c) jalur transportasi, </div>
<div style="text-align: justify;">
d) ruang terbuka, </div>
<div style="text-align: justify;">
e) kepadatan bangunan, </div>
<div style="text-align: justify;">
f) iklim lokal, </div>
<div style="text-align: justify;">
g) vegetasi tutupan dan </div>
<div style="text-align: justify;">
h) kualitas estetika.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Secara skematik Branch,menggambarkan 6 pola perkembangan kota, sebagai berikut :</div>
</span></span><div style="font-family: inherit; font-weight: normal; line-height: 22px;">
<a class="hoverZoomLink" href="http://lovescokelat.files.wordpress.com/2010/01/presentation11.jpg" style="text-decoration: none;"><img alt="" class="aligncenter size-medium wp-image-264" height="255" src="http://lovescokelat.files.wordpress.com/2010/01/presentation11.jpg?w=300&h=255" style="border-bottom-style: none; border-color: initial; border-left-style: none; border-right-style: none; border-top-style: none; border-width: initial; display: block; margin-left: auto; margin-right: auto;" title="Presentation1" width="300" /></a> </div>
<div style="font-family: inherit; font-weight: normal; line-height: 22px; text-align: center;">
Pola Umum Perkembangan Perkotaan </div>
<div style="font-family: inherit; font-weight: normal; line-height: 22px; text-align: center;">
Sumber : Branch, 1996 </div>
<div style="font-family: inherit; font-weight: normal; line-height: 22px;">
<br /></div>
<span style="font-weight: normal;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Berdasarkan pada penampakan morfologi kota serta jenis penyebaran areal perkotaan yang ada, Hudson dalam Yunus (1999), mengemukakan beberapa alternatif model bentuk kota. Secara garis besar ada 7 (tujuh) buah model bentuk kota yang disarankan, yaitu;</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<ul>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">bentuk satelit dan pusat-pusat baru (satelite and neighbourhood plans), kota utama dengan kota-kota kecil akan dijalin hubungan pertalian fungsional yang efektif dan efisien; </span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">bentuk stellar atau radial (stellar or radial plans), tiap lidah dibentuk pusat kegiatan kedua yang berfungsi memberi pelayanan pada areal perkotaan dan yang menjorok ke dalam direncanakan sebagai jalur hijau dan berfungsi sebagai paru-paru kota, tempat rekreasi dan tempat olah raga bagi penduduk kota; </span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">bentuk cincin (circuit linier or ring plans), kota berkembang di sepanjang jalan utama yang melingkar, di bagian tengah wilayah dipertahankan sebagai daerah hijau terbuka; </span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">bentuk linier bermanik (bealded linier plans), pusat perkotaan yang lebih kecil tumbuh di kanan-kiri pusat perkotaan utamanya, pertumbuhan perkotaan hanya terbatas di sepanjang jalan utama maka pola umumnya linier, dipinggir jalan biasanya ditempati bangunan komersial dan dibelakangnya ditempati permukiman penduduk; </span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">bentuk inti/kompak (the core or compact plans), perkembangan kota biasanya lebih didominasi oleh perkembangan vertikal sehingga memungkinkan terciptanya konsentrasi banyak bangunan pada areal kecil; </span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">bentuk memencar (dispersed city plans), dalam kesatuan morfologi yang besar dan kompak terdapat beberapa urban center, dimana masing-masing pusat mempunyai grup fungsi-fungsi yang khusus dan berbeda satu sama lain; dan </span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">bentuk kota bawah tanah (under ground city plans), struktur perkotaannya dibangun di bawah permukaan bumi sehingga kenampakan morfologinya tidak dapat diamati pada permukaan bumi, di daerah atasnya berfungsi sebagai jalur hijau atau daerah pertanian yang tetap hijau.</span></li>
</ul>
</div>
</span><div style="font-family: inherit; font-weight: normal; line-height: 22px; text-align: center;">
<a class="hoverZoomLink" href="http://lovescokelat.files.wordpress.com/2010/01/presentation1.jpg" style="text-decoration: none;"><img alt="" class="size-medium wp-image-263 aligncenter" height="300" src="http://lovescokelat.files.wordpress.com/2010/01/presentation1.jpg?w=198&h=300" style="border-style: none; display: block; margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: justify;" title="Presentation1" width="198" /></a></div>
</span><br /><span style="font-weight: normal;"><div style="text-align: center;">
Beberapa Alternatif Bentuk Kota </div>
<div style="text-align: center;">
(Sumber : Hudson, 1999)</div>
</span></h4>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11514233467275761672noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2066695669597242641.post-39666687340698980672012-10-24T12:33:00.000+07:002012-10-24T12:33:01.419+07:00Tampil Beda Dengan Warna Plafon Dramatis<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDu5ajf9fUUhu5QHk4-nWCNNQqYLT65eUqY_M9Pm-Wdtl8ewqExxjDUD6kEFAZFo7FQ0egYSE9wyqeoTuPR34OuHCkXQ9kZv0DPIb4iwEGjCM9ifMc34dMg8zQMu3IB5B2Hoe7M89MV2A/s1600/Plafon.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="192" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDu5ajf9fUUhu5QHk4-nWCNNQqYLT65eUqY_M9Pm-Wdtl8ewqExxjDUD6kEFAZFo7FQ0egYSE9wyqeoTuPR34OuHCkXQ9kZv0DPIb4iwEGjCM9ifMc34dMg8zQMu3IB5B2Hoe7M89MV2A/s320/Plafon.jpg" width="320" /></a><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">JAKARTA - Ingin rumah terlihat beda? Atau ingin merasakan suasana baru pada hunian tercinta? Salah satu cara yang mungkin terpikir pertama kali adalah dengan mengubah cat dinding. Tapi, sebenarnya ada opsi lain yang bisa anda lakukan yakni dengan mengubah warna plafon rumah. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Karena plafon meliputi seluruh ruangan pada rumah, dengan memberikan warna yang tepat. Anda bisa mengubah tampilan keseluruhan ruangan menjadi lebih dramatis. Anda juga dapat menciptakan ilusi ruangan menjadi lebih pendek atau lebih tinggi, serta ruangan yang terlalu sempit menjadi lebih terkesan luas atau sebaliknya. </span></div>
<br /><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Simak pemaparan para ahli desain interior dari Freshome dalam memilih variasi warna plafon yang tepat berikut ini, seperti yang dikutip dari lamannya, </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Senin (30/1/2012).<a name='more'></a></span></div>
<br /><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>1. Evaluasi ruangan dalam rumah</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Lihat tampilan keseluruhan ruangan Anda. Ruangan kecil, besar, atau memiliki permainan plafon turun, naik, melengkung, atau lurus, ini semua akan </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">menjadi faktor pertimbangan dalam memilih warna untuk plafon. Selanjutnya, lihat warna furnitur, warna dinding, dan dekorasi yang sudah ada di dalam </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">ruangan Anda. </span></div>
<br /><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Lanjutkan dengan pertanyaan apa yang ingin Anda rasakan ketika berada di dalam ruangan tersebut. Untuk efek dramatis, warna gelap akan membawa </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">pandangan mata langsung tertuju ke atas, sedangkan warna yang ringan akan membuat mata memandang berkeliling ruangan terlebih dahulu baru </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">kemudian melihat ke arah plafon.</span></div>
<br /><div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">2. Pertegas ruangan Anda dengan warna</span></b></div>
</div>
<div style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Untuk ruangan yang memiliki variasi ketinggian plafon atau untuk rumah tinggal dengan konsep open floor, cara untuk membeda-bedakan ruangan bisa dilakukan tanpa menggunakan dinding, yakni dengan cara menggunakan warna plafon berbeda untuk tiap ruangnya. </span></div>
<br /><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Contohnya ruangan gabungan dapur, ruang makan, dan ruang keluarga bisa menggunakan warna plafon berbeda untuk dapur sedangkan ruang makan dan ruang keluarga bisa menggunakan satu warna yang sama. Coba gunakan perbedaan tone warna, misalnya coklat muda dan coklat tua, untuk plafon yang memiliki ketinggan berbeda untuk hasil visual menarik.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">3. Palet warna natural dengan satu warna berbeda</span></b></div>
<div style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Coba pilih warna netral seperti putih, coklat muda, beige (cokelat pucat) untuk warna furnitur, dinding, dan lantai. Kemudian pilih warna kuat, contohnya merah, kuning, oranye yang bisa tampak indah dan unik untuk plafon Anda. Satu warna kuat ini akan membuat tampilan yang unik tanpa membuat ruangan terasa terlalu penuh. Tambahkan warna-warna yang serupa untuk warna aksesoris atau bantalan sofa Anda untuk membaurkan warna plafon ke seluruh ruangan.</span></div>
<br /><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>4. Kreasi plafon</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Plafon bisa menjadi kanvas bagi Anda pecinta keunikan dan seni. Mulai dari menggambar mural, abstrak, gambar langit dan awan untuk kamar anak, </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">plafon adalah kanvas kosong untuk menuangkan segala kreativitas Anda. Pilih satu tema untuk satu ruangan dan coba dulu di salah satu bagian kecil jika a</span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">nda masih ragu. Jika Anda mempunyai bujet lebih, pertimbangkan untuk menggunakan painting artist atau muralist yang memiliki pengalaman di </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">bidangnya.</span></div>
<br /><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>5. Tata lampu untuk visual efek</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><br /></b></span></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
Untuk tambahan visual efek yang indah pertimbangkan untuk menggunakan permainan ketinggian plafon dengan tata lampu yang menarik. Warna plafon bisa mentransformasi suasana ruangan hanya dengan sedikit biaya, mulai dari gambar yang dramatis sampai suasana playful. </div>
</span> <br /><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Plafon memang seringkali luput dari perhatian dan dilupakan, tapi tidak ada salahnya Anda mencoba variasi plafon pada rumah tinggal dan rasakan </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">perbedaannya.</span></div>
(rhs)okezone</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11514233467275761672noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2066695669597242641.post-59727718056144997032012-10-24T12:20:00.002+07:002012-10-24T12:20:40.966+07:00Memainkan kesan Visual "Memperluas ruang mungil" <div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjaCxLHbo2RhqKDhkRUqh4hzLw2ShUqmtCTdQn4vXdQqMceJwdnudenRSXvNGFgALBIVOSfAE86GN3ewG4m81HCZh80pY-i5jOxDU07et5u_66UbrubcaeY-E9-qpGOzJuWuLnyfhiTTM/s1600/IMG-20111004-00209.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjaCxLHbo2RhqKDhkRUqh4hzLw2ShUqmtCTdQn4vXdQqMceJwdnudenRSXvNGFgALBIVOSfAE86GN3ewG4m81HCZh80pY-i5jOxDU07et5u_66UbrubcaeY-E9-qpGOzJuWuLnyfhiTTM/s320/IMG-20111004-00209.jpg" /></a><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kesan sempit dan sumpek pada ruangan di hunian mungil dapat disiasati dengan memainkan kesan visual. Ada dua trik yang bisa Anda lakukan, yaitu:<br /></span><div>
<b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">1. Memasang cermin</span></b></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><br /></b>Cermin, menggandakan obyek yang ada di depannya dan juga dapat menambah kesan imajiner pada ruangan. Dengan cermin, Anda dapat "memperluas" ruangan lewat permainan jangkauan visual penghuni rumah. Secara visual, ruang akan tampak lebih luas dari luas normal.</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Untuk pemasangannya:</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<ul>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pilihlah bagian dinding yang memberi dampak visual terbesar terhadap ruang.</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Untuk peletakannya bisa di dinding kosong, pintu almari, atau partisi.</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Cermin dapat dipasang dengan orientasi vertikal (dari atas ke bawah) dengan jarak sisi bawah dan lantai lebih besar dari 60 sentimeter.</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pemasangan lebih banyak cermin dengan ukuran semakin besar, maka akan semakin memperbesar tampilan imajiner.</span></li>
</ul>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>2. Memajang gambar, foto, atau lukisan alam<a name='more'></a></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Selain cermin, Anda bisa memajang gambar, foto, atau lukisan panorama alam akan memberi kesan luas. Secara psikologis, tema panorama alam akan menghadirkan perasaan nyaman, lapang dan lega. Juga, ada kesan tak terbatasi hingga garis horizon titik akhir pandangan mata. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Karakter pandangan luas ini akan mengikutsertakan emosi penghuni. Bandingkan bila Anda menempatkan gambar bertekstur batu yang memberi pengaruh terbatas bagi penghuni. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Untuk memajangnya:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<ul>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pilihlah gambar berkarakter luas atau memiliki kedalaman. Contohnya, suasana pantai, pegunungan, ruang terbuka, kota dan desa.</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ukuran gambar minimal sepersembilan luas dinding.</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Untuk gambar, foto atau lukisan yang dipajang harus lebih dominan dari furnitur atau lainnya, agar menjadi pusat perhatian.</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Memajang gambar disesuaikan dengan luasan dinding, karena terlalu besar berkesan sempit.</span></li>
</ul>
</div>
Sumber: Kompas.com <br /> Gambar: Show unit Type Amabel, Cluster Melia Garden Graha Raya
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #7a7a7a; font-family: Verdana; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
</div>
</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11514233467275761672noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2066695669597242641.post-28820218347739646882012-10-24T11:44:00.000+07:002012-10-24T11:44:50.601+07:00 Apa itu superblock?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<h2 class="post-title">
<a href="http://dewiultralight08.files.wordpress.com/2012/02/superblok.jpg" style="clear: left; display: inline !important; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" class="alignleft size-medium wp-image-325" height="214" src="http://dewiultralight08.files.wordpress.com/2012/02/superblok.jpg?w=300&h=214" title="superblok" width="300" /></a></h2>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
Superblok merupakan salah satu konsep penataan ruang yang memaksimalkan fungsi lahan pada lahan yang terbatas. konsep ini disebut-sebut oleh para ahli tata ruang merupakan salah satu solusi dalam mengembangkan perkotaan dengan lebih efisien. efisien energi dan efisien dalam hal pemanfaatan lahan yang terbatas pada kawasan perkotaan. Karena pada konsep ini semua fungsi pemenuhan kebutuhan manusia disediakan dalam satu kawasan yang kecil. Seperti membuat kota sendiri pada lahan 300 Ha2 . ada fungsi permukiman , perdagangan, pendidikan, jasa, rekreasi dan fungsi-fungsi lainnya dalam lahan yang terbatas tersebut. Jadi kita tidak perlu melakukan kegiatan mobilisasi yang tinggi dalam memenuhi kebutuhan hidup. Bekerja, sekolah, belanja dapat dilakukan dalam kawasan kecil ini, yang disebut dengan superblock. Sehingga diharapakan dapat menghemat energy dan waktu yang selama ini bayak di habiskan untuk kegitan mobilisasi, dari rumah ketempat kerja, rumah-sekolah, rumah-pasar, dan sebaliknya. Contoh-contoh superblok ini biasanya akan banyak ditemui pada wilayah yang sudah padat penduduk. Di Jakarta misalnya, akan banyak ditemui “kota-kota kecil” didalamnya , misalnya Season City Jakarta, Central Park Podomoro City, dll.<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</span><strong><span style="font-size: large;">Konsep awal superblock</span></strong><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Superblok sebenarnya sudah mulai dikembangkan sejak awal abad ke-19, yaitu dengan konsep dasarnya adalah mengatasi kemacetan melalui peningkatan kepadatan. Tokoh penting yang mengemukakan konsep ini adalah Le Corbusier, yaitu seorang arsitek dan urbanis beraliran sentries. Karya Le Corbusier yang dihasilakn pada tahun 1935 adalah La Ville Radieuse atau Radiant City, yaitu merupakan sebuah rancangan kota dengan model practical dan menggunakan analogi City as machine yang terdiri dari komponen-komponen dengan fungsi yang jelas dan saling terkait untuk menghasilkan suatu kinerja tertentu. Rancangan ini diusulkan untuk dibangun di pusat kota Paris, untuk meningkatkan kapasitas perkotaan dalam rangka memperbaiki kualitas lingkungan dan efisiensi kota (kostof, 1991 ; Breheny, 1996). Gagasan ini memang tidak pernah direalisasikan, akan tetapi konsep ini telah mengilhami dan menginspirasi pengembangan dan perkembangan superblok lain diberbagai kota dan Negara. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
*pidato pengukuhan Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Gadjah MadaProf. Ir. Bambang Hari Wibisono, MUP. M. Sc.,Ph.D.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</span><strong><span style="font-size: large;">Strategi Perancangan Superblok</span></strong><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Strategi perancangan superblok yang perlu dipertimbangkan (Kamil, 2008) : </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>pertama</b> Identity branding. Banyaknya kawasan-kawasan sejenis menyebabkan setiap kawasan superblok harus memiliki identitas tematik. Dengan identitas ini maka kawasan tersebut memiliki posisi pasar yang kuat dan berbeda dengak kawasan-kawasan lainnya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Kedua</b> Mix of uses. Superblok yang mandiri harus memiliki tata guna lahan yang bersifat campuran (mixed-use). Peruntukan lantai dasar harus digunakan untuk kegiatan retail atau fungsi publik aktif yang secara fisik transparan untuk menjamin hadirnya aktifitas publik dari pagi hingga malam hari. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Ketiga</b> Massing Framework. Tata bangunan dalam superblok harus memiliki kepekaan terhadap konteks urban. Konsep ‘streetwall’ dimana deretan bangunan lurus ejajar mendefinisi kan ruang jalan disarankan agar dikombinasikan dengan penggunaan ruang di zona garis sempadan bangunan (GSB) sebagai jalur publik aktif. Satu bangunan yang mencolok, yang karena ketinggiannya atau keunikannya diperlukan sebagai tengaran (landmark) yang dikelilingi oleh bangunan-bangunan yang tidak terlalu menonjol. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Keempat</b> Efficient Vehicular Circulation. Konsep sirkulasi kendaraan dirancang seefisien mungkin. Strategi yang tebaik adalah dengan menyediakan transportasi publik internal yang tehubung dengan jaringan transportasi publik kota. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Kelima</b> Multi-Layers Pedestrian Lingkage. Pada dasarnya superblok harus menjadi kawasan yang aman dan nyaman bagi pejalan kaki. Untuk itu, jalur pejalan kai tidak hanya disediakan di lantai dasar, melainkan juga dilanntai-lantai atas yang menghubungkan dan menembus gedung-gedung yang berada disekitar kawasan tersebut.</span></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11514233467275761672noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2066695669597242641.post-50502370648954633632012-10-24T11:37:00.003+07:002012-10-24T11:37:32.491+07:00Fenomena Permukiman di kawasan pegunungan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<br />
<h2 class="post-title">
<a href="http://dewiultralight08.files.wordpress.com/2012/03/dscf3610.jpg" style="clear: left; display: inline !important; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" class="alignleft size-medium wp-image-365" height="225" src="http://dewiultralight08.files.wordpress.com/2012/03/dscf3610.jpg?w=300&h=225" title="permukiman di Gunung" width="300" /></a></h2>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
Peraturan zonasi (zoning regulation) merupakan salah satu bagian atau alat dari perencanaan pengggunaan lahan dalam suatu wilayah maupun daerah. Perencanaan penggunaan lahan (land use planning) adalah suatu cara yang dimaksudkan agar pembangunan dalam suatu wilayah dapat diarahkan sesuai dengan daya dukung dan dikendalikan sesuai dengan daya tampung lahannya. Perencanaan penggunaan lahan juga dapat mengintervensi pengguna lahan dalam memanfaatkan lahaannya agar nantinya lahan yang dimanfaatkan tersebut dapat lebih produktif dan berkelanjutan (sustainable), serta memberikan dampak-dampak positif lain bagi perkembangan dan pembangunan berikutnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</span><em>The land use plan embodies a proposal as to how expansion and
renewal should proceed in the future, recognizing local objectives and
generally accepted principles of health, safety, convenience, economy,
and the general amenities of urban living (Chappin, 1965)</em><br />
<a name='more'></a><em><span id="more-364"></span></em><br />
<em><br /></em>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Namun, akhir-akhir ini dalam perkembangannya perencanaan penggunaan lahan melalui peraturan zonasi dinilaiterlalu kaku , sehingga dalam pelaksanaannya sangat sulit untuk diterapkan. Pemilihan jenis-jenis penggunaan lahannya tidak luwes, hanya berpatok pada referensi-referensi penelitian sebelumnya saja. Misalnya daerah dengan elevasi >30% ditetapkan sebagai kawasan penyangga dan dilarang untuk dikembangkan atau membangun bangunan dengan fungsi bermukim bagi penduduk. Akan tetapi pada kenyataannya di dusun Pagergedog kec. Banyubiru, Jawa Tengah tepatnya di Gunung Telomoyo banyak perumahan penduduk disana, bahkan dalam beberapa tahun terakhir rumah yang dibangun di dusun ini bertambah. Hal ini terjadi karena masyarakat lebih jauh lebih dulu tinggal dan bermukim disana dibandingkan dengan peraturan yang mengatur zonasi tersebut. Jika dilihat dari kacamata peraturan zonasi, tentunya warga dusun Pagergedog telah melanggar peraturan zonasi yang telah dibuat oleh perencana penggunaan lahan dalam hal ini adalah pemerintah daerah Jawa Tengah. Oleh karena itu, peraturan zonasi ini dirasa kaku oleh sebagian orang.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<em>Zoning memiliki efektifitas sebagai alat penataan (police power).
Tetapi sering dikritik terlalu kaku dalam menentukan jenis-jenis
penggunaan lahan</em>. <em>(NN, dalam presentasi kuliah Manajemen pembangunan 12 Oktober 2010, diakses pada 17 Maret 2012)</em><br />
<em><br /></em>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
Sebelumnya telah dibahas bagimana perencanaan penggunaan lahan melalui peraturan zonasi mengintervensi pengguna lahan dalam pemanfaatan lahan. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya tidak semua pengguna lahan mampu melaksanakan atauran tersebut. Tidak dapat dilaksanakannya peraturan itu dapat terjadi sebab masyarakat tidak mengetahui aturan tersebut atau dalam pembuatan aturan zonasi tidak mengakomodir pengguna lahan pada daerah tertentu seperti warga Pagergedog ini. Padahal menurut Hardjowigeno (2007), pengguna lahan juga dapat turut aktif dalam keterlibatan penyusunan menetapkan aturan penggunaan lahan ini, yaitu dengan mempertimbangkan :</div>
<ul>
<li>Pengguna lahan adalah sumber permintaan sumberdaya lahan </li>
<li>Pengguna lahan adalah sumber tenaga kerja, modal dan pengelola </li>
<li>Pengguna lahan adalah penghasil barang dan pemberi jasa pelayanan </li>
<li>Pengguna lahan adalah pelaksana rencana tataguna lahan di lapangan</li>
</ul>
</span><br />
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11514233467275761672noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2066695669597242641.post-8235838767203001672012-10-24T11:29:00.002+07:002012-10-24T11:29:38.473+07:00 Elemen Pembentuk Kota<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div class="post-body entry-content" id="post-body-8046432494894559855">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcBsg1roWMwu61yQcWQ6NhAxBoAbg64HFHzLHXhSBdBwWVR68Jka0E-YFs_mOPViMrCyZoYiYPG1Aa_wS7zPrLDQzaMVpTd5wpZyYVj0E6I4H3g-saC7ueJLP7CBWiOYKBL_74oLNP-t8/s1600/elemen+pembentuk+kota.tiff" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5686948702823535314" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcBsg1roWMwu61yQcWQ6NhAxBoAbg64HFHzLHXhSBdBwWVR68Jka0E-YFs_mOPViMrCyZoYiYPG1Aa_wS7zPrLDQzaMVpTd5wpZyYVj0E6I4H3g-saC7ueJLP7CBWiOYKBL_74oLNP-t8/s320/elemen+pembentuk+kota.tiff" style="display: block; height: 322px; margin: 0px auto 10px; text-align: justify; width: 351px;" /></a><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pendekatan perancangan kota meliputi semua domain ; ekonomi, sosial budaya, militer, seni, teknologi, politik, dan sebagainya tergantung tujuan dibangunnya sebuah kota serta kegiatan utama penduduknya. Berdasarkan pendekatan – pendekatan tersebut, elemen – elemen pembentuk kota disusun dan dianalisis dalam perancangan. Dari pendekatan tersebut pula banyak jenis kota yang diciptakan sesuai dengan peruntukannya; kota tambang, kota tekstil, kota industri, dan sebagainya. Ankara (turki) dan Cambera (Australia) lahir dari kebutuhan politik, Besancon dan Metz (perancis) lahir dari kebutuhan pertahanan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Amos Rapaport (1985) yang melakukan studi permukiman tradisional dibeberapa negara menyimpulkan bahwa, pengaturan lingkungan permukiman manusia, merupakan wujud pengejawantahan manusiayang merasa perlu mengatur jagad raya ini, dimana semua kebudayaan mempunyai suatu system pengaturan lingkungan permukiman secara sendiri – sendiri; mereka berkomunikasi secara simbolis melalui pengaturan lingkungan. Semua lingkungan mempunyai makna dan mereka menggambarkan makna itu dalam bentuk skema, prioritas, preferensi dan kebudayaan dari penciptanya. Pada kebudayaan tradisional, pengaturan berdasarkan agama dengan maksud untuk mengatur kekacauan dunia dengan meniru suatu pengatura ideal, yaitu pengaturan dan harmoni surgawi.<a name='more'></a></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kota tradisional pada umumnya dibangun dari elemen elemen berikut; pusat (kosmologi, pemerintahan, ritual) sumbu – sumbu maya, gunung kosmis, pembagian ruang atas sakral dan profane, permukiman yang dikelompokkan atas gender, strata sosial dan sebagainya. Akibat perkembangan zaman, perkembangan permukiman tradisional, aturan agama dan sosial di geser oleh faktor teknologi dan ekonomi. Dari faktor teknologi dan ekonomi melahirkan konsep “ form follow function “, yaitu suatu konsep yang menitik beratkan suatu hasil desain atau perancangan dari segi fungsional, konsep tersebut nampaknya lebih praktis, lebih rasional dan fungsional, dengan motor teknologi membuahkan hasil yang nyata di beberapa negara maju.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Menurut Weber (1947) beberapa kreteria untuk merancang sebuah kota yaitu sebuah wilayah yang luas dimana habitat hidup bersama, sekumpulan rumah – rumah yang membentuk Aglomerasi yang luas dan spesifik, tempat berdagang dimana sebagian besar penduduknya hidup dari industri, sebuah organisasi ekonomi sekaligus pengaturan kota.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Berdasarkan pendekatan - pendekatan diatas Kus Handinoto membagi kota dalam empat elemen :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<ul>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Elemen wisma merupakan perpaduan antara wadah dan isi (manusia, penduduk).</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Elemen karya atau tempat kerja dan usaha diaplikasikan dalam bentuk tata guna lahan dan fungsi bangunan yang meliputi penggunaan lahan, kondisi lokasi, hubungan fisik, agrarian dan peraturan</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Elemen marga diaplikasikan dalam transpormasi dalam arti luas yang meliputi perhubungan darat, laut dan sungai serta udara.</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Elemen suka diaplikasikan dalam bentuk lapangan olah raga, sekolah, ibadah, kesehatan dan keperluan sehari – hari.</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Elemen lainnya adalah penyempurna yang terdiri dari saluran air minum, sampah, segala potensi yang ada dan hambatan, utilitas, fisik dan lain – lain</span></li>
</ul>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNB6QyFvR9B9xDjZTWch6sDJ2Tlv7EMe5im387HRCdKmTQhpOc_C1yKf1InLZ6zDdsF1k1omzlS3pVDOOtxRuvwc9EZ0k7FeGV7f6d2-0cUKSuuuBK4_1qqY1Jbi6dedaqKsbYQPUzCB8/s1600/elemen2.tiff"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5686948822201548498" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNB6QyFvR9B9xDjZTWch6sDJ2Tlv7EMe5im387HRCdKmTQhpOc_C1yKf1InLZ6zDdsF1k1omzlS3pVDOOtxRuvwc9EZ0k7FeGV7f6d2-0cUKSuuuBK4_1qqY1Jbi6dedaqKsbYQPUzCB8/s320/elemen2.tiff" style="cursor: pointer; display: block; height: 160px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 230px;" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbKOfNz9zg0CegecfO5mkUxQ-uj5aVMIEigZ_NWpZ0y7bVsScyHGyMLYHdJ5lUOjOfPPaxWXRo-0-JN-_NKbzn1M178P17XKK3kbSW8dY49Zs91vOlEzINY0CKmF_NYUtTcr2hi_mIrmc/s1600/elemen3.tiff"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5686948998994306610" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbKOfNz9zg0CegecfO5mkUxQ-uj5aVMIEigZ_NWpZ0y7bVsScyHGyMLYHdJ5lUOjOfPPaxWXRo-0-JN-_NKbzn1M178P17XKK3kbSW8dY49Zs91vOlEzINY0CKmF_NYUtTcr2hi_mIrmc/s320/elemen3.tiff" style="cursor: pointer; display: block; height: 389px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 296px;" /></a><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOqH_vBR_ypTBAi9Phl-SZmQjncFjloMqFDTCXPs7fkbqoNepIaFu2wpw1Pv4C9wsxWbRKQPzy5DoLLHSGe4N_YBTH1PyRKGsjcVs4mVnuMamPG-rRlJtyJjEubM2_Lc3_DCsV7tGb8ks/s1600/elemen4.tiff"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5686949165027524866" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOqH_vBR_ypTBAi9Phl-SZmQjncFjloMqFDTCXPs7fkbqoNepIaFu2wpw1Pv4C9wsxWbRKQPzy5DoLLHSGe4N_YBTH1PyRKGsjcVs4mVnuMamPG-rRlJtyJjEubM2_Lc3_DCsV7tGb8ks/s320/elemen4.tiff" style="cursor: pointer; display: block; height: 331px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 284px;" /></a></div>
</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11514233467275761672noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2066695669597242641.post-16986903006607608732012-10-24T11:07:00.000+07:002012-10-24T11:07:14.481+07:00Stein's Neighbourhood<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvmlZ7jkChPseTHJOiqKX6ZO-_uuX2RWGn1Y5SC1Hm7G7tLgkz_GU6lkIJfhhhFxih2mPXGOX6hugvUvYSB48QVcANOLdYPPjL9QmAHgEoJadJ23vkcsugXrTmJwJP6v1AKcprubxe4yQ/s1600/neigbourhood+founder.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5408393456284073298" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvmlZ7jkChPseTHJOiqKX6ZO-_uuX2RWGn1Y5SC1Hm7G7tLgkz_GU6lkIJfhhhFxih2mPXGOX6hugvUvYSB48QVcANOLdYPPjL9QmAHgEoJadJ23vkcsugXrTmJwJP6v1AKcprubxe4yQ/s320/neigbourhood+founder.jpg" style="display: block; height: 215px; margin: 0px auto 10px; text-align: justify; width: 320px;" /></a><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tulisan ini berdasarkan literatur buku: "Emerging Concepts in Urban Space Design", oleh Broudbent, Geoffrey. Semoga dapat membantu bagi yang memerlukan. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Clarence Perry mengembangkan ide tentang neighbourhood unit dengan menganalisa keugulan yg ditemukan pada gardening dan forest hills gardens. Neighbourhood fokus kepada comunity center, tempat untuk rembug bersama anggota masyarakat. Hal penting dalam konsep yang ditawarkan oleh perry adalah pada fasilitas umum keseharian masyarakat seperti: toko, sekolah, taman bermain haruslah berada pada jarak pejalan kaki dengan setiap rumah yang ada. Yang nantinya akan berpengaruh pada ukuran dari neighbourhood itu sendiri. Jalan dengan intensitas yg tinggi dijauhkan dari lingkungan neighbourhood. Neighbourhood ini dapat menampung 5000 orang, cukup besar untuk penyediaan kebutuhan fasilitas keseharian, dan tidak terlalu kecil sebagai suatu komunitas</span>.<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: times new roman; text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjB9fFOZ2qW2FCyA_rAY3rEWoP89br5jUmOhyEOMQnoBWOTt9wOWMpIbAZZeT_YA4IjlP6G1rKitPoe1vRzANRKE3vF-fUkbiegPtGP-gC1EBxE4y9_SMy11JGwTagzSBA5VEnKqfqDV9w/s1600/Perry_Neighborhood.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5408394030877118178" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjB9fFOZ2qW2FCyA_rAY3rEWoP89br5jUmOhyEOMQnoBWOTt9wOWMpIbAZZeT_YA4IjlP6G1rKitPoe1vRzANRKE3vF-fUkbiegPtGP-gC1EBxE4y9_SMy11JGwTagzSBA5VEnKqfqDV9w/s320/Perry_Neighborhood.jpg" style="display: block; height: 320px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 272px;" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ide dari Perry tersebut kemudian dikembangkan oleh Clarence Stein dengan sistem jalan grid, pemisahan antara jalan besar dengan jalan neighbourhood, dan dengan neighbourhood park yang akhirnya membentuk green belt yg mengelilingi kota. Contohnya dapat kita lihat pada kota Radburn di New Jersey, dimana tampak adanya pemisahan antara pedestrian dengan jalur kendaraan serta adanya underpass dan overpass.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: times new roman; text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuKR-2g9Ex3kVZJV7WMOHUkiBkWL7tgolUvgBl6XbNICVTnqliCusht6MqW9a-GxBy_b1NbqScQVZWZ1xmZmAxsVB5-XTvJHanfJHgCulxqEpJwbL4yX4S_23Z3utX_WDQkoU-8Yy0G6M/s1600/radburn+-+neigbourhood+copy.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5408394532787590930" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuKR-2g9Ex3kVZJV7WMOHUkiBkWL7tgolUvgBl6XbNICVTnqliCusht6MqW9a-GxBy_b1NbqScQVZWZ1xmZmAxsVB5-XTvJHanfJHgCulxqEpJwbL4yX4S_23Z3utX_WDQkoU-8Yy0G6M/s320/radburn+-+neigbourhood+copy.jpg" style="display: block; height: 191px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 320px;" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Rangkuman elemen pada perencanaan Radburn: </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">The superblok – diletakkan berdekatan dengan bentuk yg persegi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Jalan yg dibangun dan direncanakan peruntukannya, untuk privat atau publik </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pemisahan yg jelas antara pedestrian dengan jalur mobil/kendaraan </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Houses turned around, dengan ruang keluarga dan ruang tidur menghadap garden dan park, sedangkan ruang servis menghadap akses jalan </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Park menjadi tulang punggung dari neigbourhood.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Digunakan nya cul-de-sac sebagai jalur memutar kendaraan yang melalui area perumahan. Pemisahan akses jalan pada neighbourhood dengan jalur arteri primer dilakukan untuk keamanan dan kenyamanan akitifitas warga itu sendiri seperti seperti sekolah dan park yg ada.</span></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11514233467275761672noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2066695669597242641.post-63806251705817875112012-10-24T11:02:00.000+07:002012-10-24T11:02:04.389+07:00Howard's Garden City<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgh3cb81QRFRqJZp24lHmjrlCN0fUXvZihmt3h36FfwH99ifQg9hvLYscFo6Q6s8PArmnLi3WZ3lxJq5wFISzkPYxoFzleo5un5haepkCm4b9UloL6ODbg5zYdYXP8gmZWU-vJS8ou3E7k/s1600-h/howard+copy.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5394491257366136306" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgh3cb81QRFRqJZp24lHmjrlCN0fUXvZihmt3h36FfwH99ifQg9hvLYscFo6Q6s8PArmnLi3WZ3lxJq5wFISzkPYxoFzleo5un5haepkCm4b9UloL6ODbg5zYdYXP8gmZWU-vJS8ou3E7k/s320/howard+copy.jpg" style="display: block; height: 274px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 212px;" /></a><br />
<div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tulisan ini berdasarkan literatur buku: "Emerging Concepts in Urban Space Design", oleh Broudbent, Geoffrey. Semoga dapat membantu bagi yang memerlukan. </span></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> <br /><div style="text-align: justify;">
Gerakan Garden City merupakan pendekatan perencanaan perkotaan yang muncul pada tahun 1898 oleh Sir Ebenezer Howard di Inggris. Kota mengalami tekanan akibat populasi yg meningkat maka diciptakan kota baru dan banyak kota kecil di pingiran/ sekeliling kota lama. Hal ini juga untuk mengantisipasi urbanisasi ke pusat kota, sehingga kondisi pusat kota dapat dijaga. </div>
<br /><div style="text-align: justify;">
Pada tahun 1898, Sir Ebenezer Howard menerbitkan buku Tomorrow: A Peaceful Path to Real Reform (yang 4 tahun kemudian diterbitkan ulang dengan judul Garden Cities of Tomorrow), yang menuangkan idenya mengenai konsep perencanaan sebuah kota baru. Konsep ini menggabungkan aspek-aspek terbaik yang dimiliki oleh kota dan desa.<a name='more'></a></div>
</span><div style="direction: ltr; margin: 0pt 0in; text-indent: 0in; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;">
</div>
<div style="direction: ltr; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0in; margin-top: 0pt; unicode-bidi: embed;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmQC_kH9DL975YUATXkmN2DEMd_scc663cOixG3CVqvcx2J18ouechoIhUC_K5PLBIlOh_5-TQf9QatasnUgblXtf5MbiJL3OWL1DMU1DaKbwCdUujJxAwq0L3ZsIcYSvmnehpkGCPrpE/s1600-h/Howard-three-magnets.png" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5394345955162002258" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmQC_kH9DL975YUATXkmN2DEMd_scc663cOixG3CVqvcx2J18ouechoIhUC_K5PLBIlOh_5-TQf9QatasnUgblXtf5MbiJL3OWL1DMU1DaKbwCdUujJxAwq0L3ZsIcYSvmnehpkGCPrpE/s320/Howard-three-magnets.png" style="display: block; height: 320px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 303px;" /></a><span style="font-size: 100%;"></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Three Magnet Diagram, Garden City menggabungkan semua aspek terbaik yang dimiliki kota dan desa, untuk menciptakan sebuah kota baru yang nyaman dan aman bagi manusia. Aspek-aspek ini disederhanakan dalam Diagram 3 Magnet.</span></div>
<div style="direction: ltr; margin: 0pt 0in; text-indent: 0in; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhNEPbe-S9ZgG1Lb6T0cw84fZ1Iuauq94rTE32FU3eahTAS10q8ojzpEpvsmuPJSUOl5yfi_MShEMFv0umDOKbhrT2vSAM3xk_dBPP_yAHs6-iS66xom0vazt2-nX2EdnITRq2H0l8xyA/s1600-h/20071018-garden_city_overview+copy.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5394347715932849042" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhNEPbe-S9ZgG1Lb6T0cw84fZ1Iuauq94rTE32FU3eahTAS10q8ojzpEpvsmuPJSUOl5yfi_MShEMFv0umDOKbhrT2vSAM3xk_dBPP_yAHs6-iS66xom0vazt2-nX2EdnITRq2H0l8xyA/s320/20071018-garden_city_overview+copy.jpg" style="display: block; height: 238px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 320px;" /></a><span style="font-size: 100%;"></span></div>
<div style="direction: ltr; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0in; margin-top: 0pt; unicode-bidi: embed;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6bC0xnUxi1GPE2c3PMlpPIfWCxBcR5Yv75OgIs3vKjlx2WxhSO4gDiNp7fBOS9DFnwwfMTPkSlDvAHNhKkmNjOqwNvXf5SlHmXMT3M6qC9KBi4_iXEkHZ72ol1aAdi44iuBJ0wFeRc7c/s1600-h/20071018-garden_city_detail+copy.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5394348060984011554" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6bC0xnUxi1GPE2c3PMlpPIfWCxBcR5Yv75OgIs3vKjlx2WxhSO4gDiNp7fBOS9DFnwwfMTPkSlDvAHNhKkmNjOqwNvXf5SlHmXMT3M6qC9KBi4_iXEkHZ72ol1aAdi44iuBJ0wFeRc7c/s320/20071018-garden_city_detail+copy.jpg" style="display: block; height: 320px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 320px;" /></a><span style="font-size: 100%;"></span></div>
<div style="direction: ltr; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0in; margin-top: 0pt; unicode-bidi: embed;">
</div>
<div style="direction: ltr; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0in; margin-top: 0pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="color: black; font-family: "; font-size: 100%;">
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Idenya adalah pengelompokan fungsi kota secara konsentris. Central park sebagai pusat, lalu ring pertamanya adalah publik building yang kemudian dikelilingi lagi oleh ring yang terdiri dari parkland. Dipotong oleh 6 boulevard ke arah pusat dan dikelilingi oleh crystal palace: arcade kaca yang besar.. Ring berikutnya adalah perumahan (houses) yg dikelilingi oleh grand avenue dan green belt. Ring terluar adalah: factories, ware house, dairy market, coal yard, imber yard. Perencanaan ini diproyeksikan untuk 5500 bangunan dalam lahan 130x20 kaki, untuk populasi 30.000, terdapat 200 rumah</span></div>
<div style="direction: ltr; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0in; margin-top: 0pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="color: black; font-family: "; font-size: 100%;">
</span></div>
<div style="direction: ltr; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0in; margin-top: 0pt; unicode-bidi: embed;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjueUsQICsNj3jmln0j-qa7qZ8fdtZdtDcNzJFPuvREtW19-8Q0wb4kLsGClSib-rbuYwAToI8JPRGSx0mgFHL2OksuhQSr3nQdLycBPN455yV9iDtftHnGuZHMhhVIniezqUYc3lDzEYg/s1600-h/Garden_City_Concept_by_Howard+1902+copy.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5394349474106472082" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjueUsQICsNj3jmln0j-qa7qZ8fdtZdtDcNzJFPuvREtW19-8Q0wb4kLsGClSib-rbuYwAToI8JPRGSx0mgFHL2OksuhQSr3nQdLycBPN455yV9iDtftHnGuZHMhhVIniezqUYc3lDzEYg/s320/Garden_City_Concept_by_Howard+1902+copy.jpg" style="display: block; height: 320px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 306px;" /></a><span style="font-size: 100%;"></span></div>
<div style="direction: ltr; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0in; margin-top: 0pt; unicode-bidi: embed;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Garden City akan menjadi mandiri dan ketika mencapai populasi penuh, maka akan dikembangkan lagi sebuah Garden City didekatnya. Howard membayangkan suatu kumpulan dari beberapa Garden City sebagai satelit dari pusat kota, dihubungkan oleh jalan dan rel kereta api yang dapat menghubungkannya dalam beberapa menit. Seperti gambar di samping kiri. Dimana Howard memproyeksikan perencanaan tersebut dalam lahan 66.000 hektar untuk populasi 250.000. Garden City yang diterapkannya dapat dilihat pada Letchwort dan Welwyn.</span></div>
</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11514233467275761672noreply@blogger.com0